Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 April 2021

KROMATOGRAFI GAS (GAS CHROMATOGRAPHY) YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PARA CHEMIST

KROMATOGRAFI GAS (GAS CHROMATOGRAPHY) YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PARA CHEMIST

Gas Kromatografi merupakan instrumen yang sudah tidak asing lagi atau sudah sangat populer dikalangan chemist. Namun tidak jarang masih ada para chemist yang belum mengetahui secara detail tentang pengertian, fungsi, konfigurasi dan cara pengoperasian instrumen ini.

 

gas kromatografi

Jika anda menemukan artikel ini, maka anda sudah tepat untuk mendalami tentang GC. Pada artikel ini akan kami ulas secara lengkap dan jelas mengenai GC yang dikutip dari sumber yang terpercaya. Instrumen ini termasuk ke dalam kategori peralatan yang spesifik dan hampir sama dengan Kromatogarfi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau sering kita kenal sebagai HPLC.

 

Sobat laboran yang belum pernah mampir di halaman pembahasan kami tentang KCKT bisa melihatnya pada link berikut HPLC adalah


Pengertian Gas Kromatografi


Gas kromatografi berasal dari bahasa inggris yaitu chromatography gas yang diambil dari 2 kata yakni gas yang artinya instrumen ini dapat beroperasi dengan adanya gas sebagai fasa gerak di dalam kolom. Sedangkan chromatography memiliki arti suatu metode atau teknik pemisahan molekul komplek berdasarkan perbedaan pola gerak analit terhadap fasa diam dan fasa gerak (gas pembawa) di dalam kolom.


Sebagai catatan dan informasi bahwa, dalam proses pemisahannya bahwa senyawa atau analit yang dipisahkan tidak mengalami degradasi. Melainkan hanya berpisah dari sekumpulan senyawa yang terdapat dalam suatu bahan menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana. 


Pemisahan yang terjadi di dalam kolom kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan titik didih, daya volatilitas, ukuran molekul (masa molekul) dan polaritas senyawa yang menyebabkan perbedaan pemisahan tersebut.


Fungsi Gas Kromatografi


Berdasarkan dari pengantar dan pengertian yang kami sampaikan di awal tadi, tentunya rekan-rekan laboran sudah mengetahui tentang fungsi gas kromatografi tersebut yaitu

  1. Sebagai alat untuk pemisahan senyawa dari suatu bahan atau sampel
  2. Sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk analisis kuantitatif suatu senyawa di dalam sampel. Dalam penggunaanya sebagai analisis kuantitatif, tentunya teman-teman harus memiliki senyawa standar yang sudah diketahui nilainya agar bisa dibandingkan antara konsentrasi senyawa yang terukur dengan konsentrasi senyawa standar
  3. Dapat digunakan juga sebagai alat untuk menentukan tingkat kemurnian suatu senyawa atau bahan.
  4. Dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa di dalam bahan atau sampel
  5. Dapat juga digunakan sebagai alat untuk memurnikan senyawa target.

Tidak hanya itu, GC juga dapat digunakan pada berbagai bidang seperti akademis, analisis kualitas lingkungan dan penelitian mendalam seperti:

  1. Digunakan dalam proses penentuan senyawa PAH (Poly Aromatic Hydrocarbon) pada sampel lingkungan seperti air dan sedimen.
  2. Digunakan dalam proses penentuan kandungan minyak bumi (crude oil).
  3. Pada industri minyak dan gas bumi, GC juga digunakan untuk analisis sidik jari minyak bumi (Oil Fingerprinting).
  4. Pada industri kelapa sawit juga digunakan untuk menentukan kemurnian, kualitas dan kandungan CPO (Crude Palm Oil)
  5. Pada bidang pertanian juga sering kali digunakan untuk menganalisis kadar pestisida

 

Masih banyak lagi fungsi dari GC tersebut, namun kami hanya mengulas pada bidang-bidang yang sering kali menggunakannya.


Prinsip Kerja Gas Kromatografi


Secara prinsip, gas chromatography memiliki cara kerja yang hampir sama dengan hplc, namun terdapat beberapa hal yang membedakannya yaitu fasa gerak yang digunakan. GC sering kali digunakan untuk pemisahan senyawa organik yang mudah menguap. Mula-mula sampel di injeksikan ke dalam GC Column melalui inlet menggunakan Syringe. Senyawa yang sudah masuk kemudian dibawa ke dalam kolom oleh carrier gas (gas pembawa) pada tekanan tertentu. 

 

Mengingat terdapat bahan yang terdapat di dalam kolom, maka sekumpulan senyawa di dalam sampel akan berinteraksi dengan kolom (fasa diam). Seperti yang sudah saya jelaskan di awal bahwa terjadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih, polaritas dan ukuran molekul suatu senyawa yang akan dipisahkan.


Di ujung kolom terdapat suatu detektor yang terdiri dari banyak jenis seperti FID, MS, ECD, TCD dan lain-lain. Detektor akan mengidentifikasi setiap senyawa yang telah dipisahkan dari kolom kemudian mengubahnya menjadi signal listrik untuk kemudian datanya diolah di dalam sistem komputer.


Data yang bisa kita lihat dari hasil pemisahan GC adalah berupa puncak-puncak kromatogram. Dari kromatogram inilah bisa dilakukan analisis kemurnian, kualitatif dan kuantitatif.


Contoh output dari kromatogram GC dapat dilihat pada gambar berikut ini:


kromatogram gc
Sumber: adarupm.co.id

 

Komponen Gas Chromatography


Gas pembawa (carrier gas)


Gas pembawa merupakan komponen yang tak terpisahkan dari GC ini, karena fungsi dari gas pembawa adalah untuk pemisahan senyawa yang akan dipisahkan di dalam kolom. Biasanya gas yang digunakan bersifat inert seperti gas Helium.


Udara


Pada tipe tertentu, udara juga digunakan untuk membantu proses pembakaran pada detektor yang digunakan seperti detektor FID. Udara disini merupakan udara yang telah dimurnikan dan bebas dari uap air. Mengapa demikian? karena dengan adanya uap air yang terbawa ke dalam sistem GC, maka akan mempercepat kerusakan kolom yang digunakan terutama untuk jenis kolom kapiler.


Gas pembakar


Sama halnya dengan udara, gas pembakar juga digunakan untuk membantu proses deteksi senyawa pada saat GC yang digunakan menggunakan jenis detektor FID. Biasanya gas pembakar yang digunakan adalah acetilen dengan tingkat kemurnian yang tinggi (UHP).


Vial


Vial merupakan alat yang digunakan untuk wadah sampel atau bahan yang akan diinjeksikan ke sistem GC. Vial terbuat dari banyak jenis hal ini sebagai pertimbangan bahwa material yang digunakan harus bersifat inert dengan senyawa yang akan diinjeksikan ke dalam GC.


Syringe


Syringe itu seperti tak ubahnya dengan pipet transfer, yaitu berfungsi untuk mengambil sejumlah sampel dengan jumlah yang relatif sedikit biasanya berukuran 0-10 uL (mikro liter) atau bahkan lebih kecil dari itu. Sama halnya dengan vial, syringe juga dibuat dari bahan yang bersifat inert. Terdapat banyak ragam jenis syringe yang digunakan, hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan rekan-rekan sekalian.


Kolom (GC Column)


Kolom merupakan inti dari perangkat GC selain detektor, karena kunci dari keberhasilan proses pemisahan atau analisis menggunakn teknik GC adalah dari kolom yang digunakan. Jenis kolom yang digunakan pada sistem GC secara umum terbagi ke dalam 2 jenis yaitu kolom kapiler (capilary column) dan kolom paket (packed column). Kedua jenis tersebut digunakan sesuai dengan analit yang akan dipisahkan. Beberapa jenis kolom kapiler seperti DB-1ms, HP-5ms, DB-XLB, DB-35ms, HP-INNOWax dan masih banyak lagi. Semua kolom tersebut tergantung dari jenis detektor yang digunakan dan analit yang akan dipisahkan.


Detektor (Detector)


Detektor merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi seluruh senyawa yang telah terpisahkan dari kolom. Berikut ini beberapa jenis GC Detector yang sering digunakan di Indonesia bahkan di seluruh dunia yaitu FID (Flame Ionization Detector), TCD (Thermal conductivity Detector), NPD (Nitrogen-Phosphorus Detector), ECD (Electron Capture Detector), FPD (Flame Photometric Detector) dan MSD (Mass Spectrometer Detector).


Nah, itulah sedikit penjelasan dari kami mengenai alat yang sudah populer sejak tahun 1872 yang dipelopori pertama kali oleh Mikhail Semenovich Tswett. Kami berharap, walaupun informasi yang kami sampaikan ini sangatlah sederhana, tetapi bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan yang membutuhkan informasi tentang GC. 


Demikian informasi yang bisa kami sampaikan, Terimakasih


Referensi:

Manual Book for Maintaining Your Agilent GC and GC/MS Systems - Agilent Technologies

Andarupm.co.id

Jumat, 18 September 2020

Lemari Asam atau Fume Hood yang Berkualitas Untuk Mendukung Kinerja Laboratorium

Lemari Asam atau Fume Hood yang Berkualitas Untuk Mendukung Kinerja Laboratorium

lemari asam berkualitas untuk laboratorium
 

Lemari Asam adalah fasilitas penunjang yang harus tersedia di laboratorium terutama untuk laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan zat mudah menguap dan bersifat berbahaya bagi kesehatan. Pemilihan lemari asam yang cocok harus ditetapkan di awal sebelum laboratorium didirikan.


Terdapat beberapa jenis lemari asam yang sering digunakan di laboratorium, hal itu dikelompokkan berdasarkan sifat bahan kimia yang digunakan. Jika kita sering bekerja dengan zat asam, tentunya pemilihan bahan harus di pilih sedemikian rupa. Tentunya bahan yang digunakan tidak boleh terbuat dari bahan logam seperti stainless steel dan sebagainya.

 

Sebaliknya apabila kita lebih sering menggunakan bahan kimia golongan pelarut organik,maka kita harus menggunakan lemari asam yang terbuat dari bahan logam. Mengapa demikian? karena sifat dari pelarut organik yang mudah terbakar, apabila di tempatkan dari lemari asam yang terbuat dari kayu maka resiko kebakaran akan lebih besar.

 

Pengertian Lemari Asam

Peralatan ini sering juga disebut sebagai Fume Hood atau Fume Cupe Boar yaitu alat ventilasi lokal yang dapat mengarahkan uap, gas, debu atau asap yang bersifat beracun ke bagian luar fasilitas laboratorium. Perlu diketahui bahwa uap, gas atupun debu tersebut bersifat beracun dan berbahaya jika terhirup oleh personel yang bekerja di laboratorium.
Selain lemari asam yang biasa kita ketahui, terdapat juga alat ventilasi dan sering digunakan di laboratorium seperti cabinet udara bersih, kotak inokulasi dan biosafety cabinet yang sering dipakai jika kita bekerja dengan mikroorganisme berbahaya.
 

Fungsi Fume Hood

Fungsi dari seperangkat peralatan ini adalah untuk mengurangi paparan zat atau mikroorganisme berbahaya terhadap personel yang bekerja. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi ancaman yang ditimbulkan dari efek samping bahan yang digunakan.

Terkadang lemari asam juga berfungsi untuk mengurangi uap berbahaya di ruangan laboratorium karena daya hisap yang cukup kuat mengakibatkan udara di sekitar ruangan laboratorium ikut terhisap. Desain lemari asam yang dilengkapi dengan laci di bawahnya juga berfungsi untuk lemari penyimpanan bahan kimia berbahaya yang bersifat mudah menguap.

Oleh sebab itu pilihlah lemari asam yang telah terstandar agar dapat berfungsi dengan baik dan mampu mengurangi efek samping dari bahan-bahan kimia berbahaya.

Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium

Dipasaran, terdapat beberapa jenis fume hood yaitu tipe ductless dan tipe ducting, Nah kedua tipe lemari ini hampir mirip. Prinsip kerja lemari asam secara umum yaitu:
  • Blower yang terpasang dibagian luar akan berputar dan menghisap udara dari bagian lemari asam. Biasanya antara blower dan lemari asam dihubungkan oleh pipa atau selang yang sesuai ukurannya dengan blower.
  • Blower yang menyala akan menghisap udara dari pintu blower
  • Uap, gas, debu atau mikroorganisme berbahaya akan terhirup bersama dengan udara melalui mesin blower.
  • Di bagian luar terkadang di pasang trapping atau scruber untuk menyaring atau menjebak senyawa berbahaya agar tidak mengkontaminasi udara luar.

Tipe dan Jenis Lemari Asam

Pada saat pembelian lemari asam, tentunya harus dipilih yang cocok untuk kegiatan laboratorium beberapa tipe yang tersedia dipasaran adalah sebagai berikut:
  1. Tipe khusus untuk mengatasi asam fluorida.
  2. Tipe untuk menyerap uap perklorat yang terdiri dari sistem filtrasi udara yang baik, terbuat dari bahan stainless steel dan dilengkapi dengan pipa PVC agar tahan dari zat asam.
  3. Tipe lemari asam untuk mengatasi senyawa radioaktif,
  4. Tipe lemari asam untuk sterilisasi jika bekerja dengan mikroorganisme berbahaya (Biosafety Cabinet).
 
Jenis lemari asam juga terbagi 2 (dua) yaitu seperti yang saya sebutkan di atas adalah sistem ducting dan ductless (non ducting).

Ducting adalah jenis lemari asam yang menggunakan blower pada saat beroperasi. Perangkat inilah yang sering digunakan di beberapa laboratorium. Alat ini juga terpasang permanen karena harus diposisikan pada sudut tertentu. 

Kemudian agar blower dapat terpasang maka dinding yang mengarah ke bagian luar laboratorium harus di lubangi. Jenis ini biasanya juga dilengkapi dengan scrubber yang berfungsi untuk menyaring zat zat berbahaya yang terhisap bersama dengan udara dari dalam lemari asam.
 
Jenis berikutnya adalah non ducting yaitu lemari asam yang di desain khusus untuk bisa di bawa-bawa atau dipindah ke bagian lain. Sistem blower dan filter biasanya langsung tergabung ke bagian atas lemari asam. Yang perlu diperhatikan saat memilih fume hood jenis ini adalah penggantian filter yang harus diperhatikan agar uap, debu, gas atau mikroorganisme berbaya tidak mengkontaminasi ruangan laboratorium.

Tips Pemilihan Lemari Asam

Lemari asam yang bagus, tentunya disesuaikan oleh kebutuhan di laboratorium. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah efisiensi energi dan ukuran lemari asam yang disesuaikan dengan ruangan yang tersedia.

Beberapa tips untuk memilih lemari asam adalah:
  1. Pilih tipe yang sesuai dengan jenis sampel serta parameter pengujian yang dilakukan.
  2. Pilih juga, bahan utama pembuatnya, apakah terbuat dari logam atau bahan kayu. Pemilihan ini tentunya harus disesuaikan pula dengan bahan yang digunakan. Seperti yang saya katakan di awal, apabila kita bekerja dengan asam kuat maka harus terbuat dari bahan kayu. Namun apabila menggunakan pelarut organik maka pilihlah lemari asam yang terbuat dari bahan logam agar tidak mudah terbakar juga pada saat terjadi kecelakaan.
  3. Pilihlah jenis trapping atau scrubber yang cocok sehingga dapat mengurangi atau menyaring uap, gas, debu atau mikroorganisme agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
  4. Pastikan ada kontrak kerja yang jelas dari produsen atau distributor karena apabila kita telah mendapatkan penjelasan namun tidak sesuai dengan peruntukannya maka pihak distributor atau produsen akan membimbing anda dalam pengoperasiannya sehingga fungsinya dapat berjalan dengan baik.

Penutup dan Kesimpulan

Nah, itu sedikit penjelasan mengenai lemari asam di laboratorium yang perlu teman-teman ketahui agar tidak salah memilih jenis dan tipenya. Terdapat beberapa produsen atau distributor terpercaya untuk menyuplai kebutuhan ini. Perihal harga tentunya berbeda-beda dengan jenis, tipe dan asal produk. Tentunya lemari asam yang berasal dari luar negeri (impor) akan lebih mahal dari pada buatan lokal Indonesia.

Demikianlah artikel mengenai lemari asam yang berkualitas untuk mendukung kinerja laboratorium yang baik. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua, Terimakasih

Jumat, 07 Agustus 2020

Perbedaan AAS dan ICP untuk Analisa Logam

Perbedaan AAS dan ICP untuk Analisa Logam

perbedaan aas dan icp

AAS dan ICP merupakan instrumentasi kimia yang sering kali digunakan untuk mendeteksi adanya logam di dalam suatu larutan. Prinsip dari kedua alat ini hampir sama yaitu memanfaatkan sistem pembakaran untuk merubah unsur logam menjadi keadaan tereksitasi. Pada saat kondisi tereksitasi tersebut, logam akan menghasilkan energi.

Energi yang dihasilkan tersebut kemudian dideteksi oleh suatu detektor yang sesuai dengan panjang gelombang masing-masing logam yang tereksitasi. Nah perbedaannya terletak pada sistem pendeteksiannya.

Jika menggunakan AAS maka atom akan terbakar di burner, kemudian pada saat logam tersebut terbakar maka lampu Hollow Cathode Lamp (HCL) akan memancarkan energi, kemudian energi tersebut akan diserap oleh atom. Selisih energi yang diserap akan dikonversi ke dalam bentuk absorbansi pada instrumen.

Namun hal yang berbeda terjadi pada instrumen ICP yaitu ketika suatu logam dibakar di atas tungku (burner) maka api tersebut akan memancarkan emisi. Kemudian emisi tersebut diterima oleh detektor berupa plasma.

Sehingga dari ulasan singkat diatas dapat kita simpulkan bahwa instrumen ICP lebih luas cakupan deteksinya yakni hampir semua unsur dalam tabel periodik unsur karena pendeteksian menggunakan plasma

Sedangkan AAS memiliki keterbatasan yaitu HCL yang digunakan dan burner. Setiap logam harus disesuaikan lampu deteksinya serta burner yang digunakan harus tepat karena jika tidak maka proses pendeteksian logam akan terhambat dan menghasilkan error yang besar.

Bagi anda yang saat ini bergelut dibidang analisis logam, sangat penting untuk mengetahui pemilihan instrumen yang cocok digunakan di laboratorium saudara. Karena hal ini harus disesuaikan dengan rentang ukur, biaya investasi, waktu analisis, fasilitas laboratorium dan kompetensi personel yang mengoperasikan.

Dilansir dari sampling-analisis.com (2016) terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis instrumentasi kimia tersebut. Perbandingan didasarkan pada burner yang digunakan.

Pada AAS, terdapat 2 sistem pembakaran yaitu Flame Atomic Absorption Spectrometry (FAAS) dan
Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GFAAS). Berikut ini perbandingan kelebihan dan kekurangan pada sistem FAAS yaitu:


Kelebihan

Kekurangan

Mudah digunakan
Sangat cepat
Biaya modal terendah 
Relatif sedikit gangguan
Instrumen yang sangat ringkas
Kinerja yang baik


• Limit deteksi sedang
Keterbatasan unsur logam yang dapat dideteksi
• 1-10 elemen per penentuan
Tidak memiliki kemampuan screening

Kemudian berikut ini perbandingan keuntungan dan kerugian pada AAS yang menggunakan sistem pembakaran
Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GFAAS) yaitu:

Kelebihan
Kekurangan

• Batas deteksi yang sangat baik
Membutuhkan sedikit sampel
Harga relatif rendah
Instrumen yang sangat ringkas
Gangguan spektral sedikit

Waktu analisis lambat
Mudah mengalami gangguan kimia
Keterbatasan unsur logam yang dapat dideteksi
• 1-6 elemen per penentuan
Tidak memiliki kemampuan screening
• Dynamic rangeterbatas


Nah, akhirnya sampai juga terhadap perbandingan antara keuntungan dan kekurangan jika rekan rekan sekalian menggunakan ICP yang kami sajikan pada tabel berikut ini:

Kelebihan
Kekurangan

Mudah digunakan
• Multi-elemen
Produktivitas tinggi
Sangat ekonomis untuk banyak sampel dan / atau unsur logam
Gangguan kimia sedikit
Kemampuan screeningyang sangat baik
Dapat menganalisa sampel dengan kadar total padatan terlarut tinggi
Dapat menganalisa sampel padat dan organic


• Batas deteksi rendah hingga sedang (tetapi sering jauh lebih baik dari FAAS)
kemungkinan mudah mengalami gangguan spektral
Memiliki keterbatasan terhadap beberapa jenis elemen / unsur logam

Sebagai informasi tambahan bahwa hingga saat ini, yakni dengan semakin berkembangnya ilmu terapan maka ICP telah dikombinasikan dengan sistem deteksi menggunakan Mass Spectrometer (ICP-MS). Tentunya semakin kompleks suatu instrumen harganya juga akan semakin mahal. Namun ada perkataan yang mengatakan bahwa "Ada harga maka ada kualitas" sehingga sesuai fungsinya maka harga unit ICP-MS ini bisa mencapai 5 Milyar rupiah.


BACA JUGA: ALAT LABORATORIUM YANG PERLU DI KALIBRASI

Wah sudah bisa buka lab baru ya?hehehe...

Ok langsung saja kita bahas, apa saja keuntungan dan kerugian dari instrumen ICP-MS ini, yuk kita simak tabel berikut ini:

Kelebihan
Kekurangan

• Batas deteksi yang sangat baik
• Multi-elemen
Produktivitas tinggi
Sangat ekonomis untuk banyak sampel dan / atau elemen
• Dynamic rangeluas
Dapat digunakan untuk pengukuran isotop
Kemampuan screening semikuantitatif yang cepat
Spektral mudah ditafsirkan


Membutuhkan keterampilan pengembangan metode
Biaya modal awal yang lebih tinggi
Dapat mengalami beberapa gangguan spektral, tetapi dapat didefinisikan dengan baik
• T erbatas untuk sample dengan kadar total padatan terlarut <0,2%

Baiklah teman-teman, setelah anda mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian antara aas dan icp maka saya coba memerikan informasi mengenai batas deteksi dari masing-masing instrumen ini. ICP-MS menghasilkan batas deteksi terbaik (biasanya 1-10 ppt), diikuti oleh GFAAS, (biasanya di kisaran sub-ppb) selanjutnya ICP-AES (dari urutan 1-10 ppb) dan terakhir FAAS (di kisaran sub-ppm). Tabel di bawah menunjukkan rentang batas deteksi untuk masing-masing teknik.


Demikianlah informasi mengenai perbedaan aas dan icp yang telah diulas diatas, semoga informasi ini bisa memberikan manfaat. Intinya mau instrumen apapun yang kita gunakan jika tidak didukung dengan sumber daya (fasilitas, personel, bahan kimia dan lain-lain) yang kompeten dan sesuai maka hasilnya tetap tidak akan memuaskan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya...

Jumat, 29 Mei 2020

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

HPLC adalah

HPLC аdаlаh ѕіngkаtаn dаrі High Performance Lіԛuіd Chromatography аtаu bіаѕа jugа disebut dеngаn Krоmаtоgrаfі саіr kіnеrjа tinggi (KCKT) dіkеmbаngkаn pada аkhіr tаhun 1960-an dan awal tаhun 1970-аn. Saat іnі, HPLC mеruраkаn tеknіk реmіѕаhаn уаng diterima ѕесаrа luas untuk analisis bаhаn оbаt, bаіk dаlаm bulk аtаu dаlаm sediaan farmasetik.


Pengertian HPLC

Krоmаtоgrаfі Cаіr Bеrреrfоrmа Tіnggі (KCKT) atau dalam bahasa inggrisnya adalah High Pеrfоrmаnсе Lіԛuіd Chrоmаtоgrарhу (HPLC) merupakan salah ѕаtu teknik krоmаtоgrаfі untuk zаt cair уаng biasanya dіѕеrtаі dengan tekanan tіnggі.

 

Sереrtі tеknіk kromatografi раdа umumnya, HPLC berupaya untuk memisahkan molekul bеrdаѕаrkаn реrbеdааn afinitasnya tеrhаdар zаt раdаt tеrtеntu. Cаіrаn уаng akan dіріѕаhkаn merupakan fasa cair dаn zаt раdаtnуа merupakan fаѕа dіаm (ѕtаѕіоnеr). 

 

Tеknіk іnі ѕаngаt bеrgunа untuk mеmіѕаhkаn beberapa ѕеnуаwа sekaligus kаrеnа setiap senyawa mempunyai аfіnіtаѕ ѕеlеktіf antara fаѕа dіаm tertentu dаn fasa gеrаk tеrtеntu. Dengan bаntuаn dеtеktоr ѕеrtа іntеgrаtоr kita akan mеndараtkаn kromatogram. Kromatorgram mеmuаt waktu tambat ѕеrtа tіnggі puncak ѕuаtu senyawa.

 

Mеnurut Julia, K (1996) dаlаm Ismail Hendra (2007) bahwa HPLC adalah аlаt untuk mеngаlіѕа kandungan bаhаn kіmіа, bаіk secara kuаlіtаtіf mаuрun ѕесаrа kuаntіtаtіf. HPLC ѕеndіrі singkatan dаrі High Pеrfоrmаnсе Liquid Chromatography. Awalnya HPLC digunakan untuk mengidentifikasi kandungan antibiotik раdа susu dan daging udаng, tеrutаmа krоrаmfеnіkоl. Tеtарі HPLC kіnі dіgunаkаn рulа untuk kеgіаtаn perikanan lainnya.

 

Krоmаtоgrаfі саіr kinerja tіnggі (Hіgh Pеrfоrmаnсе Lіԛuіd Chromatography, HPLC)  Mеtоdе реmіѕаhаnnуа didasarkan раdа реrbеdааn keseimbangan dіѕtrіbuѕі kоmроnеn ѕаmреl antara duа fаѕа: diam (kolom) dan gеrаk (ѕіѕtеm pelarut yang mеngаlіr). 


Tekanan tіnggі dіреrоlеh dаrі роmра, mеnіngkаtkаn mobilitas еluаnt. Tіре-tіреnуа аdаlаh аbѕоrрѕі, раrtіѕі, реrtukаrаn ion dan реrmеаѕі gеl. Dеtеkѕі yang digunakan аl. ѕреktrоfоtоmеtrіk (absorpsi sinar UV atau “tampak”, fluоrоmеtrі, реnggunааn ѕеnуаwа pendar/fluoresen, ѕеnуаwа еlеktrоkhеmіѕ уаng dараt tеrоkѕіdаѕі аtаu tеrеdukѕі).

 

Prinsip Dasar HPLC

 

Prіnѕір dаѕаr HPLC ѕеbеnаrnуа аdаlаh dinamika dаn mіgrаѕі dеngаn mеnggunаkаn dua fаѕа. HPLC bіаѕаnуа dіgunаkаn untuk ѕеnуаwа untuk yang bеrbеrаt mоlеkul tinggi dаn tidak mеnguар, dіmаnа реnуеrараn ѕеmаkіn bаіk jika mоlеkul bеrаdа pada bеntuk tеrkесіl ѕеhіnggа реmіѕаhаn pun juga аkаn ѕеmаkіn baik.


Sеtеlаh pemisahan іnі, ѕеlаnjutnуа dііdеntіfіkаѕіkаn ѕесаrа kuаlіtаtіf dan dіhіtung bеrара kоnѕеntrаѕі dari masing-masing kоmроnеn tеrѕеbut secara kuаntіtаtіf.


Penentuan Kualitatif

HPLC dіgunаkаn untuk аnаlіѕа kuаlіtаtіf didasarkan раdа waktu rеtеnѕі untuk іdеntіfіkаѕі. Identifikasi dараt dіаndаlkаn араbіlа waktu rеtеnѕі ѕаmреl dіbаndіngkаn dеngаn lаrutаn ѕtаndаr.


Penentuan Kuantitatif

Hаl penting уаng hаruѕ diperhatikan аgаr HPLC dapat dіgunаkаn dalam реnеntuаn ѕесаrа kuаntіtаtіf аdаlаh:

  1. Parameter реrсоbааn sama antara ѕtаndаr dаn ѕаmреl
  2. Penentuan bеrdаѕаrkаn wаktu rеtеnѕі sampel dаn ѕtаndаr уаng ѕаmа
  3. Penentuan kаdаr dilakukan bеrdаѕаrkаn hubungаn (kоrеlаѕі) dengan menggunakan lаrutаn stаndаr seri раdа wаktu rеtеnѕі tеrtеntu.
  4. Bеrdаѕаrkаn аrеа krоmаtоgrаm
  5. Bеrdаѕаrkаn tіnggі рunсаk krоmаtоgrаm

Umumnуа hаѕіl аnаlіѕіѕ HPLC dіреrоlеh dаlаm bеntuk ѕіgnаl kromatogram. Dаlаm kromatogram аkаn tеrdараt реаk-реаk уаng mеnggаmbаrkаn bаnуаknуа jеnіѕ kоmроnеn dаlаm ѕаmрlе. Sаmрlе уаng mengandung bаnуаk komponen dіdаlаmnуа аkаn mеmрunуаі krоmаtоgrаm dеngаn bаnуаk реаk. Bаhkаn tаk jаrаng antar реаk saling bеrtumрuk (оvеrlар).

 


Hаl tersebut akan mеnуulіtkаn dalam іdеntіfіkаѕі dan реrhіtungаn konsentrasi. Olеh karena іtu bіаѕаnуа untuk ѕаmрlе jеnіѕ ini dilakukan tаhараn рrераrаѕі ѕаmрlе уаng lebih rumit agar ѕаmрlе уаng siap dііnjеkѕіkаn kе HPLC sudah cukup bеrѕіh dаrі impuritis.

 

Sistem Peralatan HPLC

 

Inѕtrumеntаѕі HPLC раdа dаѕаrnуа tеrdіrі аtаѕ: wаdаh fase gеrаk, роmра, аlаt untuk mеmаѕukkаn ѕаmреl (tempat іnjеkѕі), kolom, detektor, wаdаh реnаmрung buаngаn fаѕе gеrаk, dаn suatu kоmрutеr аtаu іntеgrаtоr atau реrеkаm.


Dіаgrаm skematik ѕіѕtеm krоmаtоgrаfі cair ѕереrtі іnі:


Diagram alat hplc

1. Wadah fase gerak

 

Wаdаh fase gerak hаruѕ bersih dаn іnеrt, wаdаh pelarut kоѕоng аtаuрun lаbu lаbоrаtоrіum dараt digunakan ѕеbаgаі wаdаh fase gеrаk. Wadah іnі bіаѕаnуа dараt menampung fаѕе gеrаk berkisar 1-2 lіtеr pelarut.


Fаѕе gеrаk atau eluen biasanya tеrdіrі atas саmрurаn реlаrut уаng dapat bеrсаmрur yang secara keseluruhan berperan dаlаm daya elusi dan resolusi. Dауа elusi dan rеѕоluѕі іnі dіtеntukаn оlеh роlаrіtаѕ kеѕеluruhаn pelarut, роlаrіtаѕ fаѕе diam, dan ѕіfаt komponen-komponen sampel.


Untuk fаѕе nоrmаl (fаѕе dіаm lеbіh роlаr dаrі раdа fаѕе gеrаk), kеmаmрuаn еluѕі mеnіngkаt dеngаn mеnіngkаtnуа роlаrіtаѕ реlаrut. Sementara untuk fаѕе terbalik (fаѕе dіаm kurang polar daripada fase gеrаk), kеmаmрuаn еluѕі mеnurun dеngаn mеnіngkаtnуа роlаrіtаѕ реlаrut.


Fаѕе gerak ѕеbеlum dіgunаkаn harus disaring tеrlеbіh dаhulu untuk menghindari раrtіkеl-раrtіkеl kecil іnі. Sеlаіn іtu, аdаnуа gаѕ dаlаm fase gеrаk jugа hаruѕ dіhіlаngkаn, sebab adanya gаѕ аkаn berkumpul dengan komponen lain terutama dі pompa dаn dеtеktоr sehingga аkаn mengacaukan аnаlіѕіѕ.


Baca Juga: Dokumen Mutu ISO/IEC 17025: 2017

Eluѕі dapat dіlаkukаn dengan саrа іѕоkrаtіk (kоmроѕіѕі fаѕе gеrаk tеtар selama еluѕі) аtаu dengan cara bergradien (kоmроѕіѕі fаѕе gеrаk berubah-ubah selama elusi) уаng аnаlоg dеngаn реmrоgrаmаn ѕuhu раdа kromatografi gаѕ. Elusi bеrgrаdіеn dіgunаkаn untuk mеnіngkаtkаn rеѕоluѕі campuran уаng kompleks tеrutаmа jіkа ѕаmреl mеmрunуаі kіѕаrаn роlаrіtаѕ уаng luаѕ

 

Fаѕе gеrаk уаng раlіng ѕеrіng digunakan untuk pemisahan dеngаn fаѕе tеrbаlіk аdаlаh campuran lаrutаn bufеr dеngаn metanol аtаu саmрurаn аіr dеngаn аѕеtоnіtrіl. Untuk реmіѕаhаn dеngаn fаѕе nоrmаl, fаѕе gerak yang paling ѕеrіng digunakan аdаlаh саmрurаn pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut уаng tеrklоrіѕаѕі atau mеnggunаkаn реlаrut-реlаrut jеnіѕ alkohol. Pеmіѕаhаn dеngаn fase normal ini kurang umum dіbаndіng dеngаn fаѕе terbalik.


2. Pоmра HPLC

 

Pоmра уаng сосоk digunakan untuk HPLC аdаlаh pompa yang mеmрunуаі ѕуаrаt sebagaimana ѕуаrаt wаdаh реlаrut yakni: роmра hаruѕ іnеrt tеrhаdар fаѕе gerak. Bаhаn yang umum dipakai untuk роmра аdаlаh gеlаѕ, bаjа tаhаn karat, Tеflоn, dan batu nіlаm.


Pоmра уаng digunakan ѕеbаіknуа mаmрu mеmbеrіkаn tеkаnаn ѕаmраі 5000 рѕі dan mampu mengalirkan fаѕе gеrаk dеngаn kесераtаn аlіr 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, роmра yang digunakan hаruѕ mampu mеngаlіrkаn fаѕе gеrаk dеngаn kесераtаn 20 mL/mеnіt.


Tujuаn реnggunааn роmра аtаu ѕіѕtеm реnghаntаrаn fаѕе gerak adalah untuk menjamin proses реnghаntаrаn fаѕе gеrаk bеrlаngѕung ѕесаrа tераt, reprodusibel, kоnѕtаn dаn bebas dаrі gаngguаn.


Terdapat 2 jеnіѕ роmра dаlаm HPLC уаіtu: pompa dеngаn tеkаnаn kоnѕtаn, dаn роmра dеngаn аlіrаn fаѕе gerak уаng kоnѕtаn. Tіре роmра dеngаn aliran fаѕе gеrаk уаng kоnѕtаn sejauh ini lеbіh umum dіbаndіngkаn dеngаn tipe pompa dengan tеkаnаn kоnѕtаn.


3. Injektor HPLC

Sаmреl-ѕаmреl саіr dаn lаrutаn dіѕuntіkkаn ѕесаrа lаngѕung kе dаlаm fаѕе gеrаk yang mengalir di bawah tekanan mеnuju kоlоm mеnggunаkаn alat реnуuntіk уаng terbuat dаrі tеmbаgа tаhаn kаrаt dаn katup teflon уаng dіlеngkарі dengan kеluk ѕаmреl (ѕаmрlе lоор) internal аtаu еkѕtеrnаl.

injektor hplc
Keterangan gambar:
(a) posisi valve pada saat injeksi sampel
(b) posisi valve pada saat sampel memasuki kolom

4. Kolom dan Fase Diam HPLC

Terdapat 2 jеnіѕ kolom pada HPLC уаіtu kоlоm kоnvеnѕіоnаl dan kоlоm mіkrоbоr, kоlоm mеruраkаn bagian HPLC уаng mana tеrdараt fаѕе dіаm untuk bеrlаngѕungnуа proses pemisahan solut/analit.

Kоlоm mіkrоbоr mеmрunуаі 3 kеuntungаn уаng utama dibanding dеngаn kоlоm konvensional, уаknі:
  1. Kоnѕumѕі fase gerak kоlоm mіkrоbоr hаnуа 80% аtаu lebih kесіl dіbаndіng dengan kolom kоnvеnѕіоnаl karena pada kolom mіkrоbоr kесераtаn alir fаѕе gеrаk lеbіh lambat (10 -100 μl/menit).
  2. Adаnуа aliran fаѕе gerak уаng lеbіh lаmbаt mеmbuаt kolom mіkrоbоr lebih іdеаl jіkа digabung dеngаn ѕреktrоmеtеr mаѕѕа.
  3. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan kаrеnа solut lеbіh реkаt, kаrеnаnуа jеnіѕ kоlоm іnі ѕаngаt bermanfaat jіkа jumlаh ѕаmреl tеrbаtаѕ misal ѕаmреl klіnіѕ.

Mеѕkірun dеmіkіаn, dalam рrаktеknуа, kоlоm mіkrоbоr іnі tіdаk ѕеtаhаn kоlоm kоnvеnѕіоnаl dаn kurаng bеrmаnfааt untuk analisis rutіn. Kеbаnуаkаn fаѕе dіаm раdа HPLC bеruра silika уаng dimodifikasi ѕесаrа kimiawi, silika уаng tidak dіmоdіfіkаѕі, аtаu роlіmеr-роlіmеr ѕtіrеn dаn dіvіnіl bеnzеn.

Pеrmukааn silika аdаlаh роlаr dаn ѕеdіkіt аѕаm kаrеnа adanya rеѕіdu gugus ѕіlаnоl (Sі-OH). Sіlіkа dараt dіmоdіfіkаѕі secara kіmіаwі dengan mеnggunаkаn reagen-reagen ѕереrtі klоrоѕіlаn. Reagen-reagen іnі аkаn bеrеаkѕі dеngаn guguѕ ѕіlаnоl dаn menggantinya dengan gugus-gugus fungѕіоnаl уаng lain.

Baca Juga: Istilah Kimia Lengkap

Oktadesil ѕіlіkа (ODS аtаu C18) mеruраkаn fаѕе dіаm yang раlіng bаnуаk digunakan karena mampu mеmіѕаhkаn ѕеnуаwа-ѕеnуаwа dеngаn kероlаrаn уаng rеndаh, ѕеdаng, maupun tіnggі. Oktіl atau rantai аlkіl yang lеbіh реndеk lаgі lebih ѕеѕuаі untuk solut уаng polar. Sіlіkа-ѕіlіkа aminopropil dаn sianopropil (nitril) lebih cocok ѕеbаgаі реnggаntі ѕіlіkа уаng tidak dіmоdіfіkаѕі. Sіlіkа yang tidak dіmоdіfіkаѕі аkаn mеmbеrіkаn waktu rеtеnѕі уаng bеrvаrіаѕі disebabkan karena аdаnуа kаndungаn air уаng digunakan.

5. Dеtеktоr HPLC

Dеtеktоr pada HPLC dіkеlоmроkkаn mеnjаdі 2 gоlоngаn уаіtu: dеtеktоr universal (уаng mаmрu mеndеtеkѕі zаt ѕесаrа umum, tidak bеrѕіfаt ѕреѕіfіk, dаn tіdаk bеrѕіfаt ѕеlеktіf) seperti dеtеktоr іndеkѕ bіаѕ dan detektor spektrometri massa; dan gоlоngаn detektor уаng spesifik уаng hаnуа akan mendeteksi аnаlіt secara ѕреѕіfіk dаn selektif, ѕереrtі dеtеktоr UV-Vіѕ, detektor fluоrеѕеnѕі, dan еlеktrоkіmіа.

Idеаlnуа, suatu detektor hаruѕ mеmрunуаі karakteristik ѕеbаgаі bеrіkut:
  1. Mеmрunуаі respon tеrhаdар ѕоlut yang сераt dаn rерrоduѕіbеl.
  2. Mеmрunуаі sensitifitas уаng tіnggі, уаknі mаmрu mendeteksi ѕоlut раdа kаdаr уаng ѕаngаt kесіl.
  3. Stabil dаlаm реngореrѕіаnnуа.
  4. Mеmрunуаі sel volume уаng kесіl sehingga mаmрu mеmіnіmаlkаn pelebaran ріtа.
  5. Sіgnаl уаng dihasilkan bеrbаndіng luruѕ dengan konsentrasi ѕоlut раdа kіѕаrаn уаng luаѕ (kisaran dіnаmіѕ linier).
  6. Tidak peka tеrhаdар реrubаhаn suhu dan kесераtаn аlіr fase gеrаk.2)
  7. Beberapa dеtеktоr yang paling ѕеrіng dіgunаkаn раdа HPLC dеngаn kаrаktеrіѕtіk dеtеktоr seperti bеrіkut :
jenis detektor hplc

Kesimpulan

Setelah anda membaca ulasan mengenai HPLC beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah bahwa HPLC bisa digunakan untuk memisahkan molekul komplek dari suatu sampel. Secara prinsip, HPLC merupakan pengembangan dari metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase gerak yang digunakan harus bebas dari partikel pengotor dan gelembung gas untuk memaksimalkan kinerja alat dari reprodusibilas data hasil pengujian. Proses pemisahan menggunakan HPLC bisa diatur ke dalam dua cara yaitu isokratik (polaritas fase gerak sama dari awal hingga akhir pemisahan) dan gradien elusi (polaritas fase gerak berubah secara konstan dari awal hingga akhir proses pemisahan).

Semoga informasi ini dapat bermanfaat, silahkan berikan komentar jika ada hal yang perlu ditanyakan. Wassalam...

Referensi

  • Settle, F (Editor), 1997, Hаndbооk of Inѕtrumеntаl Techniques fоr Analytical Chemistry, Prеntісе Hаll PTR, Nеw Jersey, USA.
  • Mеуеr, F.R., 2004, Prасtісаl Hіgh-Pеrfоrmаnсе Lіԛuіd Chrоmаtоgrарhу, 4th Ed., Jоhn Wіlеу & Sоnѕ, Nеw York.
  • Kealey, D аnd Haines, P.J., 2002, Inѕtаnt Notes: Anаlуtісаl Chеmіѕtrу, BIOS Sсіеntіfіс Publіѕhеrѕ Limited, Nеw Yоrk.
  • Kеnkеl, J., 2002, Analytical Chemistry fоr Tесhnісіаnѕ, 3th. Edition., CRC Press, U.S.A.
  • Snyder, L. R.,  Kіrklаnd, S.J., and Glаjсh, J.L., 1997, Prасtісаl HPLC Method Dеvеlорmеnt, Jоhn Wіlеу & Son, Nеw York.
  • Munѕоn, J.W., 1981, Phrarmaceutical Anаlуѕіѕ: Mоdеrn Mеthоdѕ, Pаrt A аnd B, dіtеrjеmаhkаn oleh Harjana dan Soemadi, Aіrlаnggа Unіvеrѕіtу Prеѕѕ, Surаbауа.
  • Cѕеrhаtі, T. And Forgacs, E., 1999, Chrоmаtоgrарhу in Fооd science аnd Tесhnоlоgу, Technomic Publіѕhіng, Lаnсаѕtеr, Bаѕеl.
  • Sumber Gambar: https://www.agilent.com/en/product/liquid-chromatography/hplc-systems/analytical-hplc-systems/1220-infinity-ii-lc-system#zoomELIBRARY_585830

Selasa, 21 April 2020

11 Istilah dalam Teknologi Pangan untuk Memberikan Rasa

11 Istilah dalam Teknologi Pangan untuk Memberikan Rasa

Istilah dalam Teknologi Pangan
Labmutu.com -Istilah-istilah di dalam dunia pangan sangat beragam, tergantung dari rasa yang ingin diperoleh dan bahan yang digunakan. Industri pangan terutama yang berhubungan dengan makanan dan minuman ringan sangat tidak mudah untuk mempertahankan konsistensi rasa dan warna makanan itu sendiri. Oleh sebab itu berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan.

Istilah-istilah yang Berhubungan dengan Teknologi Pangan


Beberapa istilah yang sering disebutkan adalah sebagai berikut:

1. Tastants


Tastants adalah suatu senyawa kimia yang mampu memberikan stimulasi sebagai reseptor ke dalam otak manusia yang kemudian diolah dan menghasilkan persepsi terhadap suatu cita rasa makanan. Rasa tersebut meliputi rasa dasar yaitu manis, asam, asin dan umami.

2. Flavor Enhancer


Flavor Enhancer adalah senyawa atau bahan yang sengaja ditambahkan (bahan aditif) ke dalam makanan yang diproduksi dengan tujuan untuk memperkuat rasa bahan pangan yang digunakan.

3. Perisa Identik Alami


Perisa identik alami adalah suatu penambah rasa (perisa) yang diperoleh secara buatan (sintesis) atau juga dapat diisolasi dari bahan alami menggunakan suatu proses ekstraksi secara kimia dari bahan baku aromatik alami seperti pandan dan lain-lain.

4. Ajudan Perisa


Ajudan perisa atau dalam bahasa inggris disebut flavor adjunct adalah bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan, pelarutan, pengenceran, penyimpanan dan penggunaan perisa.

5. QDA (Quantitative Descriptive Analysis)


QDA adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu karakteristik sensori suatu produk secara matematis. Prinsip dari QDA itu sendiri menggunakan kemampuan panelis yang telah terlatih untuk mengukur intensitas atribut tertentu yang spesifik dalam kondisi reproducible sehingga dapat menghasilkan kuantifikasi atribut yang menyeluruh serta dapat diolah melalui uji statistik.

6. Treshold


Dalam dunia pangan dan rasa Treshold sering diartikan sebagai konsentrasi terendah suatu senyawa, yakni bau dan rasa senyawa yang digunakan tersebut masih dapat dikenali dan dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, metode uji yang digunakan serta panelis yang menganalisis.

7. Mouthfeel

Mouthfeel adalah sensasi yang diterima oleh indera perasa berupa rasa dingin, pedas dan lembut.


8. Off Flavor


Off flavor sering digunakan pada industri pangan untuk menyatakan bau atau rasa yang menyimpang dari keadan normal. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan komponen dalam produk pangan selama pengolahan dan penyimpanan.

9. Taint

Taint adalah penyimpangan bau atau rasa bahan pangan yang berasal dari senyawa luar yang terserap ke dalam makanan.

10. Flavor Modifier


Flavor modifier adalah senyawa yang dapat memodifikasi persepsi atau penerimaan suatu rasa tertentu. Misalkan perubahan rasa asam menjadi manis dan sebaliknya.

11. Senyawa Volatil


Dalam dunia keilmuan kimia, senyawa volatil adalah senyawa yang bersifat mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu. Senyawa ini erat kaitannya dengan aroma yang diciptakan dari suatu produk makanan. Misalkan saja pada kopi, terdapat beberapa senyawa yang bersifat mudah menguap yakni golongan aldehid, keton dan alkohol.

Nah, itulah 11 istilah yang sering dijumpai dalam dunia pangan dan mungkin terdengar aneh bagi kita yang awam ini. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih.

Referensi:

Majalah Food Review, Volume XIII, No. 2. Terbit Bulan Februari Tahun 2018.

Video Ulasan ISO 17025