Jumat, 20 November 2020

Furniture Laboratorium Yang Sering Dibutuhkan Agar Rapih

Furniture Laboratorium Yang Sering Dibutuhkan Agar Rapih

furniture laboratorium

 

Furniture Laboratorium merupakan fasilitas yang bisa ditemukan di dalam laboratorium. Seperti yang kita ketahui, laboratorium sering digunakan untuk melakukan beberapa kegiatan seperti penelitian, pembelajaran, atau bahkan praktek ilmiah. Oleh sebab itu, dibutuhkan alat-alat yang tepat untuk mempermudah aktivitas tersebut.


Ada banyak sekali jenis furniture yang dibutuhkan di dalam laboratorium. Diantaranya seperti meja laboratorium, rak pipet, lemari asam, dan lain sebagainya. Masing – masing furniture mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketahui lebih banyak mengenai jenis furniture di laboratorium dan fungsinya disini.


Mengenal Jenis Furniture Laboratorium


Laboratorium merupakan sebuah tempat yang digunakan secara khusus untuk melakukan ilmiah. Di tempat ini beberapa pekerjaan seperti penelitian, praktik ilmiah, tempat pembuatan obat-obatan hingga peracikan bahan kimia dilakukan.


Untuk melakukan penelitian dan percobaan ilmiah, laboratorium membutuhkan perlengkapan yang memadai. Salah satunya adalah terkait furniture yang digunakan dalam ruangan tersebut. Beberapa furniture laboratorium yang pokok dan paling dibutuhkan diantaranya adalah:


1. Meja Laboratorium


Meja merupakan furniture yang tidak boleh dilewatkan dan harus ada di dalam sebuah laboratorium. Fungsi dari meja ini adalah untuk kebutuhan penelitian atau praktek ilmiah. Dengan adanya meja laboratorium, maka pekerjaan praktikum menjadi lebih mudah sekaligus aman.


Meja untuk laboratorium biasanya didesain secara khusus. Dimana bahan, model dimensi serta efesiensinya sudah didesain sesuai kebutuhan. Meja laboratorium juga umumnya dibuat dengan beragam kelebihan. Seperti diantaranya memiliki sifat anti panas, anti jamur, serta memiliki ketahanan terhadap zat-zat senyawa kimia.


Ada beberapa jenis meja demonstrasi laboratorium yang perlu Anda ketahui. Berikut ini penjelasan lengkapnya:


Meja Laboratorium Tipe Island (Island Bench)


Meja laboratorium tipe island merupakan salah satu jenis meja yang digunakan untuk ruangan laboratorium berukuran luas. Pasalnya, meja dengan tipe island ini biasanya memiliki ukuran besar dan di tempatkan di tengah ruangan. Meja laboratorium dengan tipe island dapat digunakan oleh setidaknya 4 orang dalam satu tempat sekaligus. Untuk fungsinya sendiri biasanya digunakan sebagai tempat untuk meletakkan alat – alat praktek.


Meja Dinding Laboratorium (Wall Bench)


Wall bench atau yang sering disebut sebagai meja dinding biasanya digunakan untuk laboratorium dengan ukuran kecil. Meja tersebut didesain dengan posisi merapat pada dinding sehingga menghemat space ruangan.


Meja Lab Corner (Corner Bench)

 

Meja corner merupakan meja yang memiliki bentuk siku. Meja lab ini biasanya ditempatkan merapat pada dinding. Dengan bentuknya yang siku, meja tersebut dapat digunakan oleh lebih banyak orang. Selain itu, furniture ini juga sangat fleksibel sehingga cocok untuk ditempatkan berbagai macam model ruangan. Bahkan untuk ruangan sempit sekalipun.

 

2. Lemari Penyimpanan Bahan Kimia

 

Lemari alat laboratorium atau tempat penyimpanan bahan kimia adalah furniture yang wajib ada. Fungsi furniture tersebut adalah untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang mungkin digunakan pada saat penelitian.

 

Bahan kimia berbahaya sering dijadikan sebagai objek penelitian di dalam laboratorium. Oleh sebab itu, dibutuhkan furniture khusus yang digunakan untuk menyimpan perlengkapan dengan aman. Nah, lemari asam ini adalah furniture yang tepat untuk kebutuhan tersebut. 


Lemari asam biasanya memiliki ukuran besar serta memiliki bentuk seperti meja terisolasi. Fungsi dari furniture tersebut adalah untuk mengurangi efek dan paparan uap berbahaya yang mungkin terdapat pada bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian.


Dengan adanya lemari asam, uap-uap berbahaya dari reagen-reagen tidak langsung dibuang. Tetapi disaring terlebih dahulu didalam filter sehingga kandungan zat kimia didalamnya dapat dinetralisir. Dalam sebuah laboratorium, biasanya terdapat lebih dari satu lemari asam. Berdasarkan jenisnya, lemari asam dibedakan menjadi dua, yaitu lemari asam dengan ducting dan tanpa ducting. Berikut ini penjelasan selengkapnya:


Lemari Asam Dengan Ducting 


Lemari asam dengan ducting yaitu lemari asam yang dipasangkan secara langsung pada tembok laboratorium. Pamasangan lemari jenis tersebut biasanya dilakukan dengan cara melubangi dinding untuk pemasangan ducting (saluran udara) dan juga scrubber.

 

Baca Juga: Lemari Asam Berkualitas


Lemari Asam Tanpa Ducting


Lemari asam tanpa ducting merupakan sejenis furniture portabel. Hal ini dikarenakan lemari alat laboratorium tersebut dapat dipindahkan dengan mudah karena tidak menggunakan ducting. Pada lemari tersebut, filter diletakkan di bagian atas lemari dan perlu diganti secara rutin untuk mencegah kontaminasi uap berbahaya.


Rak Pipet (Lemari Glasswere)


Lemari glasswere sering juga disebut sebagai rak pipet. Furniture laboratorium ini berfungsi untuk menyimpan gelas-gelas peralatan laboratorium. Di dalam lemari tersebut sudah didesain dengan rak-rak khusus yang berfungsi untuk menyimpan berbagai peralatan laboratorium. Seperti diantaranya gelas percobaan, gelas ukur, pipet dan lain sebagainya.


Yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Furniture Laboratorium


Laboratorium tentu harus memiliki standar keamanan yang bagus agar keselamatan penggunanya juga terjamin. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan memperhatikan pemilihan furniture yang digunakan di area tersebut.


Lalu, Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat memilih furniture laboratorium? Berikut ini beberapa poin penting yang harus diperhatikan:


  • Furniture untuk laboratorium harusnya memiliki ukuran yang tepat sesuai dengan luas ruangan yang tersedia. Sehingga ruangan tersebut menjadi lebih nyaman dan leluasa. Yakni tidak terlalu sempit atau terlalu lebar karena furniture yang digunakan tepat sesuai porsinya.
  • Furniture untuk laboratorium harusnya memiliki standar keamanan yang baik sesuai fungsinya.
  • Furniture untuk laboratorium sebaiknya terbuat dari bahan-bahan pilihan. Diantaranya yang memiliki sifat anti panas, anti jamur, serta tahan dengan berbagai zat-zat kimia.
  • Funiture diproduksi oleh perusahaan yang terpercaya dan kompeten di bidangnya.

Demikian syarat furniture laboratorium yang paling mendasar. Anda bisa mulai mencari jasa yang menjual furniture maupun alat laborat dengan kriteria di atas.


Kesimpulan


Kelengkapan furniture untuk laboratorium sebaiknya diperhatikan. Karena setiap komponen dari perabotan tersebut memiliki fungsi yang saling melengkapi dan berkaitan. Bukan hanya sekedar fungsi apalagi estetika, namun dari keselamatan dan keamanan pemakaiannya juga harus diperhatikan.


Dan untuk mendapatkan furniture laboratorium yang aman, Anda bisa membelinya di tempat terpercaya. Sekarang ini banyak perusahaan yang khusus memproduksi furniture untuk area laboratorium. Anda tentu tidak bisa menyamakan antara furniture biasa dengan furniture untuk laboratorium kimia, bukan?

Selasa, 10 November 2020

Penelitian Tindakan Kelas, Kenali Tujuan dan Fungsinya

Penelitian Tindakan Kelas, Kenali Tujuan dan Fungsinya

penelitian tindakan kelas


Penelitian tindakan kelas atau yang sering disingkat menjadi PTK beberapa waktu ini sedang populer, terutama di kalangan pendidik. PTK merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana dalam prosesnya, guru berusaha mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


Apa Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?


Tujuan penelitian tindakan kelas adalah memberikan terobosan terbaru untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Adanya kegiatan PTK dipicu oleh beberapa alasan, diantaranya kurang efektifnya metode belajar mengajar yang selama ini dilakukan. Serta munculnya kesadaran para guru untuk memahami bahwa praktik yang dilakukan selama ini masih memiliki banyak tantangan. Jadi secara garis besar, berikut ini manfaat penelitian tindakan kelas:

 

  • Untuk memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah
  • Meningkatkan mutu pendidikan
  • Efisiensi pengelolaan pendidikan

 

Langkah - langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Ternyata PTK ini mempunyai tujuan besar yang sangat penting demi maksimalnya proses belajar. Lalu apa saja yang langkah-langkah yang perlu dikerjakan untuk melakukan PTK? Secara teoritis dan konseptual, kegiatan penelitian tindakan kelas meliputi beberapa langkah-langkah, seperti:

 

1. Merumuskan Masalah

 

Mengidentifikasi serta merumuskan masalah adalah metode pertama yang perlu diperhatikan pada saat menerapkan program PTK. Mengidentifikasi serta merumuskan masalah perlu dilakukan agar penelitian menjadi lebih terarah dan fokus dengan masalah yang tepat.


Makalah penelitian tindakan kelas dilakukan dengan cara menentukan fokus masalah. Yang mana rumusan masalah tersebut haruslah berisi tentang deskripsi yang jelas. Antara lain mengetahui kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan yang akan diwujudkan. Sehingga dapat diketahui inti dari permasalahan yang akan difokuskan.


2. Menganalisis Masalah


Setelah pokok permasalahan ditemukan, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah menganalisis masalah. Analisis masalah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dimensi penting dalam masalah tersebut.

Baca Juga: Metode Penelitian

Lalu memberikan penekanan yang lebih jelas dengan menemukan dampak sebab-akibat dari masalah yang sedang dihadapi. Menganalisis masalah dilakukan dengan cara menekankan permasalahan pokok, pemeriksaan asumsi yang sudah dibuat, mengkaji data penelitian yang tersedia dan lain sebagainya.


3. Merumuskan Tindakan dan Pelaksanaan


Merumuskan perencanaan tindakan menjadi poin yang tidak boleh dilupakan dalam jurnal penelitian tindakan kelas. Perencanaan tindakan haruslah meliputi beberapa poin yang mendasar. Seperti merancang alat-alat yang diperlukan selama proses PTK, metode yang digunakan dalam PTK, teknik pengumpulan data dan lain sebagainya.


Setelah perumusan tindakan direncanakan dengan matang. Langkah yang selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan PTK harus diimplementasikan dan diperhatikan dengan seksama, serta harus disertai dengan peran serta guru dalam prosesnya.

 

4. Pengamatan

 

Pengamatan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi pada saat proses PTK. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada saat proses pembelajaran. Dimana peneliti yang dalam hal ini adalah guru berperan juga sebagai pengamat.

 

Proses pengamatan berfungsi untuk menjalin objektivitas serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTK. Apakah pelaksanaan kegiatan tersebut sudah efektif atau masih berkendala, tentu akan ditemukan dalam proses pengamatan ini.


5. Refleksi atau Pantulan


Kegiatan refleksi atau pantulan dilakukan pada saat proses pembelajaran sudah selesai dilaksanakan. Proses refleksi merangkum semua kegiatan yang dilakukan. Apabila ditemukan hambatan atau kegagalan dalam prosesnya, maka peneliti diharapkan untuk kembali merancang perencanaan untuk siklus PTK yang selanjutnya.


Karena tujuan diadakannya PTK ini memang adanya kepuasan dari kedua belah pihak. Baik dari pihak peneliti yaitu guru maupun pihak siswa. Hasilnya adalah dengan diperolehnya ketuntasan dalam proses pembelajaran serta meningkatnya hasil belajar siswa.


6. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang Harus Diketahui


Kegiatan penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan memilih beberapa metode yang tepat. Beragam metode ini dapat menjadi pertimbangan untuk guru. Yakni membantu mereka untuk memilih satu metode yang paling tepat dan efisien sesuai kebutuhan.

 

Model Penelitian Tindakan


Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang sering digunakan oleh para guru atau peneliti dalam prosesnya. Beberapa model atau metode yang sering diterapkan dalam proses PTK di antaranya adalah seperti berikut ini:


1. Model Global


Metode global menjadi salah satu metode populer yang digunakan dalam kegiatan PTK. Metode ini dilakukan dengan cara menyuruh siswa untuk membaca keseluruhan dari materi. Kemudian membuat ringkasan dari materi-materi yang sudah dipelajari tersebut.

 

Baca Juga: Teknik Pengumpulan Data

 

Meskipun cenderung mudah, namun metode tersebut dianggap kurang efektif. Karena siswa cenderung bersifat pasif dan tidak meningkatkan tindakan rasional dalam proses pendalaman dan pemahaman materi.


2. Model Diskusi


Metode diskusi juga sering digunakan dalam kegiatan PTK. Metode diskusi bertujuan untuk saling tukar informasi antara pendidik dengan siswa. Kemudian dari kegiatan tersebut akan memperoleh beberapa titik terang seperti tercapainya gagasan, kesimpulan, dan juga buah pikir.

 

Metode diskusi yang dilakukan dalam kegiatan PTK memiliki beberapa dampak positif. Berikut ini beberapa dampak baik dari penggunaan metode diskusi bagi siswa:


  • Siswa untuk belajar mengemukakan pendapat
  • Memberi kesempatan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber data
  • Mengajari siswa untuk mencari penyelesaian masalah
  • Menumbuhkan rasa tanggung jawab mengenai pendapat, kesimpulan serta keputusan yang diambil

 

Hal di atas tentunya memiliki dampak yang sangat baik, karena selain merangsang siswa untuk mencari pemecahan masalah, tentu membantu mereka untuk menghargai pendapat orang lain. Dan yang tidak kalah penting yakni bertanggung jawab dengan hasil keputusan yang telah disepakati bersama.


3. Metode Ceramah


Metode ceramah dilakukan dengan cara menyampaikan informasi secara lisan kepada sejumlah siswa. Dengan menerapkan metode tersebut, guru menjadi lebih mudah menguasai kelas serta dapat menerangkan pelajaran dengan jumlah banyak.


Namun, metode ceramah juga dianggap sebagai sebuah metode yang cukup monoton. Karena dalam hal ini siswa berperan sebagai pihak yang pasif sehingga mengurung daya kritis mereka. Selain itu, guru atau peneliti juga sukar mengontrol sampai mana tingkat pemahaman siswa. Sehingga metode belajar satu arah tersebut dianggap kurang efektif untuk diterapkan.


4. Independent Study


Model pelaksanaan tindakan kelas ini sering disebut juga sebagai metode pembelajaran terbuka. Yang mana proses pembelajaran tersebut dilakukan secara individual. Jadi siswa belajar melalui korespondensi melalui TV, radio, internet dan lain sebagainya.


Meskipun metode ini bertujuan agar siswa mendapatkan keleluasaan untuk menentukan cara belajar yang paling tepat dengan dirinya. Namun terkadang metode tersebut juga menjadi kurang efektif. Pasalnya guru kurang mengontrol aktivitas pembelajaran. Sehingga ketika siswa mengalami kesulitan tidak dapat berkonsultasi langsung dengan pendidik.


5. Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi dilakukan dengan menunjukkan cara melakukan sesuatu melalui hal-hal yang bersifat praktikal. Metode demonstrasi sangat menguntungkan karena membantu siswa untuk menyerap pengetahuan langsung dari sumbernya. Serta menghadirkan praktik yang nyata dan mudah dipahami. Namun, guru butuh ketrampilan yang memadai untuk dapat menunjukkan pengajaran dengan menggunakan metode tersebut.


6. Metode Eksperimen


Pelaksanaan tindakan kelas dengan metode eksperimen dilakukan dengan cara memberikan kesempatan pada anak didik untuk berdiskusi dalam satu kelompok. Tujuannya adalah agar siswa dapat berdiskusi serta mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Siswa juga dilatih untuk berpikir secara ilmiah serta dituntut bereksperimen dalam mengeksplorasi ilmu dan teknologi.


7. Metode PAKEM


Tidak seperti artinya, metode pakem ini merupakan singkatan dari beberapa kata berikut ini:


  • Pembelajaran
  • Aktif
  • Kreatif
  • Efektif
  • Menyenangkan


Dalam prosesnya, metode pembelajaran tersebut melibatkan empat elemen penting. Yakni meliputi proses interaksi, komunikasi, refleksi, dan juga eksplorasi.


Bagaimana, Sudah Siap Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?


Itulah tujuh metode yang sering digunakan dalam program PTK. Guru dapat mengambil salah satu metode yang paling tepat atau menerapkan beberapa metode sekaligus dalam proses pembelajaran.


Pelaksanaan tindakan kelas selain tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Program tersebut juga membantu guru untuk meningkatkan profesionalisme dan juga meningkatkan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas. Sehingga selain bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan tersebut juga membangun interaksi yang baik antara guru dengan siswa.

Kamis, 05 November 2020

Informasi Tarif Pelatihan Paket ISO/IEC 17025: 2017

Informasi Tarif Pelatihan Paket ISO/IEC 17025: 2017

Tarif Pelatihan Inhoused penerapan SNI ISO/IEC 17025: 2017 yang ditaja oleh Labmutu Learning Centre merujuk dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 80 Tahun 2018 tentang Jasa dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Standardisasi Nasional.

 

tarif pelatihan paket iso/iec 17025: 2017

Rekan-rekan sekalian tentu memiliki pertanyaan kenapa merujuk pada PP. No. 80 Tahun 2018? Ya... ini kami lakukan semata untuk menstandarkan tarif yang diatur oleh negara untuk penyajian informasi dan penerapan SNI ISO/IEC 17025: 2017 di Indonesia.


Tentunya hal tersebut kami lakukan agar para peserta memiliki acuan dasar apabila ingin menggunakan jasa pelatihan Labmutu Learning Centre. Adapun penetapan jasa tersebut karena Labmutu Learning Centre merupakan lembaga swasta maka berikut ini paket pelatihan beserta tarif yang berlaku untuk pelatihan publik dan pelatihan ditempat (Inhoused Training).


  1. Pemahaman Dasar Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Berdasarkan SNI ISO/IEC 17025: 2017 (Untuk Publik Rp. 1.500.000 per orang selama 2 hari); (Inhoused Training Rp. 20.000.000 per instansi selama 2 hari, maksimal 25 orang peserta).
  2. Penyusunan Dokumen Mutu Laboratorium Berdasarkan SNI ISO/IEC 17025: 2017 mencakup Panduan Mutu, Prosedur Mutu, Formulir Prosedur Mutu, Instruksi Kerja versi Laboratorium dan Dokumen Pendukung Lainnya (Untuk Publik Rp. 2.500.000 per orang selama 3 hari); (Inhoused Training Rp. 30.000.000 per instansi selama 3 hari, maksimal 25 orang peserta).
  3. Pemastian Keabsahan Hasil Pengujian atau Jaminan Mutu Laboratorium sesuai Standar SNI ISO/IEC 17025: 2017 (Untuk Publik Rp. 2.500.000 per orang selama 3 hari); Inhoused Training Rp. 30.000.000 per instansi selama 3 hari, maksimal 20 orang peserta).
  4. Validasi Metode Pengujian (Untuk Publik Rp. 2.500.000 per orang selama 2 hari); Inhoused Training Rp. 20.000.000 per instansi selama 2 hari, maksimal 20 orang peserta).
  5. Estimasi Ketidakpastian Pengukuran (Untuk Publik Rp. 2.500.000 per orang selama 2 hari): (Inhoused Training Rp. 20.000.000 per instansi selama 2 hari, maksimal 20 orang peserta)
  6. Audit Internal Laboratorium Berdasarkan ISO 19011 untuk ISO/IEC 17025: 2017 (Untuk Publik Rp. 2.500.000 per orang selama 2 hari); (Inhoused Training Rp. 20.000.000 selama2 hari maksimal 25 orang peserta).
  7. Kaji Ulang Manajemen Penerapan SNI ISO/IEC 17025: 2017 (Untuk Publik Rp. 2.500.000 per orang selama 2 hari); (Inhoused Training Rp. 20.000.000 selama 2 hari maksimal 25 orang peserta)


Itulah tarif pelatihan secara publik dan inhoused training yang biasa diselenggarakan oleh Labmutu Learning Centre. Apabila ada yang ingin ditanyakan seputar penawaran pelatihan secara inhoused atau jadwal pelatihan publik, silahkan hubungi telepon atau wa ke nomor 0821 7254 5061.


Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bisa membantu kesuksesan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025: 2017. Terimakasih...

Senin, 19 Oktober 2020

Inilah Biaya atau Tarif untuk Mendapatkan Akreditasi ISO 17025

Inilah Biaya atau Tarif untuk Mendapatkan Akreditasi ISO 17025

biaya akreditasi iso 17025 KAN

Biaya Akreditasi ISO 17025 - Halo sahabat Laboran... wah sudah lama saya tidak menyapa rekan-rekan dengan sebutan itu... Saya berharap agar sahabatku semua pengunjung setia labmutu selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan yang luar biasa dari Allah SWT... aamiin...


Baiklah pada artikel kali ini penulis ingin memberikan informasi mengenai budget atau anggaran yang perlu dipersiapkan untuk mendapatkan pengakuan sebagai Laboratorium Penguji atau Kalibrasi yang terakreditasi SNI ISO/IEC 17025: 2017 melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN).


Adapun keinginan saya menulis ini adalah banyak pertanyaan yang masuk melalui chat admin tentang biaya yang dibutuhkan hingga mendapatkan sertifikat. Okay disini saya akan menjelaskan beberapa metode atau cara dalam mempersiapkan sekaligus mendaftarkan lembaga atau laboratoriumnya ke KAN.


Cara yang pertama adalah anda sendirilah yang mempersiapkan semua perlengkapan dan mendaftarkan labnya secara langsung ke KAN. Cara yang kedua adalah anda menggunakan jasa konsultan sepenuhnya untuk mempersiapkan seluruh persyaratan dan sekaligus mendaftarkan ke KAN. Cara terakhir adalah gabungan dari cara pertama dan kedua alias sebagian mandiri dan sebagaian lagi menggunakan jasa konsultan.


Nah yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih cara tersebut adalah masalah anggaran yang anda miliki. Kalau punya anggaran yang besar dan tidak mau repot, tentunya cara kedua adalah pilihan rekan-rekan sekalian. Namun apabila sebaliknya, bisa saja memilih cara yang pertama atau ketiga.

 

Baik masalah pilihan ada di tangan dan keputusan rekan-rekan sekalian, disini saya hanya memberikan informasi biaya dan apa langkah-langkah yang perlu dipersiapkan agar mendapatkan sertifikat akreditasi iso 17025 secepat mungkin.


Biaya Akreditasi 

Menyangkut biaya yang dikeluarkan, saya membaginya ke dalam 2 segmen, yaitu biaya persiapan dan registrasi ke KAN. Biaya persiapan inilah yang biasanya membutuhkan dana yang besar karena menyangkut masalah peningkatan sumber daya yang dimiliki saat ini serta beberapa syarat manajemen dan teknis lainnya.


Sumber daya yang saya maksudkan adalah segala hal yang dibutuhkan untuk dapat menerapkan iso 17025 berdasarkan klausul-klausul yang dipersyaratkan. Silahkan lihat dibagian persyaratan sumber daya untuk mengetahui syaratnya, kunjungilah halaman berikut ini:


Persyaratan Sumber Daya dalam ISO IEC 17025 versi 2017


Saya coba jelaskan satu per satu yakni tarif untuk registrasi ke KAN, untuk hal ini adapau rujukan biayanya adalah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 40 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Badan Standardisasi Nasional. 


Berdasarkan PP No. 40 Tahun 2018, berikut ini adalah tarif yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam mempersiapkan anggaran untuk memperoleh pengakuan sebagai lab terakreditasi:

  1. Biaya pendaftaran untuk akreditasi awal atau akreditasi ulang atau penambahan ruang lingkup akreditasi adalah Rp. 5.000.000 per skema dan per permohonan.
  2. Biaya Assessor untuk kegiatan asesmen awal atau asesmen ulang atau asesmen tidak terjadwal adalah Rp. 3.500.000 per orang per hari.
  3. Biaya Assessor untuk kegiatan surveilen adalah Rp. 3.500.000 per orang per hari
  4. Biaya Assessor penyaksian kompetensi (witness) adalah Rp. 3.500.000 per orang per hari
  5. Biaya iuran tahunan (setiap tahun) dan biasanya ditagihkan bersamaan dengan kagiatan asesmen atau surveilen atau setiap akhir tahun apabila tidak ada kegiatan asesmen dan surveilen adalah sebesar Rp. 1.500.000 per tahun.

 

Nah, sudah tergambar bukan biaya yang diperlukan untuk proses registrasi di KAN..


Kemudian biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk pemenuhan persyaratan di fasilitasi laboratorium yang akan di akreditasi. Sekedar sharing saja dari saya, beberapa agenda yang membutuhkan biaya adalah:

  1. Pelatihan personel yang terlibat dalam parameter uji yang akan di akreditasi, pelatihan ini sangat banyak macam dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing laboratorium.
  2. Biaya kalibrasi peralatan yang digunakan untuk proses pengujian, evaluasi, pemantauan dan lain-lain.
  3. Biaya untuk mengikuti program uji profisiensi atau uji banding laboratorium.
  4. Biaya pembelian atau perawatan sistem manajemen informasi, namun hal ini tidak wajib untuk dilakukan, tergantung dari lab itu sendiri. Apakah sudah menggunakan sistem komputerisasi atau masih manual.


Baiklah sementara itu dulu informasi mengenai biaya akreditasi laboratorium, kedepannya halaman ini akan selalu saya update jika ada perubahan tarif yang ditetapkan. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua, Terimakasih

Baca Juga: Prosedur Tata Cara Akreditasi ISO 17025 pada KAN

Jika ingin bergabung di dalam grup Telegram "Lab QMS ISO 17025: 2017" klik icon di bawah ini:

grup telegram iso 17025 2017

Kamis, 15 Oktober 2020

Desain Laboratorium Kimia, Ruangan  yang Baik dan Benar Sesuai ISO 17025

Desain Laboratorium Kimia, Ruangan yang Baik dan Benar Sesuai ISO 17025

desain laboratorium yang baik dan benar


Desain Laboratorium adalah hal yang sangat penting untuk dibahas mengingat bahwa lab merupakan suatu fasilitas untuk memberikan hasil dengan tingkat kepastian yang tinggi. Menurut Wabula Tahun 2016, laboratorium adalah suatu tempat untuk melakukan percobaan, pelatihan, yang berhubungan dengan berbagai ilmu pengetahuan seperti kimia, fisika, kesehatan, biologi, sipil dan lain-lain.

 

Latar Belakang

Mengingat begitu pentingnya fasilitas tersebut, tentunya harus didukung dengan desain yang tepat agar seluruh aktivitas yang dilakukan, mampu menghasilkan data yang handal yaitu akurat dan presisi. Di dalam ISO 17025 versi terbaru (2017) menjabarkan bagaimana lab tersebut memiliki peran yang optimal dalam mendukung penyajian data hasil pengujian.


Seperti yang disebutkan dalam klausul 6.3 tentang Fasilitas dan Kondisi Lingkungan bahwa lab harus memiliki fasilitas lab yang SESUAI dan tidak mempengaruhi terhadap timbulnya pengaruh buruk pada hasil uji.


Setelah memiliki fasilitas yang sesuai maka pengendalian terhadap fasilitas tersebut juga harus dilakukan, dipantau dan di kaji secara berkala. Berdasarkan klausul yang diminta dalam iso 17025 tersebut, poin penting yang perlu diperhatikan untuk melakukan desain laboratorium adalah

  • Ruangan yang dibangun harus terpisah secara efektif terutama untuk pekerjaan yang tidak kompetibel.
  • Fasilitas yang dibangun mampu melindungi dari kontaminasi yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium.


Beberapa alat yang sering digunakan seperti water bath, fume hood, oven, instrumen seperti GC dan HPLC, AAS serta Spektrofotometer memiliki karakter yang berbeda cara penempatannya. Sehingga diperlukan area yang sesuai dengan peruntukannya.


Desain Layout Laboratorium

Berbicara mengenai hal tersebut, tentunya kita penasaran untuk mengetahui seperti apa dasain yang baik dan benar agar pada saat kita hendak melakukan akreditasi tidak memerlukan usaha yang besar lagi untuk melakukan perombakan.


Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa bangunan yang sesuai adalah harus kompetible dengan pekerjaan yang akan dilakukan oleh sebab itu hal ini harus dipersiapkan sejak awal. Sebagai informasi dasar agar dapat membuat layout yang sesuai, beberapa ruangan yang perlu dipersiapkan adalah:

Ruang Penerimaan Sampel

Ruang penerimaan sampel merupakan ruangan yang akan digunakan untuk proses serah terima sampel dari pelanggan. Ruangan ini biasanya ditempati oleh 1 orang personel resepsionis laboratorium yang bertugas untuk menerima sampel, melakukan registrasi sampel dari pelanggan dan menyerahkan laporan hasil pengujian kepada pelanggan.


Ruangan ini biasanya terletak di bagian terdepan laboratorium agar pelanggan lebih mudah menjangkaunya. Fungsi lain dari ruangan ini juga adalah dapat digunakan untuk penerimaan kunjungan dari pihak eksternal sehingga perlu disediakan area tunggu.


Ruang Penerimaan Pelanggan

Ruangan ini biasanya dipersiapkan untuk melayani pelanggan yang ingin melakukan diskusi terhadap laporan yang diterimanya. Terkadang hasil pengujian memiliki kerahasiaan khusus yang mengharuskan pihak lain untuk tidak mengetahuinya.


Disinilah pentingnya ruangan penerimaan pelanggan, walau terkadang tidak perlu disediakan tetapi hal ini perlu dijadikan sebagai pertimbangan agar Anda menyediakan areal privasi seperti ini. Hal ini pernah terjadi kepada saya pribadi saat menerima tamu dari eksternal. 

 

Kebetulan Lab tempat saya bekerja saat itu adalah Lab komersil. Sang Tamu mengatakan begini "apa tidak ada ruangan khusus untuk kita diskusi? saya mau membicarakan hal serius dan tidak main-main!". Jujur pada saat itu saya bingung mau menggunakan ruangan yang mana.Hehehe...

 

Bukan hanya itu, jika kita kembali kepada klausul 4.1 dan 4.2 bahwa lab harus bersikap tidak memihak dan menjaga kerahasiaan pelanggan atau penyampai informasi. Nah untuk menerapkan klausul ini tentunya juga harus didukung dengan fasilitas yang cukup.


Ruang Administrasi

Ruang administrasi diperlukan untuk menyiapkan segala dokumen yang terkait dengan pelaporan hasil uji. Selain itu ruangan ini juga diperlukan untuk membantu tugas personel dalam menyiapkan segala administrasi laboratorium seperti pembelian, evaluasi supplier, keuangan, pajak dan beberapa kegiatan administrasi penting lainnya.

 

Ruangan ini harus dipastikan tidak tergabung dengan ruang pengujian atau persiapan, mengapa saya katakan demikian? Ya kalau gabung alias tidak ada pembatas khusus maka semua perangkat yang terbuat dari logam akan cepat korosif karena uap zat asam yang digunakan. Mungkin hal ini tidak berlaku pada Lab mikrobiologi karena sangat sedikit menggunakan asam pekat seperti HCl, H2SO4 dan HClO4.

Baca Juga: Fasilitas dan Kondisi Akomodasi Lingkungan Laboratorium

Namun tetap, walau bagaimanapun juga ruang administrasi harus terpisah dengan ruang kerja lab, selain untuk meminimalkan kontaminasi, tetapi juga untuk menjaga keamanan dan kesehatan personel yang bekerja di ruangan administrasi dari paparan zat berbahaya. Mengingat personel yang bekerja di ruang administrasi tentunya tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.


Ruang Staf Analis

Ruangan staf analis diperlukan untuk memfasilitasi para personel analis dalam beristirahat dan berdiskusi sesuatu. Hal ini terkadang sering dilupakan oleh para pengembang atau investor yang beranggapan bahwa analis hanya duduk diruangan kerja walaupun terkadang tidak ada pekerjaan khusus.

 

Perlu diingat bahwa, tolak ukur suatu laboratorium itu baik dan handal adalah ditinjau dari para analis yang bekerja. Merekalah yang memproduksi data hasil pengujian yang berkualitas, apabila mereka tidak di support dengan baik, tentunya akan memiliki kinerja yang kurang maksimal. 

 

Oleh sebab itu saya sarankan kepada pengembang dan investor, usahakanlah untuk menyediakan ruang staf analis walaupun tidak terlalu mewah dan besar, tetapi jika fasilitas ini ada maka proses diskusi dan kinerja analis akan lebih maksimal. 


Ruang Manajerial

Ruang Manajerial biasanya diperuntukkan untuk para staf manajer seperti Manajer Eksekutif atau sering disebut Kepala Laboratorium, Manajer Mutu, Manajer Teknis, Manajer Administrasi dan beberapa manajer lainnya.

 

Di dalam ruangan manajerial biasanya juga terdapat 1 ruangan pertemuan (meeting) sehingga perlu dipertimbangkan juga luas dan desain dari ruangan manajerial ini. Beberapa desainer untuk pengembangan gedung laboratorium, terkadang memisahkan ruangan manajerial dengan ruang inti laboratorium.

 

Namun ini kembali lagi dengan keinginan dari si pengembang dan investor yang terpenting adalah di dalam suatu bangunan, ruangan ini sangat penting untuk disediakan karena menyangkut pada akses, keselamatan dan kesehatan personel inti laboratorium.

 

Ruang Persiapan Awal Sampel

Ruang persiapan awal sampel biasanya diperuntukkan untuk mempersiapkan sampel yang baru saja diterima dari pelanggan. Fungsi khusus dari ruangan ini adalah untuk mengeringkan atau menghaluskan atau memisahkan dan lain-lain.

 

Pentingnya untuk memisahkan dan menyediakan ruangan ini adalah untuk mencegah terjadinya kontaminasi dengan peralatan atau instrumen laboratorium dari bahan yang akan diuji. Kadang-kadang ada bahan yang apabila dihaluskan akan menimbulkan debu sehingga akan berbahaya terhadap instrumen yang sensitif terhadap adanya debu dari luar laboratorium.


Ruang persiapan ini harus dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara yang bagus dan memiliki tingkat pencahayaan yang baik. Serta dilengkapi dengan sumber arus listrik yang memadai, untuk masalah pendingin udara hal ini perlu di kaji dan dipertimbangkan. Apabila ada jenis sampel yang memerlukan penanganan khusus maka silahkan lengkapi saja dengan peralatan yang mendukung.


Ruang Penimbangan

Dari judulnya sudah bisa kita tebak bahwa ruangan ini akan diisi oleh perangkat timbangan atau populernya disebut Analytical Balance. Yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan ruangan timbangan ini adalah ruangan harus bebas dari udara yang mengalir (angin). Di beberapa laboratorium terkadang memasang AC di bawah meja sehingga hembusan anginnya tidak langsung mengarah ke timbangan.


Mengapa? karena berhubungan dengan kestabilan pada saat penimbangan. Kemudian ruangan harus seminimal mungkin memiliki kelembaban yang rendah. Apabila di dalam ruangan penimbangan memiliki kelembaban di atas 70% maka perlu disiapkan alat Dehumidifier.


Kemudian ruangan ini nantinya harus di kontrol suhu dan kelembabannya, monitoring dapat dilakukan dengan menggunakan alat Thermohygrometer. Dan ingat berdasarkan persyaratan dalam iso 17025 tepatnya klausul 6.3.3 bahwa lab harus memantau, mencatat dan mengendalikan ruangan yang terkait dengan penanganan bahan uji.


Ruang timbangan juga perlu diatur lebih jauh dari potensi getaran seperti dekat dengan ruangan asam karena biasanya blower untuk penghisap udara akan menghasilkan getaran. Walaupun kecil tetapi memiliki dampak juga terhadap kinerja timbangan yang digunakan. Intinya adalah ruangan timbangan harus bebas dari udara bergerak, getaran, cairan dan debu.


Untuk ukuran dari ruang penimbangan, silahkan disesuaikan saja dengan kebutuhan Anda karena tugas saya adalah hanya memberikan informasi mengenai ruangan apa saja yang dibutuhkan saat mendesain laboratorium yang sesuai dengan sistem akreditasi laboratorium.


Ruang Kerja Umum

Ruang kerja umum yang saya maksudkan adalah ruangan yang digunakan untuk melakukan persiapan sampel yang telah di persiapkan terlebih dahulu. Biasanya ruangan ini terletak di bagian tengah dan luasnya yang lebih besar.

 

Biasanya ruangan ini digunakan untuk proses penyaringan, pengenceran, pemipetan, pembuatan reagen, sistesis skala kecil dan lain-lain. Ruangan ini biasnya terdiri dari beberapa meja kerja dengan ukuran yang bervariasi tergantung dari jenis pekerjaan dan luas gedung secara keseluruhan.

 

Ruang Instrument

Ruang instrument inilah merupakan ruangan inti karena menyimpan berbagai alat yang digunakan untuk proses analisis penentuan hasil. Ditambah lagi bahwa di dalam ruangan inilah tempat aset tak bergerak di suatu laboratorium yang MAHAL HARGANYA.

Baca Juga: ISO/IEC 17025: 2017

Dalam membuat ruangan intrument harus dipastikan dan disesuaikan dengan instrumen apa yang akan ditempatkan di dalamnya. Misalkan saja, apabila ruangan ini akan ditempatkan untuk instrumen spektrofotometer maka yang perlu diperhatikan adalah tingkat pencahayaan yang masuk jangan terlalu terang atau terkena cahaya matahari langsung.

 

Kemudian apabila ruangan ini akan ditempatkan untuk AAS atau ICP-OES maka yang perlu dipastikan adalah ruangan ini harus bebas dari intensitas cahaya yang tinggi, getaran dan kelembaban. Untuk instrumen harus dibedakan juga antara alat yang rutin menghasilkan panas dengan alat yang sensitif terhadap suhu seperti pH meter, Conductometer, HPCL, Ion Chromatography dan lain lain harus dipisahkan dari alat yang berpotensi menghasilkan panas seperti AAS, ICP, GC dan lain-lain.

 

Suhu dan kelembaban udara juga harus dikontrol dan dipantau sehingga perlu dilengkapi dengan pendingin udara yang optimal serta perlu alat pemantau yaitu Thermohygrometer. 

 

Ruang Asam

Ruang asam biasanya terdiri dari fume hood atau lemari asam, fungsi utama dari ruangan ini adalah untuk memfasilitasi pekerjaan yang berhubungan dengan proses destruksi menggunakan pelarut asam atau zat asam pekat seperti HCl, H2SO4, HNO3, HClO4 dan lain-lain.


Ruang ini harus terpisah dan memiliki sekat yang baik antara ruangan lainnya, hal ini untuk mencegah terjadinya paparan zat asam ke dalam ruang umum dan terutama ke ruang instrumentasi. Apabila menggunakan AC Central sebaiknya khusus untuk ruangan asam ini tidak dilengkapi dengan perangkat tersebut. Karena percuma saja kita melakukan penyekatan tetapi melalui AC central tersebut maka udara dari ruang asam akan menyebar ke ruangan lainnya.


Ruang Pengabuan

Ruang pengabuan perlu disediakan tetapi juga tidak tergantung dari lingkup pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Di dalam ruang pengabuan biasanya terdapat alat Furnace atau tanur yang berfungsi untuk membantu proses pengabuan sampel atau bahan uji.

 

Sama halnya dengan ruang asam, ruangan ini harus terpisah karena biasanya pada saat proses ashing berlangsung maka akan menghasil asap yang cukup banyak (tergantung) dari jenis dan jumlah bahan yang diabukan.

 

Ventilasi atau exhaust fan diperlukan untuk membuang asap yang dihasilkan dari proses ashing ini, atapu apabila Anda memiliki anggaran yang lebih sebaiknya dibuat suatu alat untuk menangkap asap yang dihasilkan sehingga menjadi asap cair.

 

Ruang Penyimpanan Arsip Sampel

Ruangan ini wajib disiapkan oleh pengembang atau investor, mengapa saya katakan demikian? karena setiap bahan uji atau sampel yang telah selesai kita analisis itu langsung dibuang atau dimusnahkan. Melainkan harus disimpan terlebih dahulu hingga waktu yang ditetapkan.

 

Penetapan masa simpan biasanya didasari atas uji stabilitas jenis bahan uji yang biasa kita terima. Apabila sampel hanya bertahan secara stabil selama 1 bulan, maka penyimpanan tidak lebih dari 1 bulan tersebut.

 

Penempatan arsip sampel juga harus disesuaikan dengan ketentuan penyimpanan sampel apakah harus menggunakan pendingin tambahan (refrigerator) atau cukup hanya disimpan dalam kondisi ruangan normal (suhu berkisar 25 C). Kemudian penempatan sampel juga harus disesuaikan dengan sifat bahan nya, jangan mencampur adukkan sehingga akan terjadi kontaminasi silang.

 

Seperti yang biasa kami lakukan, karena lab saya melakukan pengujian tanah, pupuk dan jaringan tanaman maka penempatan sampel tersebut harus terpisah agar tidak saling mengkontaminasi. Penanganan arsip sampel sangat penting untuk dipertimbangkan karena apabila terjadi pengaduan dari pelanggan, maka kita akan lebih mudah untuk melakukan pengujian ulang arsip sampel.


Pengendalian dan pemantauan ruang penyimpanan sampel juga harus dilakukan, seminimal mungkin harus di kontrol suhu dan kelembabannya. Sediakan juga Thermohygrometer di ruangan ini untuk memantau suhu dan kelembaban setiap harinya. Hal ini berguna sebagai informasi tambahan apabila sampel uji ulang arsip sampel mengalami perbedaan yang signifikan, padahal masa simpannya belum lewat.


Ruang Penyimpanan Peralatan Gelas

Ruangan yang peru dipersiapkan selanjutnya adalah ruangan untuk menyimpan peralatan gelas yang digunakan setelah di cuci. Atau ruangan ini juga berfungsi untuk menyimpan stok peralatan gelas yang masih baru.

 

Ruangan ini harus terbebas dari debu atau pengotor yang berasal dari bahan uji, karena alat gelas yang tidak bersih atau terkontaminasi pada saat sudah bersih, dapat menjadi sumber kesalahan dalam proses pengujian sampel.

 

Berdasarkan pengalaman saya selama menjadi analis laboratorium, kesalahan yang sulit untuk ditelusuri adalah yang berasal dari kebersihan peralatan gelas yang digunakan. Terkadang kita melakukan pengujian dengan analis sama, alat sama, bahan kimia sama waktu berdekatan tetapi menghasilkan data uji yang berbeda-beda. Hal tersebut bisa saja berasal dari kesalahan acak yang berasal dari kebersihan peralatan gelas yang digunakan.

 

Ruang Penyimpanan Stok Bahan Kimia

Terakhir yang perlu dipersiapkan pada saat membangun laboratorium adalah ruangan penyimpanan stok bahan kimia. Hal ini penting untuk dibahas karena kualitas data hasil pengujian yang dihasilkan juga bergantung pada bahan kimia yang digunakan.


Ruangan bahan kimia yang saya maksud adalah untuk menyimpan stok bahan kimia baru karena untuk bahan kimia yang sudah digunakan biasanya disimpan di dalam laci khusus penyimpanan bahan kimia.


Ruang penyimpanan bahan kimia harus sesuai dengan aturan penyimpanan yang tertera pada wadah bahan kimia tersebut. Ruangan penyimpanan stok harus dilengkapi dengan beberapa perangkat untuk mengantisipasi apabila terjadi tumpahan ataupun kebocoran wadah.


Penerangan di ruang penyimpanan harus cukup serta harus dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara yang cukup. Suhu dan kelembaban juga harus di kontrol agar dapat menelusuri apabila terjadi pekerjaan yang tidak sesuai. Seperti yang saya katakan sebelumnya, di sesi ruangan sebelumnya, bahwa di ruangan ini juga harus dilengkapi Thermohygrometer untuk memantau dan mengendalikan ruangan stok bahan kimia.


Itu saja beberapa ruangan yang bisa saya jabarkan sebagai dasar untuk mendesain laboratorium yang sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan iso 17025 versi terbaru yaitu 2017.


Dikesempatan lain, saya akan mengajak para konsultan atau supplier yang berkecimpung di dunia desain laboratorium dan furniture laboratorium agar artikel ini lebih sempurna.


Ulasan saya di atas tidak bersifat baku, sehingga apabila rekan-rekan memiliki ide lain untuk membangun fasilitas laboratoriumnya menjadi lebih baik ya silahkan saja.


Semoga informasi yang saya berikan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, salam sehat untuk kita semua... Terimakasih....

Jumat, 02 Oktober 2020

Laboratorium Kalibrasi Terakreditasi KAN di Indonesia

Laboratorium Kalibrasi Terakreditasi KAN di Indonesia

laboratorium kalibrasi

Laboratorium Kalibrasi adalah suatu lembaga yang memiliki kegiatan utama untuk memverifikasi suatu alat ukur sesuai dengan rancangan yang ditetapkan dan dibutuhkan. Kegiatan kalibrasi itu sendiri adalah menentukan hubungan antara nilai yang ditunjukkan secara aktual oleh alat ukur dengan nilai yang telah diketahui.


Antara lab kalibrasi dan lab penguji memiliki hubungan yang sangat erat sehingga di dalam iso 17025, kedua lab tersebut disandingkan dalam satu standar yang tak terpisahkan. Jika ditinjau dari aspek bisnis juga, kedua lab tersebut memiliki hubungan yang berkesinambungan.


Maksud saya adalah tanpa adanya lab kalibrasi maka lab penguji tidak akan mampu menghasilkan data yang akurat, presisi dan tertelusur. Begitu juga halnya lab kalibrasi yang tidak akan bisa bekerja tanpa adanya permintaan jasa dari lab pengujian.


Namun lab tersebut juga bisa melakukan kegiatan kalibrasi dari berbagai bidang bisnis seperti di bidang pertambangan, minyak dan gas serta indusrti lainnya. Adapun tujuan kalibrasi itu sendiri adalah agar diketahui ketertelusuran pengukuran yang dilakukan hingga ke Satuan Internasional (SI).


Sedangkan manfaat kalibrasi adalah 

  1. Upaya untuk menjaga sistem mutu yang diterapkan pada berbagai kelompok industri atau laboratorium pada setiap alat ukur yang digunakan.
  2. Mampu mengetahui tingkat perbedaan (penyimpangan) antara nilai yang benar (mendekati benar) dengan nilai yang terbaca oleh alat ukur atau instrumen.


Pada laboratorium yang telah mendapatkan sertifikat akreditasi ISO 17025, harus memiliki program kalibrasi. Hal tersebut di dasari dengan kebijakan pada klausul 6.5 tentang Ketertelusuran Metrologi. Selain itu, kegiatan kalibrasi merupakan tolak ukur jaminan mutu data yang dihasilkan dari kegiatan penelitian atau analisis di laboratorium.


Persyaratan Kalibrasi

Mengingat pentingnya program ini, maka terdapat beberapa syarat agar suatu lembaga atau organisasi tersebut dapat melakukan kalibrasi terhadap beberapa alat ukur. Secara umum, apabila suatu organisasi laboratorium ingin mendapatkan akreditasi ISO 17025  sebagai laboratorium pengujian, syaratnya hampir sama dengan lab penguji. Namun untuk lebih detailnya silahkan klik disini

Baca Juga: Alat Laboratorium Yang Perlu Dikalibrasi

Secara umum peryaratan yang bisa saya informasikan adalah:

  1. Standar acuan yang memiliki ketertelusuran hingga ke Satuan Internasional
  2. Metode kalibrasi yang valid dan diakui secara Nasional dan atau Internasional
  3. Personel yang melakukan kalibrasi haruslah memiliki kompetensi dibidangnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dari laboratorium yang telah terakreditasi.
  4. Memiliki ruangan kalibrasi yang telah dikondisikan seperti kelembaban, suhu, tekanan udara, ventilasi dan bebas dari getaran.
  5. Alat ukur yang akan dikalibrasi dalam keadaan baik sebagaimana fungsinya.


Bidang Pekerjaan Yang Memerlukan Kalibrasi

Seperti yang kita bahas sebelumnya, bahwa kalibrasi merupakan kegiatan yang tak bisa dihindari apabila aktivitas yang kita lakukan berhubungan dengan data hasil pengukuran atau analisis. Beberapa bidang pekerjaan yang harus memiliki jadwal kalibrasi adalah:

 

1. Massa

Pengukuran dibidang massa yang biasanya terjadwal untuk dilakukan kalibrasi adalah Neraca atau Timbangan. Jika ditelaah, pengukuran massa sangat banyak diaplikasikan pada berbagai industri.


2. Volume

Volume adalah kapasitas suatu media untuk menampung suatu materi dengan jumlah yang terukur. Menyikapi dari definisi tersebut, sudah jelas bagi kita bahwa untuk memastikan bahwa volume yang dihitung sudah tepat dengan yang diinginkan maka diperlukan program kalibrasi.


3. Tekanan

Tekanan adalah gaya per satuan luas, sering kali beberapa industri seperti minyak dan gas menggunakan perangkat untuk mengatur dan memantau tekanan suatu aliran gas atau fluida. Lebih lanjut kita bahas, tentunya hal ini berpengaruh pada dampak ekonomi dan keselamatan apabila tekana aktual tidak bisa terukur secara pasti.


Sehingga beberapa alat ukur tekanan perlu dilakukan kalibrasi agar nilainya dapat diketahui secara pasti atau minimal kita dapat menentukannya berdasarkan hasil terkoreksi.


4. Optik

Optik adalah prilaku cahaya dan interaksinya dengan materi lain. Optik juga sering digunakan pada berbagai laboratorium seperti laboratorium kesehatan (medik), molekuler dan kimia. Kebanyakan pada instrumentasi kimia menggunakan sistem optik untuk mengukur suatu kadar di dalam sampel.

 

5. Suhu

Suhu adalah skala yang menunjukkan tingkat panas dari pelepasan energi. Dibidang laboratorium pengujian kimia, suhu tidak terlepas dari pengukuran kadar air atau proses pengabuan. Sehingga suhu yang ditunjukkan dari display alat (oven dan furnace) harus dikalibrasi agar dapat ditentukan berapa perbedaan antara suhu aktual dengan suhu acuan.

 

7. Dimensi

Dimensi adalah ukuran yang berasal dari pengukuran panjang, lebar, tinggi, luas dan lain-lain. Adapun alat ukur yang biasa digunakan adalah mistar manual. Namun beberapa dekade belakangan, ada juga alat ukur dimensi yang menggunakan sistem laser. Nah, peralatan yang seperti inilah yang perlu dikalibrasi mengingat hasil pengukuran yang di amati adalah berasal dari pantulan energi yang diterima.


Lab Kalibrasi Yang Direkomendasikan

Mengingat betapa pentingnya kalibrasi peralatan di laboratorium, maka kami mencoba untuk memberikan sedikit informasi mengenai lab kalibrasi yang telah mendapatkan sertifikasi akreditasi SNI ISO/IEC 17025: 2017. Untuk dapat melihat daftar lab yang terakreditasi tersebut silahkan kunjungi halaman berikut ini:

Daftar Lab Kalibrasi Terakreditasi


Penutup

Demikianlah ulasan ini kami sampaikan, semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat untuk pengunjung setia lab mutu. Jika ingin membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan iso 17025:2017 silahkan telusuri menu di atas. Terimakasih

Jumat, 18 September 2020

Lemari Asam atau Fume Hood yang Berkualitas Untuk Mendukung Kinerja Laboratorium

Lemari Asam atau Fume Hood yang Berkualitas Untuk Mendukung Kinerja Laboratorium

lemari asam berkualitas untuk laboratorium
 

Lemari Asam adalah fasilitas penunjang yang harus tersedia di laboratorium terutama untuk laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan zat mudah menguap dan bersifat berbahaya bagi kesehatan. Pemilihan lemari asam yang cocok harus ditetapkan di awal sebelum laboratorium didirikan.


Terdapat beberapa jenis lemari asam yang sering digunakan di laboratorium, hal itu dikelompokkan berdasarkan sifat bahan kimia yang digunakan. Jika kita sering bekerja dengan zat asam, tentunya pemilihan bahan harus di pilih sedemikian rupa. Tentunya bahan yang digunakan tidak boleh terbuat dari bahan logam seperti stainless steel dan sebagainya.

 

Sebaliknya apabila kita lebih sering menggunakan bahan kimia golongan pelarut organik,maka kita harus menggunakan lemari asam yang terbuat dari bahan logam. Mengapa demikian? karena sifat dari pelarut organik yang mudah terbakar, apabila di tempatkan dari lemari asam yang terbuat dari kayu maka resiko kebakaran akan lebih besar.

 

Pengertian Lemari Asam

Peralatan ini sering juga disebut sebagai Fume Hood atau Fume Cupe Boar yaitu alat ventilasi lokal yang dapat mengarahkan uap, gas, debu atau asap yang bersifat beracun ke bagian luar fasilitas laboratorium. Perlu diketahui bahwa uap, gas atupun debu tersebut bersifat beracun dan berbahaya jika terhirup oleh personel yang bekerja di laboratorium.
Selain lemari asam yang biasa kita ketahui, terdapat juga alat ventilasi dan sering digunakan di laboratorium seperti cabinet udara bersih, kotak inokulasi dan biosafety cabinet yang sering dipakai jika kita bekerja dengan mikroorganisme berbahaya.
 

Fungsi Fume Hood

Fungsi dari seperangkat peralatan ini adalah untuk mengurangi paparan zat atau mikroorganisme berbahaya terhadap personel yang bekerja. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi ancaman yang ditimbulkan dari efek samping bahan yang digunakan.

Terkadang lemari asam juga berfungsi untuk mengurangi uap berbahaya di ruangan laboratorium karena daya hisap yang cukup kuat mengakibatkan udara di sekitar ruangan laboratorium ikut terhisap. Desain lemari asam yang dilengkapi dengan laci di bawahnya juga berfungsi untuk lemari penyimpanan bahan kimia berbahaya yang bersifat mudah menguap.

Oleh sebab itu pilihlah lemari asam yang telah terstandar agar dapat berfungsi dengan baik dan mampu mengurangi efek samping dari bahan-bahan kimia berbahaya.

Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium

Dipasaran, terdapat beberapa jenis fume hood yaitu tipe ductless dan tipe ducting, Nah kedua tipe lemari ini hampir mirip. Prinsip kerja lemari asam secara umum yaitu:
  • Blower yang terpasang dibagian luar akan berputar dan menghisap udara dari bagian lemari asam. Biasanya antara blower dan lemari asam dihubungkan oleh pipa atau selang yang sesuai ukurannya dengan blower.
  • Blower yang menyala akan menghisap udara dari pintu blower
  • Uap, gas, debu atau mikroorganisme berbahaya akan terhirup bersama dengan udara melalui mesin blower.
  • Di bagian luar terkadang di pasang trapping atau scruber untuk menyaring atau menjebak senyawa berbahaya agar tidak mengkontaminasi udara luar.

Tipe dan Jenis Lemari Asam

Pada saat pembelian lemari asam, tentunya harus dipilih yang cocok untuk kegiatan laboratorium beberapa tipe yang tersedia dipasaran adalah sebagai berikut:
  1. Tipe khusus untuk mengatasi asam fluorida.
  2. Tipe untuk menyerap uap perklorat yang terdiri dari sistem filtrasi udara yang baik, terbuat dari bahan stainless steel dan dilengkapi dengan pipa PVC agar tahan dari zat asam.
  3. Tipe lemari asam untuk mengatasi senyawa radioaktif,
  4. Tipe lemari asam untuk sterilisasi jika bekerja dengan mikroorganisme berbahaya (Biosafety Cabinet).
 
Jenis lemari asam juga terbagi 2 (dua) yaitu seperti yang saya sebutkan di atas adalah sistem ducting dan ductless (non ducting).

Ducting adalah jenis lemari asam yang menggunakan blower pada saat beroperasi. Perangkat inilah yang sering digunakan di beberapa laboratorium. Alat ini juga terpasang permanen karena harus diposisikan pada sudut tertentu. 

Kemudian agar blower dapat terpasang maka dinding yang mengarah ke bagian luar laboratorium harus di lubangi. Jenis ini biasanya juga dilengkapi dengan scrubber yang berfungsi untuk menyaring zat zat berbahaya yang terhisap bersama dengan udara dari dalam lemari asam.
 
Jenis berikutnya adalah non ducting yaitu lemari asam yang di desain khusus untuk bisa di bawa-bawa atau dipindah ke bagian lain. Sistem blower dan filter biasanya langsung tergabung ke bagian atas lemari asam. Yang perlu diperhatikan saat memilih fume hood jenis ini adalah penggantian filter yang harus diperhatikan agar uap, debu, gas atau mikroorganisme berbaya tidak mengkontaminasi ruangan laboratorium.

Tips Pemilihan Lemari Asam

Lemari asam yang bagus, tentunya disesuaikan oleh kebutuhan di laboratorium. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah efisiensi energi dan ukuran lemari asam yang disesuaikan dengan ruangan yang tersedia.

Beberapa tips untuk memilih lemari asam adalah:
  1. Pilih tipe yang sesuai dengan jenis sampel serta parameter pengujian yang dilakukan.
  2. Pilih juga, bahan utama pembuatnya, apakah terbuat dari logam atau bahan kayu. Pemilihan ini tentunya harus disesuaikan pula dengan bahan yang digunakan. Seperti yang saya katakan di awal, apabila kita bekerja dengan asam kuat maka harus terbuat dari bahan kayu. Namun apabila menggunakan pelarut organik maka pilihlah lemari asam yang terbuat dari bahan logam agar tidak mudah terbakar juga pada saat terjadi kecelakaan.
  3. Pilihlah jenis trapping atau scrubber yang cocok sehingga dapat mengurangi atau menyaring uap, gas, debu atau mikroorganisme agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
  4. Pastikan ada kontrak kerja yang jelas dari produsen atau distributor karena apabila kita telah mendapatkan penjelasan namun tidak sesuai dengan peruntukannya maka pihak distributor atau produsen akan membimbing anda dalam pengoperasiannya sehingga fungsinya dapat berjalan dengan baik.

Penutup dan Kesimpulan

Nah, itu sedikit penjelasan mengenai lemari asam di laboratorium yang perlu teman-teman ketahui agar tidak salah memilih jenis dan tipenya. Terdapat beberapa produsen atau distributor terpercaya untuk menyuplai kebutuhan ini. Perihal harga tentunya berbeda-beda dengan jenis, tipe dan asal produk. Tentunya lemari asam yang berasal dari luar negeri (impor) akan lebih mahal dari pada buatan lokal Indonesia.

Demikianlah artikel mengenai lemari asam yang berkualitas untuk mendukung kinerja laboratorium yang baik. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua, Terimakasih

Kamis, 17 September 2020

Uji Homogenitas Sederhana (Pemahaman Awal) untuk Laboratorium Pengujian

Uji Homogenitas Sederhana (Pemahaman Awal) untuk Laboratorium Pengujian

Uji homogenitas sederhana untuk laboratorium pengujian

Uji homogenitas sering kali terdengar di telinga kita, namun terkadang masih ada yang belum memahami bagaimana cara menganalisisnya. Pada artikel ini, saya mencoba memberikan ulasan tentang cara menentukan homogenitas suatu populasi untuk dijadikan sebagai sampel. Perlu kami sampaikan di awal bahwa uji ini sebenarnya diperuntukkan untuk menentukan tingkat kesamaan variansi dari suatu populasi.

Pengantar

Bagi pemikiran awam, uji homogenitas digunakan untuk menentukan tingkat variansi sampel. Padahal... berdasarkan ilmu statistik, uji homogenitas digunakan untuk menentukan kesamaan sifat atau karakter suatu populasi. Sehingga apabila dilakukan pengambilan sampel di bagian manapun hasilnya tidak berbeda secara signifikan.

Satu hal lagi yang saya sampaikan uji homogenitas harus dilakukan pada waktu yang tidak berbeda alias bersamaan. Sebab jika kita melakukannya pada waktu yang berbeda maka uji homogenitas tidak berlaku lagi. Jika teman-teman bertanya: Jadi uji apa namanya? yaitu Uji Stabilitas. Namun kita tidak membahasnya pada artikel yang sama, jika anda ingin mempelajarinya silahkan ke artikel di bawah ini.
Baca Juga: Uji Stabilitas Populasi Untuk Pengendalian Mutu Laboratorium
Baik kita lanjut lagi pembahasannya, cara menghitung uji homogenitas sangatlah mudah dan dapat menggunakan teknik sederhana dan teknik yang agak rumit. Saya biasa menghitung uji homogenitas menggunakan Excel untuk pekerjaan sehari-hari.

Namun saya juga terkadang menghitung homogenitas menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) pada saat menyelesaikan studi Magister waktu itu. Jika kita baca lagi kepanjangan dari SPSS, bahwa aplikasi tersebut awalnya hanya untuk penelitian sosial tetapi seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, aplikasi tersebut dapat digunakan untuk berbagai bidang.

Mengapa Uji Homogenitas Penting Untuk Dibahas?

Sesuai dengan headline di atas, pasti ada yang penasaran "untuk apa sih uji homogenitas di lakukan oleh laboratorium?". Baik saya coba mendudukkan dulu esensi dari uji homogenitas.

Hal ini penting untuk kita kaji lebih lanjut mengingat apabila kita tidak bisa memastikan tingkat kehomogenan populasi yang akan diambil menjadi sampel maka bias atau standar deviasinya akan besar. Jika dianalisis lebih lanjut, bias atau standar deviasi yang besar tersebut akan menyumbang nilai ketidakpastian yang besar pula.
Baca Juga: Cara Menghitung Rata Rata Data Hasil Pengujian Menggunakan Excel
Untuk itu sebelum kita ambil sampel dari suatu populasi maka harus ditentukan terlebih dahulu tingkat homogenitasnya. Apabila berdasarkan hasil uji homogenitas ternyata populasi tersebut tidak homogen maka diperlukan suatu tindakan lagi. Biasanya tindakan yang sering dilakukan adalah mengaduk kembali bahan yang akan kita ambil sampelnya. Misalnya kita ingin membuat kontrol sampel dari bahan makanan seperti beras merah. Maka, kita harus mengaduk beras merah tersebut hingga benar-benar homogen.

Selanjutnya, uji kembali populasi tersebut hingga diperoleh kesimpulan bahwa populasi bersifat homogen.

Apa Saja yang Harus Ditentukan Uji Homogenitasnya?

Berdasarkan headline di atas maka langsung saya jawab Semua. Karena jika kita bekerja dibidang laboratorium maka sangat berhubungan erat dengan kegiatan pengendalian mutu laboratorium. Oleh sebab itu sebagai langkah awal adalah memastikan bahwa sampel yang kita ambil berasal dari populasi yang homogen.

Uji homogenitas sangat sering digunakan pada saat kita sedang mempersiapkan kontrol sampel secara internal atau persiapan sampel untuk uji banding laboratorium apabila Lab teman-teman yang kan menjadi penyelenggara uji banding laboratorium.

Tahap ini dilakukan setelah kita mendapatkan sekumpulan (populasi) bahan kandidat sampel. Setelah kita mengaduk atau mengayak bahan tersebut, barulah kita harus menghitung tingkat kehomogenan bahan yang kita persiapkan.

Rumus Menghitung Homogenitas

Agar kita mengetahui kesamaan variansi bahan maka bisa dihitung menggunakan Uji F. Uji F adalah salah satu teknik pengujian secara statistik untuk menguji koefisien regresi secara simultan serentak atau bersamaan. Uji F tersebut juga dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perlakuan dalam satu kelompok atau kita sebutlah disini bahan kandidat sampel melalui uji pengulangan.

Uji variansi sering juga digunakan untuk mendefinisikan istilah uji f ini yaitu analisis of varians (ANOVA). Jika kita ingin mendapatkan suatu kesimpulan dari operasi perhitungan maka nilai perhitungan harus dibandingkan dengan nilai standar atau acuan. Nilai standar atau acuan tersebut yaitu nilai F Tabel.

Uji F

Di dalam kita menentukan uji F, kita harus membandingkan nilai F tabel dengan F hitung. Nah, tugas kita saat ini adalah mencari nilai F perhitungan. Untuk mendapatkan nilai tersebut, terlebih dahulu harus ditentukan variansi sampling (Ss kuadrat) dan variansi keberulangan analisis (Sa kuadrat). Nilai nilai variansi tersebut bisa ditentukan dari MSB (Mean Square Bentween) dan MSW (Mean Square Within).

Rumus menghitung MSB dapat anda lihat seperti gambar berikut ini:

rumus msb pada uji f

Sedangkan untuk menghitung MSW dapat dilakukan menggunakan rumus dibawah ini:

rumus msw pada uji f

Keterangan rumus di atas adalah:
  • a = data pada ulangan pertama
  • b = data pada ulangan kedua
  • X bar = rata-rata
  • n = jumlah data atau total seluruh pengulangan

Setelah kita dapatkan nilai MSB dan MSW maka uji homogenitas bahan dapat di tentukan dengan uji F yang dievaluasi berdasarkan 2 kriteria. Kriteria tersebut saya dapatkan dari dokumen KAN DPLP 23 Tanggal 16 Desember 2015.

Rumus Mencari F Hitung

Pada kriteria pertama ini, nilai F perhitungan dapat diketahui melalui perbandingan langsung antara MSB dan MSW. Lebih jelaskan silahkan lihat pada rumus dibawah ini:

nilai f hitung cara pertama

Setelah kita dapatkan nilai dari hasil perbandingan MSB dan MSW maka tahap berikutnya adalah menbandingkannya dengan nilai F pada tabel. Syarat untuk menyatakan bahwa bahan tersebut sudah homogen adalah F hitung harus lebih kecil dari F tabel (F hitung < F tabel).

Untuk melihat data pada F tabel silahkan lihat tabel untuk derajat bebas (alpha) 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% kemudian lihat data pada kolom n-1 (jumlah data dikurangi 1). Tabel uji F tersebut bisa anda lihat disini.

Contoh Soal Perhitungan Uji Homogenitas

Setelah kita bahas bagaimana menentukan homogenitas suatu bahan dan uji statistik yang digunakan, maka selanjutnya akan kita coba menentukan uji homogenitas. Mudah mudahan dengan kami sajikan contohnya, maka dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Contoh Soal

Suatu laboratorium akan mengembangkan suatu kontrol sampel untuk dijadikan sebagai bahan acuan internal laboratorium. Bahan yang akan dijadikan adalah tepung terigu yang berasal dari pasar merek x. Kandidat bahan acuan internal tersebut akan digunakan untuk memantau pengujian Fe (besi) dan Zn (seng) di dalam sampel tepung terigu.

Tahap yang harus dilakukan adalah melakukan proses homogenisasi sampel menggunakan teknik tertentu. Saya tidak akan membahas teknik pembuatan kontrol sampel karena tidak akan bisa dijelaskan pada saat yang bersamaan.

Setelah kita yakin bahwa kandidat bahan acuan tersebut telah homogen maka ambil 10 titik dan masukkan ke dalam wadah tertentu. Kemudian uji 10 sampel tersebut menggunakan instruksi kerja  yang sudah di verifikasi atau validasi yang digunakan oleh laboratorium. setipa sampel yang diambil tadi dilakukan pengujian secara duplo (duplikasi sampel).

Setelah diperoleh data hasil pengujian 10 sampel tadi, maka kita akan menghasilkan 20 data yang diperoleh dari pengujian pada waktu yang bersamaan. Baiklah saya akan contohkan data yang diperoleh seperti pada tabel berikut ini:


Setelah kita mendapatkan hasil dari pengujiannya maka kita hitung MSB dari pengujian tersebut, cara menghitungnya saya sajikan ke dalam worksheet excel berikut ini:


Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus MSB yang saya jabarkan sebelumnya, maka nilai dari MSB hasil pengujian Fe di dalam tepung terigu adalah 0,00468. Nah, selanjutnya kita juga harus menghitung nilai MSW, dimana hasilnya juga saya jabarkan pada contoh worksheet berikut ini:


Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, maka diperoleh nilai MSW untuk pengujian kandungan Fe di dalam tepung terigu adalah 0,0102.

Selanjutnya, untuk mendapatkan F perhitungan, seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa:


Maka,


Selanjutnya silahkan lihat nilai F tabel dengan ketentuan:
  • Derajat bebas (p) = 0,05
  • N1 = n-1 = 10-1 = 9
  • N2 = n = 10

Berdasarkan hasil ketentuan di atas, maka tabel yang kita lihat adalah pada tingkat kesalahan 5% kemudian pembilangnya pada kolom 9 dan penyebutnya pada kolom 9. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat tabel uji f berikut ini:


Berdasarkan data yang saya lingkari itu, maka nilai F tabel adalah 3,02.

Jika kita bandingkan antara F hitung yaitu 0,46 dengan F tabel yaitu 3,02.

Jadi berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, apakah kandidat bahan acuan yang kita buat sudah homogen?
Baca Juga: Uji Profisiensi Laboratorium dan Uji Banding ISO 17025 Untuk Kinerja Optimal
Silahkan jawab pada kolom komentar dan penjelasan yang menarik dan jawaban yang paling baik akan saya berikan template gratis untuk uji homogenitas bahan acuan.

Penutup dan Kesimpulan

Masih banyak diantara kita yang belum memahami bagaimana cara menentukan uji homogenitas pada populasi atau bahan acuan yang akan kita gunakan sebagai sampel untuk proses pengujian. Pada dasarnya ada banyak sih metode untuk menentukan kehomogenan suatu bahan. Semoga saja apa yang saya berikan melalui artikel ini bisa membantu rekan-rekan dalam mengolah data di laboratorium.

Demikianlah pembahasan kita kali ini, semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Terimakasih.

Minggu, 13 September 2020

Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Penelitian Yang Wajib Diketahui Pemula

Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Penelitian Yang Wajib Diketahui Pemula

Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif merupakan topik yang perlu dikaji sebagai dasar pada saat ingin melakukan berbagai penelitian. Sebelum kita melakukan penelitian, sebaiknya kita harus paham dulu tentang apa itu kualitatif dan apa yang dimaksud dengan kuantitatif.

Sebelum kita jauh membahas menganai kualitatif dan kuantitatif, mari kita simak dulu penjelasan mengenai penelitian. Penelitian adalah suatu bentuk laporan yang sering dijumpai dalam penyusunan skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain.

perbedaan kualitatif dan kuantitatif

Bagi seorang ahli, tentunya tidak terlepas dari yang namanya penelitian, apakah sebagai mahasiswa, siswa, para ahli dan pakar-pakar dibidang tertentu untuk mencari dan menguji kebenaran dari suatu fenomena.
Baca Juga: TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK PENELITIAN EKSPERIMEN DAN LABORATORIUM
Sebelum kita lebih jauh membahas, disini saya akan menginformasikan bahwa labmutu.com (website ini) merupakan blog autority untuk memberikan seputar informasi tentang mutu laboratorium baik teknis maupun manajemen. Namun pada beberapa kategori, saya juga membahas tentang Penelitian dan Statistik.

Ok balik lagi ke topik pembahasan kita, bahwa di dalam dunia pendidikan sangat berhubungan erat dengan kegiatan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan suatu fenomena agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesimpangsiuran generasi mendatang. Oleh sebab itu, rajin-rajinlah untuk melakukan suatu penelitian agar bisa mendapatkan amal jariyah dari apa yang kita lakukan untuk negeri ini dan generasi mendatang.

Dalam memahami perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif, sering kali kita bingung dengan dua istilah tersebut terutama dikalangan pelajar atau mahasiswa. Bagi pemahaman awam termasuk saya pada saat itu menyangka bahwa penelitian kuantitatif adalah berhubungan dengan angka dan kualitatif berhubungan dengan kata-kata.

Baiklah kita coba bahas satu persatu yang berhasil saya rangkum dari berbagai sumber.

Pengertian Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Pengertian Menurut Strauss dan Corbin

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan yang tidak bisa diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau cara lain dari proses pengukuran.

Pengertian Menurut Sugiyono

Menurutnya bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang memiliki landasarn pada filsafat post positivisme. Sering kali metode ini digunakan untuk melakukan penelitian terhadap suatu kondisi objek yang bersifat alami (lawan dari eksperimen), dan biasanya penelitian ini merupakan instrumen kunci.
Perihal pengambilan sampel yang sesuai untuk digunakan adalah menggunakan metode purposive dan snowball sampling sedangkan teknik pengumpulan data bisa menggunakan tri-angulasi (gabungan). Analisis data yang digunakan adalah bersifat induktif atau kualitatif. Berlanjut pada hasilnya, yaitu menekankan pada arti dari generalisasi.

Sedangkan metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang dilandasi oleh filsafat positivisme. Penggunaan metode ini dapat diterapkan untuk sampel dan populasi, teknik sampling yang umum digunakan adalah secara acak atau random. Untuk teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan instrumen penelitian yang digunakan. Berlanjut pada analisis data yang digunakan adalah melalui sistem pengukuran yang berfungsi untuk menguji hipotesa yang telah ditetapkan di awal.

Pengertian Menurut Saryono

Menurut Saryono, bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang sering digunakan untuk menyelidiki, menjelaskan, memberikan gambaran dan menemukan kualitas dari pengaruh secara lami (biasanya kondisi sosial atau prilaku mahluk hidup) yang tidak dapat diselaskan, diukur atau bahkan digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah kebalikan dari kualitatif ini.

Nah, setelah kita mengulas pengertiannya, berikutnya adalah apa saja yang membedakan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif? Yuk kita ulas satu per satu.

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Setelah kita membahas tentang pengertian penelitian menurut beberapa ahli, berikut ini juga saya jelaskan poin-poin penting yang membedakan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sehingga anda bisa lebih mudah dalam memahami perbedaanya. Dan tidak salah dalam memilih metode yang akan digunakan.

Parameter Kualitatif Kuantitatif
Desain Penelitian Bersifat umum, fleksibel dan dinamis. Dapat berkembang selama proses penelitian berjalan Memiliki sifat khusus, terperinci dan statis. Alur penelitian kuantitatif sudah direncanakan sejak awal dan tidak bisa diubah lagi
Analisis Data Dianalisis selama proses penelitian berlangsung Dapat dianalisis setelah tahap akhir penelitian dan sebelum laporan dihasilkan
Subjek Penelitian Subjek penelitian biasanya disebut narasumber Subjek penelitian biasanya disebut responden
Sudut Pandang Terhadap Fakta Memandang fakta tergantung pada cara peneliti mengintepretasikan data hasilnya. Karena ada beberapa hal yang kompleks dan tidak bisa dijelaskan hanya sebagai angka, sebagai contoh adalah perasaan manusia. Penelitian ini berangkat dari data menghasilkan teori. Memandang fakta tergantung pada objek penelitian, dalam hal ini peneliti harus bersifat tidak memihak. Apapun yang teramati di lapangan, itulah fakta yang harus di catat. Penelitian jenis ini berangkat dari teori menuju data.
Pengumpulan Data Lebih fokus pada suatu yang tidak dapat diukur oleh salah atau benar. Kualitas penelitian tidak ditentukan oleh banyaknya narasumber melainkan kedalaman informasi yang digali. Data dikumpulkan menggunakan instrumen. Data yang diperoleh selanjutnya dikonversi menggunakan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian ditentukan oleh banyaknya responden atau sampel yang terlibat.
Representasi Data Laporan penelitian lebih banyak mengandung deskripsi Direpresentasikan dalam bentuk hasil dari perhitungan matematis atau statistik. Hasil tersebut dianggap sebagai fakta yang sudah dikonfirmasi. Keabsahan ditentukan berdasarkan validitas dan reliabilitas instrumen yang dipakai.
Implikasi Hasil Penelitian Implikasi terbatas pada situasi tertentu. Hasil penelitian tidak bisa digeneralisasi dalam pengaturan yang berbeda Hasil berupa fakta atau teori yang berlaku secara umum, kapanpun dan dimanapun fakta tersebut tetap berlaku.
Metode Yang Digunakan Fenomenologi, Etnografi, Studi Kasus, Historis dan Grounded Theory Eksperimen, Survey, Korelasi, Analisis Jalur dan Expost Facto
Tujuan Penelitian Mendapatkan pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripsikan realitas dan kompleksitas sosial Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena sosial yang diteliti
Jenis Data Deskriptif dan Eksploratif Numerik dan Statistik

Baiklah itu saja yang bisa kami berikan artikel tentang perbedaan istilah kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian. Silahkan baca berulah kali agar lebih paham dalam memilih metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir atau projek di perusahaan tempat Anda bekerja.
Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua, silahkan bertanya pada kolom komentar jika ada yang ingin ditanyakan atau didiskusikan. Terimakasih...

Video Ulasan ISO 17025