Minggu, 18 April 2021

NERACA ANALITIK atau TIMBANGAN LABORATORIUM : Pengertian, Fungsi dan Jenis

NERACA ANALITIK atau TIMBANGAN LABORATORIUM : Pengertian, Fungsi dan Jenis

Neraca Analitik atau sering juga disebut sebagai Timbangan Laboratorium, merupakan peratalan yang wajib dimiliki oleh suatu organisasi laboratorium terutama untuk laboratorium pengujian. Kualitas data hasil uji terkadang ditentukan dengan kualitas neraca yang digunakan. Mengapa dikatakan demikian? karena tidak sedikit rumus perhitungan yang didasari oleh berat material yang ditimbang.

 

neraca analitik

Sebelum masuk pada sesi pembahasan yang terlalu jauh, mari kita susun materi bahasan kita kali ini dimulai dari pengertian, fungsi, jenis dan cara menggunakannya. Bagi teman-teman yang sudah lama memiliki pengalaman kerja dibidang laboratorium, tentunya hal ini sudah biasa untuk dibahas, namun bagi rekan-rekan yang baru ingin memulai pekerjaannya dibidang laboratorium pengujian, saran kami sebaiknya baca dengan lengkap artikel ini.


Pengertian Neraca Analitik


Neraca analitik berasal dari bahasa inggris yakni Analytical Balance yaitu suatu peralatan laboratorium yang sering digunakan dalam pengukuran massa suatu material (zat) seperti dalam bentuk padat atau bahkan cair (densiti). Pengertian yang berhasil kami rangkum dari website andarupm.co.id bahwa neraca analitik merupakan alat yang digunakan untuk menimbang zat.


Menurut wikipedia bahwa neraca analitik adalah jenis neraca yang dirancang khusus untuk menentukan suatu massa kecil dalam rentang sub-miligram. Selanjutnya anm.co.id juga menjelaskan bahwa neraca analitik adalah jenis timbangan yang dirancang untuk mengukur massa kecil rentang miligram sampai gram.


Sehingga bisa kita simpulkan bahwa timbangan analitik adalah alat yang berfungsi untuk menimbang zat dalam jumlah yang kecil serta memiliki keakuratan yang baik.


Fungsi Neraca Analitik


Dilihat dari istilahnya, tentu kita sudah memahami lebih utuh tentang fungsi dari timbangan laboratorium tersebut yaitu sebagai alat untuk menakar suatu bahan atau zat dalam jumlah yang akurat dan memiliki ketertelusuran yang baik dengan satuan internasional (SI).


Terkadang alat ini juga di kombinasikan dengan alat lain seperti Moisture Analyzer dimana di dalam alat tersebut telah dilengkapi dengan unit dari neraca analitik dan pemanas yang berfungsi untuk menimbang selisih dari berat air yang menguap.


Ada 2 (dua) jenis neraca analitik yang sering kali digunakan di laboratorium yaitu Neraca Analitik Digital dan Neraca Analitik Analog. Kedua jenis tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga laboratorium harus memahami betul, jenis mana yang dibutuhkan oleh laboratoriumnya.


Akhir-akhir ini, jenis neraca analog sudah jarang ditemui mengingat penggunaan yang lebih rumit karena harus jelih dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh jarum analognya. Berbeda halnya dengan neraca digital yang cenderung lebih mudah dalam membaca hasil zat yang tertimbang.


Selain rumitnya dalam pembacaan skala dari timbangan analog, dalam penggunaannya juga harus selalu dikalibrasi dengan anak timbangan yang lebih banyak dan interval tertentu sehingga hasil dari kalibrasi tersebut dijadikan sebagai pembanding massa zat yang tertimbang.


Lain hal nya dengan neraca digital, yang dapat melakukan koreksi secara otomatis ketika kita menggunakan hanya 1 jenis anak timbangan misalnya anak timbangan 100 gram untuk mengkalibrasi timbangan digital.


Fitur Neraca Analitik


Berikut ini beberapa fitur tambahan pada neraca analitik, sebagai tambahan referensi teman-teman sekalian, yaitu:

  • Electromagnetic Force Restoration yaitu fitur pada neraca analitik yang menggunakan coil magnetic secara permanen, hal ini untuk meningkatkan akurasi pengukuran yang tinggi.
  • Internal Database Storing System yaitu berfungsi sebagai memori untuk menyimpan program kalibrasi dan hasil penimbangan dalam database timbangan.
  • Touch Screen Display, Fitur ini tidak semua dimiliki oleh timbangan analitik, hanya seri dan tipe tertentu yang dilengkapi dengan fitur ini. Fungsinya adalah untuk mempermudah dalam pengoperasian alat timbangan analitik digital.
  • Port RS232 Data Interface, atau sering kita kenal dengan colokan RS232 yang dapat dihubungkan dengan sistem komputer sehingga memudahkan kita dalam melakukan analisis data dari massa zat yang kita timbang.
  • Waterpass atau sering kita kenal sebagai mata kucing, bagian ini sangat penting sekali untuk selalu kita periksa. Fungsi dari fitur ini adalah memposisikan timbangan pada posisi yang benar-benar datar. Mengingat bahwa kemiringan dari timbangan yang digunakan, akan mempengaruhi nilai massa zat yang tertimbang untuk ditampilkan pada Display timbangan.

 

Kelebihan dan Kekurangan Neraca Analitik


Agar memahami lebih jauh mengenai alat neraca ini, berikut ini  beberapa kelebihan dan kekurangan neraca dengan beberapa fitur yang dimilikinya yaitu:


timbangan analitik dan neraca analitik

Tips Membeli dan Memilih Neraca Analitik Yang Sesuai


Mengingat sangat banyak jenis, tipe dan seri timbangan analitik dari berbagai merk di pasaran, tantunya hal ini membuat pusing dan bingung bagi kita yang ingin membeli dan memilih jenis neraca yang cocok untuk digunakan di laboratorium. Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa kami sampaikan untk mempermudah proses pemilihan barang pada proses tender dan kontrak pembelian.

 

  1. Tentukan budget pembelian di angka berapa mengingat harga dari neraca yang digunakan sangat bervariasi, sesuai dengan merk dan tipe serta fitur yang dimilikinya.
  2. Tentukan dan pastikan kembali rentang kerja dari neraca yang akan digunakan seperti kapasitas maksimalnya, resolusi, ukuran pan, waktu respon dan lain-lain.
  3. Pastikan bahwa layanan purna jual lebih mudah seperti proses claim jika terjadi kerusakan pada masa garansi atau proses perawatan ringan jika ada troubleshooting.
  4. Pastikan dengan kemudahan dalam pengoperasiannya, terkadang ada jenis neraca yang rumit untuk digunakan karena fiturnya yang sangat komplek, oleh sebab itu sesuaikan lagi dengan beban kerja yang akan dilakukan dengan neraca yang akan kita beli tersebut.

Cara Menggunakan Neraca Analitik


Prosedur penggunaan neraca biasanya sama saja secara umum yaitu berdasarkan pada langkah-langkah berikut ini:


  1. Pastikan timbangan pada posisi yang benar-benar datar, hal ini dapat ditentukan dengan mengatur kaki dan waterpass.
  2. Posisikan neraca yang jauh dari getaran dan pengaruh hembusan udara (kipas angin atau hembusan udara pendingin ruangan).
  3. Posisikan neraca diruangan yang kering dan sejuk atau sesuai denagn petunjuk penempatan timbangan. Hal ini dapat dilihat dari buku manual alat neraca pada masing-masing alat.
  4. Jauhkan neraca dari pengaruh medan magnet
  5. Sebelum digunakan, pasitkan bahwa display menunjukkan pada angka Nol (0) dan pan terbebas dari pengotor atau sisa dari zat yang tertimbang sebelumnya.
  6. Pastikan penutupnya tertutup ketika tidak digunakan.
  7. Lakukan kalibrasi internal minimal 1 kali dalam sebulan dan kalibrasi eksternal minimal 1 kali dalam setahun untuk menjamin performa neraca dalam kondisi yang akurat dan konsisten dalam menunjukkan nilai zat yang tertimbang.
  8. Pilihkan lembaga kalibrasi neraca yang sudah terakreditasi oleh KAN untuk menjamin data yang dihasilkan benar-benar handal dan dapat dipertanggung jawabkan serta tertelusur ke satuan SI.


Mengani pengoperasian secara detail, teman-teman dapat melihat pada buku manual pengoperasian masing-masing alat yang dibeli. Jangan lupa juga untuk membuat dokumen Instruksi Kerja Pengoperasian Alat Neraca Timbangan sehingga memudahkan para personel dalam menggunakan neraca analitik yang ada.


Baca Juga: Sumber Kesalahan Dalam Pengukuran


Nah, setelah teman-teman membaca tulisan singkat ini, apakah teman-teman sudah memahami tentang alat neraca analitik yang sering kali terdapat di laboratorium? jika sudah mohon tuliskan pada kolom komentar di bawah ini.


Silahkan dishare kepada rekan-rekan lainnya agar kita mendapatkan pahala jariyah dari membagikan ilmu yang bermanfaat. Demikian artikel yang kami sampaikan kali ini, mudah-mudahan bisa memberikan manfaat, stay heath dan wassalam...

Kamis, 15 April 2021

Apa Itu Quality Control : Berikut Ini Penjelasan Lengkapnya

Apa Itu Quality Control : Berikut Ini Penjelasan Lengkapnya

Apa Itu Quality Control ? Tentunya itu menjadi pertanyaan menarik yang perlu saya bahas melalui artikel ini. Disini akan kami ulas secara lengkap dan detail agar setelah anda membaca artikel ini, bisa memahami secara mendalam mengenai qc.

 

apa itu quality control
Ilustrasi Quality Control by Labmutu.com

Quality control atau biasa disebut sebagai QC adalah proses pengecekan akhir yang dilakukan untuk menjamin mutu dan kualitas produk masih sesuai kualifikasi awal. Quality control sering diterapkan oleh beberapa perusahaan dan bisnis. Terutama bagi mereka yang memproduksi barang atau jasa tertentu di bidang tertentu.


Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai quality control secara lengkap. Mulai dari pengertian, fungsi, manfaat hingga cara kerja quality control akan diulas.  Mari simak informasi selengkapnya berikut ini, ya?


Pengertian Quality Control


Quality Control (QC) dalam bahasa Indonesia familiar disebut sebagai pengendalian mutu. Hal ini dilihat dari tujuan QC itu sendiri. Dimana proses QC ini dimaksudkan untuk memastikan kembali kualitas produk sudah sesuai.


Tujuannya adalah agar ketika produk tersebut sampai ke tangan konsumen masih dalam keadaan baik. Artinya sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Jadi, quality control berfungsi untuk menyortir atau memfilter barang-barang yang diproduksi. Nantinya hanya barang-barang berkualitas saja yang bisa masuk ke tahap pemasaran.


Fungsi Quality Control


Quality Control merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk meninjau barang-barang yang terlibat dalam sebuah proses produksi. QC sering diterapkan pada berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga produk buatan tangan.


Secara umum, tujuan QC adalah untuk menjamin kualitas produk sehingga barang atau jasa yang ditawarkan tetap berkualitas hingga sampai ke tangan konsumen. Beberapa fungsi quality control yang lainnya yaitu:


  • Quality control berfungsi untuk mengawasi proses produksi dari awal hingga barang selesai dibuat.
  • Mengontrol apabila adanya ketidaksesuaian pada saat proses produksi berlangsung.
  • Meluluskan sebuah produk yang sudah dipastikan sesuai dengan standar yang berlaku.
  • Melakukan proses monitoring, kemudian melakukan verifikasi terhadap kualitas sebuah produk.

 

 

Unsur-Unsur Quality Control

 

Untuk menjalankan sebuah pengendalian mutu, tentunya harus melibatkan pengembangan sistem. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar yang dibutuhkan, baik bagi pelanggan maupun customer.


Baca Juga : Pelatihan Pembuatan Control Chart


Oleh karenanya, proses quality control juga harus memenuhi unsur-unsur tertentu.  Apa saja unsur-unsur quality control yang harus dipenuhi? Berikut ini ulasan lengkapnya.


1. Kontrol (monitoring)


Unsur kontrol ini menjadi poin pertama yang masuk ke dalam pengendalian mutu produk. Berikut ini tahapan yang terdapat dalam proses kontrol:


  • Identifikasi catatan
  • Kriteria mengenai integritas dan kinerja
  • Manajemen pekerjaan
  • Pengelolaan yang baik pada saat proses produksi dan lain sebagainya


2. Kompetisi


Untuk dapat membuat sebuah produk atau jasa yang berkualitas dan tentunya harus memenuhi standar kompetisi. Standar kompetisi dalam hal ini berupa:


  • Keterampilan
  • Ilmu pengetahuan
  • Kualifikasi
  • Pengalaman dan lain sebagainya


3. Kedekatan


Kedekatan juga termasuk elemen lunak yang harus terpenuhi dalam QC. Kedekatan dalam hal ini meliputi beberapa faktor seperti:


  • Kepegawaian
  • Integritas
  • Semangat tim
  • Motivasi
  • Budaya organisasi
  • Kedekatan hubungan yang berkualitas dengan karyawan dan lain sebagainya


Cara Kerja Pengendalian Mutu (QC)


Pada dasarnya, tugas quality control sangat bervariatif. Hal tersebut bergantung pada industri mana proses ini diterapkan. Untuk melakukan pengendalian mutu, tentunya dibutuhkan beberapa prosedur yang harus dilaksanakan. Nah seperti apa cara kerja quality control serta prosedurnya? Mari simak tahapannya berikut ini.


1. Menentukan standar


Untuk mengendalikan mutu atau kualitas dari suatu produk dan jasa. Tentunya Anda membutuhkan standar yang menjadi patokan. Itulah mengapa standar menjadi tolak ukur untuk membuat apa itu quality control dapat berjalan dengan baik.


Standar untuk quality control tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang mewajibkan untuk diperiksa satu persatu, ada pula yang mengecek beberapa persen saja dari satu proses produksi.


Standar ini merupakan syarat yang menentukan sebuah pengendalian mutu nantinya akan berjalan dengan efektif ataukah tidak.

 

2. Menyelaraskan dengan visi dan misi


Menyelaraskan visi dan misi perusahaan dengan karyawan juga sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tentunya dibutuhkan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan karyawan.


Untuk tujuan tersebut, perusahaan dapat memberikan pelatihan secara khusus kepada karyawan. Baik pelatihan yang berkaitan dengan proses produksi, maupun dengan penerapkan pandangan yang sama dari perusahaan kepada para karyawan.

 

3. Memperbaiki produk dan layanan yang ditawarkan


Tidak cukup hanya mengenal visi misinya saja, ada juga bagian yang tidak kalah penting. Salah satunya yakni proses memperbaiki produk dan jenis layanan yang akan ditawarkan nantinya. Nah dalam prosedur quality control, ternyata  penting juga mengetahui mengenai prosentase kegagalan produk.

 

Jadi, perusahaan perlu mencari tahu betapa prosentase produk yang gagal. Setelah itu, kemudian berusaha memperbaikinya sesuai standar agar prosentase tersebut menjadi berkurang.


Mengenal 7 Tahapan Metode Quality Control


Metode quality control ini merupakan cara teknis yang digunakan untuk mengukur kinerja dari sebuah pengendalian mutu. Ada banyak sekali metode dan pendekatan yang dapat digunakan untuk proses ini.

 

1.  Checklist (daftar periksa)

 

Checklist atau daftar periksa adalah metode yang umum diterapkan untuk daftar item penting. Dengan demikian, Anda dapat memprioritaskan item yang dibutuhkan baik untuk produksi ataupun pemasaran produk.


2. Diagram Tulang Ikan


Diagram tulang ikan dapat digunakan untuk merumuskan masalah. Dengan ini, Anda dapat merumuskan penyebab masalah. Apakah itu terjadi karena masalah pada bahan, mesin, metode yang digunakan ataupun diakibatkan oleh tenaga kerjanya.


3. Peta Kendali

 

Peta kendali membantu Anda untuk melihat bagaimana sebuah proses berubah secara historis. Dalam bagan tersebut, Anda dapat melihat pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kemudian mencari tahu apa solusi terbaik yang dapat ditempuh untuk mengatasinya.


4. Stratifikasi


Stratifikasi merupakan metode yang dibuat dengan cara memisahkan data. Proses ini akan membuat Anda dapat mengelompokkan pola dan masalah sesuai porsinya.


5. Grafik Poreto


Grafik pareto merupakan diagram batang yang berfungsi untuk menganalisa masalah beserta dengan sebab dan akibatnya. Dengan demikian, inspektur kontrol dapat lebih berfokus pada pokok masalah yang paling signifikan. 


6. Histogram


Pada pengendalian mutu, histogram berfungsi untuk melakukan identifikasi terkait distribusi frekuensi. Dan fungsi lainnya yakni untuk mendeteksi berapa banyak terjadi barang rusak akibat cacat produksi.


7. Diagram Penyebaran


Bagan ini berfungsi untuk memplot antara dua sumbu. Kemudian secara visual membantu memberikan gambaran hubungan antara masing-masing variabel.


Macam-Macam Pengendalian Mutu


Misalnya saja untuk Anda yang berprofesi sebagai inspektur control, bagaimana menentukan metode QC yang paling sesuai? Berikut ini macam-macam quality control yang sering digunakan untuk pengendalian mutu. Mari pahami dan temukan metode yang paling sesuai untuk kebutuhan Anda.


1. Incoming QC Material


Jenis quality control yang pertama adalah incoming QC material. Seperti namanya, proses QC dilakukan dengan mengecek material atau bahan baku suatu produk. Jadi, pengecekan bahan baku ini dilakukan sebelum proses produksi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan produk-produk berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh produsen.


2. QC Proses


Seperti namanya, QC yang satu ini tidak berfokus pada bahan yang digunakan. Melainkan lebih berfokus kepada proses produksi, apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku ataukah belum. QC process pada umumnya tidak hanya berfokus pada saat proses produksi saja, namun juga dilakukan pada saat internal dan eksternal audit.


3. Finishing QC


Finishing QC dilakukan setelah proses produksi selesai dilakukan. Barang yang telah diproduksi perlu di cek kembali bagaimana pengemasan serta penyimpanannya. Tujuannya yakni agar produk tetap dalam keadaan baik hingga sampai ke tangan konsumen.


Contoh Kontrol Kualitas


Quality Control memang diterapkan pada berbagai industri. Contoh quality control yang umum ditemukan adalah pada industri yang memproduksi makanan ataupun obat-obatan. Untuk memastikan konsumen tidak sakit ketika mengonsumsinya, maka diperlukan sebuah pemeriksaan yang menyeluruh pada produk tersebut. 

 

Disinilah fungsi QC disebut sebagai proses untuk memastikan produk memang mempunyai kualitas yang memadai atau sesuai standar tertentu. Jadi produsen bisa memastikan produk yang dipasarkan memang sudah sesuai dengan kualifikasi yang sudah ditetapkan.


Kesimpulan


Bagaimana, tentunya sekarang Anda sudah lebih memahami apa itu quality control, ya? Rasanya setiap produsen pasti sudah menerapkan batasan kualitas untuk produk yang dihasilkan nantinya. Nah untuk memastikan kembali bahwa produk tersebut memang masih memenuhi standar maka perlu dilakukan QC sebelum benar – benar dipasarkan. 


Baca Juga: Cara Memebuat Control Chart Dengan Excel


Proses quality control ini tidak hanya menjamin mutu produknya saja, namun bisa digunakan untuk mengatasi adanya cacat produksi masal. Selain mengantisipasi kerugian, tentu saja kualitas produk yang sampai di tangan konsumen juga lebih terjamin. Semoga ulasan mengenai apa itu quality control, fungsi, manfaat hingga cara kerjanya di atas sudah cukup membantu, ya?



 

Rabu, 07 April 2021

KROMATOGRAFI GAS (GAS CHROMATOGRAPHY) YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PARA CHEMIST

KROMATOGRAFI GAS (GAS CHROMATOGRAPHY) YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PARA CHEMIST

Gas Kromatografi merupakan instrumen yang sudah tidak asing lagi atau sudah sangat populer dikalangan chemist. Namun tidak jarang masih ada para chemist yang belum mengetahui secara detail tentang pengertian, fungsi, konfigurasi dan cara pengoperasian instrumen ini.

 

gas kromatografi

Jika anda menemukan artikel ini, maka anda sudah tepat untuk mendalami tentang GC. Pada artikel ini akan kami ulas secara lengkap dan jelas mengenai GC yang dikutip dari sumber yang terpercaya. Instrumen ini termasuk ke dalam kategori peralatan yang spesifik dan hampir sama dengan Kromatogarfi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau sering kita kenal sebagai HPLC.

 

Sobat laboran yang belum pernah mampir di halaman pembahasan kami tentang KCKT bisa melihatnya pada link berikut HPLC adalah


Pengertian Gas Kromatografi


Gas kromatografi berasal dari bahasa inggris yaitu chromatography gas yang diambil dari 2 kata yakni gas yang artinya instrumen ini dapat beroperasi dengan adanya gas sebagai fasa gerak di dalam kolom. Sedangkan chromatography memiliki arti suatu metode atau teknik pemisahan molekul komplek berdasarkan perbedaan pola gerak analit terhadap fasa diam dan fasa gerak (gas pembawa) di dalam kolom.


Sebagai catatan dan informasi bahwa, dalam proses pemisahannya bahwa senyawa atau analit yang dipisahkan tidak mengalami degradasi. Melainkan hanya berpisah dari sekumpulan senyawa yang terdapat dalam suatu bahan menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana. 


Pemisahan yang terjadi di dalam kolom kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan titik didih, daya volatilitas, ukuran molekul (masa molekul) dan polaritas senyawa yang menyebabkan perbedaan pemisahan tersebut.


Fungsi Gas Kromatografi


Berdasarkan dari pengantar dan pengertian yang kami sampaikan di awal tadi, tentunya rekan-rekan laboran sudah mengetahui tentang fungsi gas kromatografi tersebut yaitu

  1. Sebagai alat untuk pemisahan senyawa dari suatu bahan atau sampel
  2. Sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk analisis kuantitatif suatu senyawa di dalam sampel. Dalam penggunaanya sebagai analisis kuantitatif, tentunya teman-teman harus memiliki senyawa standar yang sudah diketahui nilainya agar bisa dibandingkan antara konsentrasi senyawa yang terukur dengan konsentrasi senyawa standar
  3. Dapat digunakan juga sebagai alat untuk menentukan tingkat kemurnian suatu senyawa atau bahan.
  4. Dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa di dalam bahan atau sampel
  5. Dapat juga digunakan sebagai alat untuk memurnikan senyawa target.

Tidak hanya itu, GC juga dapat digunakan pada berbagai bidang seperti akademis, analisis kualitas lingkungan dan penelitian mendalam seperti:

  1. Digunakan dalam proses penentuan senyawa PAH (Poly Aromatic Hydrocarbon) pada sampel lingkungan seperti air dan sedimen.
  2. Digunakan dalam proses penentuan kandungan minyak bumi (crude oil).
  3. Pada industri minyak dan gas bumi, GC juga digunakan untuk analisis sidik jari minyak bumi (Oil Fingerprinting).
  4. Pada industri kelapa sawit juga digunakan untuk menentukan kemurnian, kualitas dan kandungan CPO (Crude Palm Oil)
  5. Pada bidang pertanian juga sering kali digunakan untuk menganalisis kadar pestisida

 

Masih banyak lagi fungsi dari GC tersebut, namun kami hanya mengulas pada bidang-bidang yang sering kali menggunakannya.


Prinsip Kerja Gas Kromatografi


Secara prinsip, gas chromatography memiliki cara kerja yang hampir sama dengan hplc, namun terdapat beberapa hal yang membedakannya yaitu fasa gerak yang digunakan. GC sering kali digunakan untuk pemisahan senyawa organik yang mudah menguap. Mula-mula sampel di injeksikan ke dalam GC Column melalui inlet menggunakan Syringe. Senyawa yang sudah masuk kemudian dibawa ke dalam kolom oleh carrier gas (gas pembawa) pada tekanan tertentu. 

 

Mengingat terdapat bahan yang terdapat di dalam kolom, maka sekumpulan senyawa di dalam sampel akan berinteraksi dengan kolom (fasa diam). Seperti yang sudah saya jelaskan di awal bahwa terjadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih, polaritas dan ukuran molekul suatu senyawa yang akan dipisahkan.


Di ujung kolom terdapat suatu detektor yang terdiri dari banyak jenis seperti FID, MS, ECD, TCD dan lain-lain. Detektor akan mengidentifikasi setiap senyawa yang telah dipisahkan dari kolom kemudian mengubahnya menjadi signal listrik untuk kemudian datanya diolah di dalam sistem komputer.


Data yang bisa kita lihat dari hasil pemisahan GC adalah berupa puncak-puncak kromatogram. Dari kromatogram inilah bisa dilakukan analisis kemurnian, kualitatif dan kuantitatif.


Contoh output dari kromatogram GC dapat dilihat pada gambar berikut ini:


kromatogram gc
Sumber: adarupm.co.id

 

Komponen Gas Chromatography


Gas pembawa (carrier gas)


Gas pembawa merupakan komponen yang tak terpisahkan dari GC ini, karena fungsi dari gas pembawa adalah untuk pemisahan senyawa yang akan dipisahkan di dalam kolom. Biasanya gas yang digunakan bersifat inert seperti gas Helium.


Udara


Pada tipe tertentu, udara juga digunakan untuk membantu proses pembakaran pada detektor yang digunakan seperti detektor FID. Udara disini merupakan udara yang telah dimurnikan dan bebas dari uap air. Mengapa demikian? karena dengan adanya uap air yang terbawa ke dalam sistem GC, maka akan mempercepat kerusakan kolom yang digunakan terutama untuk jenis kolom kapiler.


Gas pembakar


Sama halnya dengan udara, gas pembakar juga digunakan untuk membantu proses deteksi senyawa pada saat GC yang digunakan menggunakan jenis detektor FID. Biasanya gas pembakar yang digunakan adalah acetilen dengan tingkat kemurnian yang tinggi (UHP).


Vial


Vial merupakan alat yang digunakan untuk wadah sampel atau bahan yang akan diinjeksikan ke sistem GC. Vial terbuat dari banyak jenis hal ini sebagai pertimbangan bahwa material yang digunakan harus bersifat inert dengan senyawa yang akan diinjeksikan ke dalam GC.


Syringe


Syringe itu seperti tak ubahnya dengan pipet transfer, yaitu berfungsi untuk mengambil sejumlah sampel dengan jumlah yang relatif sedikit biasanya berukuran 0-10 uL (mikro liter) atau bahkan lebih kecil dari itu. Sama halnya dengan vial, syringe juga dibuat dari bahan yang bersifat inert. Terdapat banyak ragam jenis syringe yang digunakan, hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan rekan-rekan sekalian.


Kolom (GC Column)


Kolom merupakan inti dari perangkat GC selain detektor, karena kunci dari keberhasilan proses pemisahan atau analisis menggunakn teknik GC adalah dari kolom yang digunakan. Jenis kolom yang digunakan pada sistem GC secara umum terbagi ke dalam 2 jenis yaitu kolom kapiler (capilary column) dan kolom paket (packed column). Kedua jenis tersebut digunakan sesuai dengan analit yang akan dipisahkan. Beberapa jenis kolom kapiler seperti DB-1ms, HP-5ms, DB-XLB, DB-35ms, HP-INNOWax dan masih banyak lagi. Semua kolom tersebut tergantung dari jenis detektor yang digunakan dan analit yang akan dipisahkan.


Detektor (Detector)


Detektor merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi seluruh senyawa yang telah terpisahkan dari kolom. Berikut ini beberapa jenis GC Detector yang sering digunakan di Indonesia bahkan di seluruh dunia yaitu FID (Flame Ionization Detector), TCD (Thermal conductivity Detector), NPD (Nitrogen-Phosphorus Detector), ECD (Electron Capture Detector), FPD (Flame Photometric Detector) dan MSD (Mass Spectrometer Detector).


Nah, itulah sedikit penjelasan dari kami mengenai alat yang sudah populer sejak tahun 1872 yang dipelopori pertama kali oleh Mikhail Semenovich Tswett. Kami berharap, walaupun informasi yang kami sampaikan ini sangatlah sederhana, tetapi bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan yang membutuhkan informasi tentang GC. 


Demikian informasi yang bisa kami sampaikan, Terimakasih


Referensi:

Manual Book for Maintaining Your Agilent GC and GC/MS Systems - Agilent Technologies

Andarupm.co.id

Kamis, 24 Desember 2020

Pengertian Uji Anova, Rumus dan Tabel Ujinya

Pengertian Uji Anova, Rumus dan Tabel Ujinya

uji anova

Uji anova merupakan metode yang digunakan untuk menentukan mean atau nilai rata-rata data dari dua kelompok atau lebih. Dengan melakukan analisis menggunakan metode tersebut, Anda akan bisa mencari tahu mengenai perbedaan rerata antar kelompok.

 

Kali ini kami ulas lengkap informasi mengenai uji anova. Mulai dari pengertian,  cara membaca tabel, rumus uji anova, serta cara menghitung metode anova dengan excel ataupun SPSS. Jadi, bagi Anda yang sedang mencari informasi mengenai metode anova, pastikan tidak melewatkan satu pun informasinya di bawah ini.

 

Apa Itu Uji Anova?


Seperti yang telah kita bahas diatas, uji anova adalah singkatan dari Analysis of variance. Ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata data antara dua kelompok atau lebih.



Metode anova diperkenalkan pertama kali oleh ahli statistik yang bernama Ronald Fisher. Analisis anova biasanya digunakan dalam eksperimen dengan prinsip perbandingan antara dua kelompok atau lebih. Yang mana dalam prakteknya, anova juga mempertimbangkan keberagaman data yang dimanifestasikan dalam nilai varians.


Jenis Uji Anova Berdasarkan Kebutuhannya


Metode anova sering dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti analisis ragam, analisis variansi dan juga sidik ragam. Penerapan metode ini dalam kegiatan sehari-hari sangat banyak. Mulai digunakan untuk perbandingan eksperimen laboratorium, perbandingan periklanan, pendidikan hingga diterapkan pada berbagai penelitian dalam kemasyarakatan.


Baca Juga: Uji F


Sedangkan mengulas mengenai jenis – jenisnya, berdasarkan kebutuhannya, uji anova dibedakan menjadi dua jenis. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai dua jenis uji anova yang penting Anda ketahui:


1. Uji Anova Satu Arah


Anova satu arah merupakan teknik pengujian yang hanya memperhitungkan satu faktor yang menimbulkan variasi. Jadi, meskipun dalam prakteknya metode tersebut digunakan untuk menguji dua atau lebih kelompok. Namun hanya terdapat satu faktor yang menjadi pertimbangan. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah pembandingan efek dosis obat terhadap kesembuhan pasien.


2. Uji Anova Dua Arah


Uji anova dua arah merupakan metode pengujian yang mempertimbangkan dua faktor yang menimbulkan variasi. Anova dua arah sering digunakan oleh para peneliti untuk mengatasi nilai variabel terikat terhadap variabel bebas yang terdiri dari lebih satu kelompok.

 

Contoh penerapan anova dua arah dapat diimplementasikan dalam kegiatan sederhana berikut ini. Seperti contohnya, bila seorang guru matematika ingin menguji efektivitas pemberian soal dengan dua buku paket yang berbeda terhadap dua kelompok siswa. Yang mana guru kemudian memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok siswa tersebut. 

 

Kemudian, kita akan mengetahui efektivitas pengujian dengan melihat nilai skor dari masing-masing kelompok siswa. Ini merupakan salah satu contoh teknik anova dua arah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Rumus Uji Anova


Uji statistika menggunakan metode anova dapat dicari dengan menggunakan rumus. Nah untuk Anda yang sedang mencari rumus uji anova,  di bawah ini informasinya. Lengkap juga beserta keterangan dari setiap simbol yang terdapat di dalam rumus.



Keterangan:

Sb adalah variansi antar pengulangan

Sw adalah variansi antar replikasi (duplo)


Cara Mudah Membaca Statistik Uji Anova


Ketika melakukan pengujian dengan teknik anova, Anda pun harus bisa menghitung statistik uji. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis apakah kelompok yang dibandingkan tersebut memiliki kesamaan ataukah tidak.


Hasil akhir analisis anova dapat dilihat dari nilai f hitung. Yang mana nilai f hitung ini nantinya akan dibandingkan dengan nilai pada f tabel. Jika nilai pada f hitung lebih besar dari f tabel, maka dapat disimpulkan bahwa analisis anova adalah H1 atau analisis diterima. Sebaliknya, apabila nilai f tabel lebih kecil daripada f hitung, maka hasil analisis uji anova ditolak atau H0.


Prinsip anova adalah melakukan analisis data dalam dua sumber variasi. Yakni variasi dalam kelompok (within) dan juga variasi di luar kelompok (between). Apabila variasi didalam kelompok lebih besar daripada variasi di luar kelompok. Itu artinya nilai mean yang dibandingkan memberikan efek yang berbeda.


Sebaliknya, apabila nilai within lebih kecil daripada between. Maka hal tersebut berarti intervensi yang dilakukan tidak memberikan efek atau perbedaan.


Asumsi Uji Anova

 

Ketika menghadapi contoh soal uji anova yang sebenarnya, tentunya kita juga harus memperhatikan masalah asumsi. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengujian metode tersebut? Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

 

a. Independensi Observasi


Ketika berencana untuk melakukan uji statistika dengan prinsip anova. Sebaiknya dipastikan bahwa setiap observasi yang terdapat dalam analisis bersifat independen.


Asumsi tersebut dapat dipenuhi ketika Anda melakukan pengambilan sampel secara random terhadap 2 atau lebih objek. Yang mana dalam setiap objek tidak tidak saling bergantung antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya.


b. Normalitas


Data yang digunakan dalam analisis anova sebaiknya merupakan data yang berdistribusi normal. Karena data tersebut nantinya akan digunakan dalam uji statistik f.


c. Homogenotas Varians


Homogenitas varian artinya varian antar kelompok yang dibandingkan harus homogen. Hal ini sering dikenal juga dengan istilah homoskedastisitas. Artinya hanya terdapat satu estimator yang digunakan sebagai variasi dalam sampel.


Cara Menghitung Uji Anova


Menghitung nilai uji anova bisa dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah melakukan uji anova menggunakan SPSS dan juga excel. Bagi Anda yang belum mengetahui cara melakukan metode anova. Berikut uraian yang berisi step by step pengerjaannya:


1. Menghitung Uji Anova Menggunakan Excel


Menghitung uji anova menggunakan excel dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa tutorial berikut ini:

  • Buka aplikasi excel Anda
  • Aktifkan Analysis Toolpack pada aplikasi excel
  • Isi 3 kolom dengan variasi data yang berbeda.
  • Setelah semua data terisi, kemudian klik menu data dan pilih data ribbon pada pojok kanan.
  • Pilih data analysis, lalu klik Anova Single factor.
  • Arahkan kursor pada kotak output range dan blok 3 kolom data yang telah diisi sebelumnya.
  • Pilih output option, lalu klik output range. Kemudian klik ok dan lihat hasilnya.


2. Menghitung Uji Anova Menggunakan SPSS


Tidak hanya bisa dihitung menggunakan exel, uji anova ini juga bisa dihitung dengan tools lain. Salah satunya yakni dengan menggunakan SPSS. Menghitung anova SPSS dapat dilakukan dengan mengikuti cara-cara berikut ini:


  • Buka aplikasi SPSS
  • Buka tab variabel view, lalu kemudian buat dua variabel dan isi dengan data yang berbeda.
  • Ubah Type pendapatan Numeric dan decimal 0.
  • Pada menu pilih analyze, cimpare means, kemudian pilih one way anova.
  • Isi data pada tab variabel view, kemudian pilih options.
  • Ikuti langkah-langkah selanjutnya yang terdapat pada jendela one way anova. Kemudian Anda akan mendapat hasil hitung anova.


Kesimpulan


Pada prinsipnya teknik Uji Anova dapat dipraktekkan dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Mulai dari digunakan untuk eksperimen laboratorium, periklanan, psikologi, hingga kemasyarakatan. Bagaimana? Apakah beberapa informasi yang kami ulas diatas mengenai metode anova sudah memberikan pencerahan untuk Anda?


Di atas sudah dibahas secara lengkap informasi seperti pengertian uji statistika anova, rumus uji anova, cara membaca, hingga step by step menghitungnya. Setelah memahami teori dasarnya, tentu Anda bisa memilih dengan cara yang mana nantinya Uji Anova ini dihitung. 


Semoga pembahasan di atas sudah cukup membantu, ya? Jangan lupa sertakan pertanyaan ataupun informasi tambahan di kolom komentar jika perlu. Semoga bisa mempermudah pembaca lainnya memahami pembahasan kali ini.

Video Ulasan ISO 17025