Rabu, 10 Agustus 2022

Uji Profisiensi Adalah Cara untuk Mengetahui Kompetensi Laboratorium

uji profisiensi

Uji Profisiensi adalah kegiatan untuk memantau kinerja dan kompetensi kita sebagai laboratorium pengujian dan kalibrasi. Melalui kegiatan pemantauan kinerja secara eksternal ini, kita bisa mengukur seberapa dekat data yang kita peroleh dengan laboratorium lainnya. Selain itu juga kita dapat mengukur seberapa dekat data yang kita hasilkan dengan nilai konsensus.

 

Dalam praktiknya, evaluasi kinerja secara eksternal tidak hanya dilakukan melalui program uji profisiensi, tetapi dapat juga melakukannya melalui uji banding antar laboratorium. Terdapat perbedaan antara uji profisensi dan uji banding antar laboratorium yaitu:

  1. Pada uji profisiensi, penyelenggaranya sudah mendapatkan pengakuan sebagai penyelenggara uji profisiensi berdasarkan ISO 17043.
  2. Sedangkan uji banding antar laboratorium, dapat diselenggarakan oleh laboratorium penyelenggara yang belum terkareditasi ISO 17043.
  3. Peserta uji profisiensi cenderung lebih banyak dari pada uji banding antar laboratorium.
  4. Jumlah peserta uji banding antar laboratorium minimal 4 laboratorium termasuk penyelenggara.
  5. Biaya ikut serta dalam uji profisiensi lebih mahal dari pada uji banding antar laboratorium

 

Laboratorium pengujian ataupun kalibrasi harus memiliki program secara berkala untuk mengevaluasi kinerjanya secara eksternal yaitu minimal 1 kali dalam setahun. Agar pemantauan kinerja ini senantiasai konsisten dilakukan, maka laboratorium harus membuat tabel Rencana Uji Profisiensi.

 

Di dalam tabel tersebut boleh disertakan dengan kegiatan uji banding antar laboratorium jika memang penyelenggara uji profisiensi yang kita butuhkan benar-benar tidak ada.

 

Baca Juga :  Uji Profisiensi Laboratorium dan Uji Banding ISO 17025 Untuk Kinerja Optimal


Manfaat Uji Profisiensi Bagi Laboratorium

 

Menurut Kanal Youtube Pojok Laboratorium yang disampaikan oleh Ibu Julia Kantasubrata, bahwa terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh laboratorium dari program uji profisiensi yaitu:

 

  1. Karena penyelenggara adalah pihak eksternal maka dapat dibastikan bahwa independensi diterapkan maksimal.
  2. Mendukung komitmen laboratorium untuk senantiasa mempertahankan mutu data hasil uji atau kalibrasi
  3. Sebagai motivasi untuk selalu meningkatkan unjuk kerja kegiatan pengujian atau kalibrasi.
  4. Mendukung program peningkatan mutu yang sesuai dengan standarnya karena ini adalah persyaratan dari proses akreditasi
  5. Mengidentifikasi adanya penyimpangan masalah dalam proses pengujian atau kalibrasi
  6. Mengetahui unjuk kerja laboratorium kita dengan laboratorium yang lain
  7. Sebagai umpan balik yang praktis
  8. Menggantikan penggunaan CRM jika laboratorium tidak memiliki atau sulit mendapatkan CRM tersebut
  9. Membantu program pelatihan personel laboratorium yang mengukuti program uji profisiensi
  10. Menjaga reputasi laboratorium
  11. Meningkatkan kompetensi laboratorium
  12. Meminimalisasi pengulangan pekerjaan yang tidak diperlukan
  13. Menunjang kegiatan pemasaran terutama jika hasilnya 100% inlayer.

 

Tahapan Uji Profisiensi secara Umum

 

Seperti yang kami jelaskan sebelumnya bahwa kegiatan untuk memastikan keabsahan hasil secara eksternal dilakukan melalui uji profisiensi atau uji banding antar laboratorium. Berikut ini kami menjelaskan beberapa tahapan yang umum dikerjakan oleh laboratorium peserta.


  1. Buatlah daftar ruang lingkup yang anda masukkan kedalam ruang lingkup akreditasi ISO 17025
  2. Tuliskan jenis sampel, metode pengujian dan instrumen pengukuran yang digunakan
  3. Carilah penyelenggara di dalam maupun luar negeri yang sesuai dengan jenis sampel dan parameter yang ingin anda ikuti
  4. Bagi laboratorium yang ingin mencari penyelenggara uji profisiensi (PUP) di Indonesia maka anda dapat mengecek di KAN
  5. Setelah anda mendapatkan PUP yang sesuai maka ajukan kepada penyelenggara dan ikuti instruksi PUP tersebut
  6. Nantinya laboratorium akan mendapatkan pemberitahuan untuk pengiriman sampel uji profisiensi
  7. Setelah anda menerima sampel UP maka simpan di tempat yang dipersyaratkan oleh PUP
  8. Lakukan pre treatment jika diperlukan dan selanjutnya lakukan preparasi menggunakan metode yang biasa digunakan sehari-hari
  9. Sebagai catatan, jangan mengkhususkan saat menguji sampel uji profisiensi karena pada dasarnya kita ingin meninjau kinerja laboratorium (peralatan, metode, bahan kimia dan personel)
  10. Disarankan melakukan 2 kali pengujian pada hari yang berbeda (jika sampel cukup)
  11. Setelah selesai input data hasil pengujian atau kalibrasi ke formulir yang telah disediakan oleh PUP
  12. Hasil yang telah diinput ke dalam formulir kemudian dikirim ke PUP untuk selanjutnya dilakukan pengolahan
  13. Tunggu beberapa waktu, setelah laporan uji profisiensi (perhitungan statistik dan nilai pada sampel) di peroleh maka lakukan evaluasi secara internal
  14. Evaluasi yang umum dilakukan adalah dengan menghitung nilai Z (Z Score) dengan rumus nilai yang dilaporkan dikurang dengan nilai konsensus di bagi dengan standar deviasi untuk uji profisiensi (SDPA)
  15. Evaluasi juga dapat dilihat secara langsung dengan melihat tanda bintang yang dilaporkan oleh PUP pada hasil yang kita laporkan
  16. Apabila data kita pada posisi outlayer maka lakukan tindakan perbaikan.

 

Itulah artikel singkat mengenai uji profisiensi, manfaat dan prosedur umum pelaksanaannya, semoga artikel yang kami tulis ini bisa menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman anda. Selengkapnya mengenai uji profisiensi bisa merujuk ISO 17043.

Kontributor adalah seorang praktisi dan konsultan yang ahli dibidang penerapan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017. Semoga blog ini menjadi sarana berbagi dan silaturahmi kita sesama personel laboratorium.

Silahkan berkomentar yang positif ya sobat
EmoticonEmoticon

Video Ulasan ISO 17025