Senin, 31 Oktober 2022

Mengenal Dua Alat Pemanas di Laboratorium Penelitian

alat pemanas di laboratorium
 

Alat Pemanas di Laboratorium - Tentunya alat pemanas di laboratorium menjadi bagian penting yang harus ada di lab. Alat ini sendiri akan berguna sebagai pemanas untuk elemen yang dibutuhkan dalam penelitian. 


Tentunya hal ini pulalah kemudian yang membuat alat ini menjadi satu diantara berbagai peralatan yang dapat ditemukan dalam beberapa lab. Pada umumnya alat pemanas yang ada di lab ini sendiri juga cukup beragam. 


Namun, inkubator serta waterbath adalah dua yang cukup populer. Kemudian apa saja manfaat dari dua alat pemanas ini? Mari simak ulasannya berikut:


Sekilas Tentang Inkubator


Inkubator tentu bukanlah jenis alat pemanas yang asing bagi sebagian orang. Biasanya inkubator sendiri menjadi satu alat penting yang ada di laboratorium sebagai pemanas object. Tentunya dalam rumah sakit sendiri inkubator juga digunakan sebagai tempat untuk menghangatkan bayi baru lahir.


Namun, tentunya alat ini sendiri memiliki fungsi yang berbeda dalam laboratorium. Biasanya alat pemanas di laboratorium satu ini digunakan untuk menyimpan objek-objek tertentu. Mikroba.


Pada beberapa uji coba alat ini juga digunakan untuk membudidayakan sel. Suhu yang ada pada inkubator sendiri biasanya adalah 60 derajat celcius bahkan bisa lebih namun, tidak melebihi 100 derajat.


Hal inilah kemudian yang membuat alat pemanas satu ini cukup penting dalam ruangan laboratorium untuk mempertahankan suhu ruang dari objek ditempatkan. Tentunya dengan begini maka, objek atau elemen yang disimpan bisa bertahan sesuai dengan suhu ruang hidupnya.


Menilik Fungsi Inkubator dalam Laboratorium


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa adanya inkubator dalam suatu laboratorium menjadi bagian penting yang harusnya sudah dipersiapkan. Namun, apa sih sebenarnya yang membuat inkubator ini menjadi penting? Mari simak ulasan terkait fungsi dari alat pemanas di laboratorium dalam penelitian satu ini:


Sebagai Pemanas


Tentunya fungsi utama dari inkubator ini adalah sebagai alat yang dapat digunakan untuk memanaskan dan menjaga temperatur suhu dalam satu ruang kecil. Hal ini biasanya digunakan untuk memberikan satu suhu yang memiliki temperatur sama untuk organisme di dalamnya.


Tentunya adanya inkubator ini akan bermanfaat untuk membuat organisme dapat bertahan. Inilah kemudian yang membuat inkubator menjadi penting sebagai kelengkapan peralatan di lab.


Sebagai Tempat Penyimpanan untuk Penelitian


Fungsi berikutnya dari inkubator ini tentunya adalah untuk tempat penyimpanan objek yang akan digunakan sebagai penelitian. Pada laboratorium penelitian sendiri biasanya alat pemanas ini digunakan untuk menyimpan bacteria seperti halnya e.coli.


Tentunya adanya penyimpanan bakteri ini nantinya digunakan untuk bahan penelitian. Nantinya pun suhu dari inkubator tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan suhu dari organisme itu sendiri.

 

Baca Juga : Ketahui Pengertian Water Bath Laboratorium, Jenis, Fungsi dan Cara Menggunakannya


Mengenal Waterbate


Alat pemanas laboratorium berikutnya tentu adalah waterbath. Berbeda dengan inkubator, waterbath ini merupakan pemanas yang cara kerjanya mempertahankan suhu air. Hal ini menjadi pembeda yang cukup mencolok dari dua alat ini.


Biasanya waterbath sendiri digunakan dalam proses inkubasi. Tentunya dengan adanya waterbath ini maka, suhu pun bisa lebih stabil. Hal inilah kemudian yang membuat alat satu ini juga penting disediakan dalam laboratorium.


Suhu yang digunakan pada alat ini sendiri bisa dimulai pada angka 30 derajat celcius. Pada angka tertingginya nanti suhu dapat naik hingga 100 derajat celcius. Tentu hal ini akan menjadi alat yang penting dalam penelitian. Khususnya untuk melakukan peleburan basis.


Pada umumnya waterbath ini juga mempunyai dua jenis yang berbeda. Single chamber water bath serta multi chamber water bath. Nantinya pada single chamber ini, waterbath hanya ada kan memiliki satu wadah.


Tentunya hal ini berbeda dengan multi dimana wadah yang ada bahkan bisa lebih dari satu. Inilah kemudian yang membuat perbedaan antara dua waterbath tersebut. Menariknya pada multi chamber nantinya suhu pun bisa diatur secara berbeda.


Mengenal Cara Kerja dari Water Bath


Setelah sebelumnya mengetahui sekilas terkait waterbath maka, hal berikutnya yang perlu diketahui tentunya adalah cara kerja dari alat ini sendiri. Hal ini tentunya menjadi informasi penting yang harus diketahui oleh peneliti.


Apalagi melalui alat inilah nantinya kegiatan untuk melakukan inkubasi dan berbagai kegiatan pemanasan dalam laboratorium dapat dilakukan. Selanjutnya bagaimana cara kerja dari alat ini sendiri? Simak ulasanya berikut untuk informasi lengkapnya:


Nantinya hal pertama yang akan dilakukan alat ini adalah mengubah energi listrik menjadi suatu energi panas.

 

Melalui energi yang panas inilah kemudian akan dialirkan ke air untuk memanaskan cairan yang digunakan untuk penelitian.

 

Nantinya waterbath ini akan selalu melakukan monitoring suhu pada wadah air yang digunakan tersebut.


Demikianlah tadi sekilas tentang alat pemanas laboratorium yang diantaranya adalah inkubator serta waterbath. Dua alat pemanas ini tentunya menjalankan fungsinya yang berbeda dengan proses atau cara kerja yang berbeda pula. Pada umumnya penggunaan dari dua alat ini pun juga akan berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing penelitian.

Senin, 24 Oktober 2022

Fungsi Shaker Laboratorium dan Jenis-jenisnya

shaker laboratorium

Fungsi Shaker Laboratorium - Shaker laboratorium adalah golongan peralatan yang sering dimanfaatkan untuk sebuah penelitian. Jika laboratorium sedang menguji atau meneliti sesuatu, maka shaker ini akan sangat berguna. Oleh sebab itu, bukan hal aneh jika ada shaker di dalam wilayah laboratorium jenis apapun.

 

Bagi yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka harus tahu dulu informasi mendetail tentang shaker ini. Mulai dari pengertian, jenis, hingga aspek lain yang penting untuk dipahami. Agar pembahasannya lebih jelas dan menyeluruh, simak daftar uraian menyeluruh di bagian bawah ini:

 

Pengertian dan Fungsi Shaker di Laboratorium

 

Alat yang diberi nama shaker laboratorium adalah suatu golongan alat yang fungsinya sebagai media mencampurkan larutan atau zat. Saat penelitian dilakukan di laboratorium, terkadang penguji perlu mencampur beberapa zat secara menyeluruh dan mendetail.

 

Kenapa proses mencampur tidak dilakukan secara manual agar tidak membutuhkan banyak alat? Mungkin pertanyaan semacam ini akan terlontar jika belum memahami fungsi kompleks dari shaker ini. Jika dilihat dari hasil pencampurannya, maka penggunaan shaker tidak bisa dibandingkan dengan cara manual.

 

Zat atau larutan yang sudah dicampur dalam shaker akan berubah menjadi satu kesatuan yang kemudian diberi nama homogen. Golongan homogen ini bisa terdiri dari virus, bakteri, jamur, atau bahkan spora. Jika memanfaatkan cara manual, maka proses homogenisasi tidak akan terjadi.

 

Oleh karenanya, shaker ini akan sangat dibutuhkan dalam proses tersebut. Prinsip kerja alat ini sendiri akan mengedepankan unsur getarnya. Jika tabung kaca yang diletakkan di atas shaker mengalami getaran atau gerakan, maka prosesnya bisa dikatakan sedang dimulai.

 

Terkadang getaran ini tidak akan terlihat secara jelas. Hal ini dikarenakan getaran yang ditimbulkan tergolong kencang sehingga tidak akan terlihat dengan jelas oleh pihak yang melihatnya. Proses ini tentunya penting dan akan sangat berdampak pada hasilnya.

 

Baca Juga : Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi

 

Jenis Shaker di Laboratorium

 

Setelah memahami pengertian dan fungsi dari shaker laboratorium, maka pengguna harus tahu juga tentang jenis-jenisnya. Aspek ini memang sangat penting untuk dipahami siapa saja agar proses pemanfaatannya bisa sesuai dengan aturan yang tepat.

 

Setidaknya ada empat golongan utama dari shaker ini. Setiap golongan pastinya memiliki ciri khas pembeda meski fungsinya sama-sama untuk mencampurkan zat. Penasaran apa saja golongan shaker ini? Untuk lebih jelasnya, simak daftar dan rincian berikut ini:

 

Orbital Shaker

 

Golongan pertama yang harus dipahami adalah orbital shaker. Gerak putaran atau getaran pada golongan yang satu ini tergolong rendah. Bahkan suhunya juga tidak terlalu tinggi. Karena hal ini, maka inkubasi shaker ini tergolong sangat lama dan bisa mencapai waktu 24 jam.

 

Selain itu, fakta bahwa suhunya rendah juga membuat orbital shaker akan pas difungsikan untuk sampel bakteri, jamur, dan spora. Dengan demikian, aspek penggunaannya juga tidak akan berpatokan pada cairan khusus yang membutuhkan media gelas khusus.

 

Bentuk shaker ini sendiri tergolong sangat terbuka dan tidak akan ada perekat gelas. Dengan demikian, pengguna bisa memanfaatkan bentuk gelas apapun untuk diletakkan di ata shaker ini. Jika dibandingkan dengan shaker lainnya, maka bentuk ini adalah yang paling simpel.

 

Platform Shaker

 

Pilihan shaker kedua yang harus diketahui adalah platform shaker. Untuk golongan ini, alas shakernya akan berbentuk datar dan tidak cekung. Oleh karenanya, pengguna harus memakai gelas yang memiliki alas mendatar. Dengan demikian, gelas bisa dimasukkan untuk mulai dicampur zat di dalamnya.

 

Gelas yang sering dimanfaatkan pada shaker ini adalah beaker, erlenmeyer, dan yang lainnya. Semua golongan ini tentunya memiliki alas yang mendatar. Jika pengguna tetap ingin memanfaatkan gelas dengan alas cembung, maka proses pencampurannya tidak akan bisa selesai.

 

Saat memanfaatkan platform shaker, maka pengguna bisa menyesuaikan kecepatan getaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Jenis putarannya juga bisa diatur dan tidak akan berpatokan pada satu proses saja. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan pengguna.

 

Incubator Shaker

 

Golongan ketiga yang harus dipahami adalah incubator shaker. Pada penerapannya, golongan ini bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan getaran dan putaran seperti shaker lainnya. Namun tidak hanya itu, shaker ini juga bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi awal dari larutannya.

 

Hal ini tidak akan ditemui di shaker lain yang bisa dipilih. Karena shaker ini adalah satu-satunya yang bisa memunculkan fungsi tersebut, maka banyak peneliti yang memanfaatkan shaker ini. Biasanya, incubator shaker akan dipakai untuk DNA dan inkubasi pada mikroba khusus.

 

Vortex Shaker

 

Pilihan terakhir yang bisa dipahami adalah vortex shaker. Jika dibandingkan dengan shaker lain, maka vortex ini memiliki rincian ukuran yang paling kecil. Kelebihan dari shaker ini adalah bisa memisahkan larutan utama yang akan diuji dengan sel dari zat yang mengganggu larutan.

 

Demikianlah penjelasan menyeluruh tentang shaker laboratorium yang harus dipahami. Melalui segala informasi di atas, maka pengguna bisa langsung mempelajarinya sebagai referensi acuan utama. Karena setiap detailnya penting, maka jangan sepelekan bahkan satu bagian pun.

Senin, 17 Oktober 2022

Memahami K3 Laboratorium Kimia untuk Terhindar dari Bahaya

k3 laboratorium kimia

K3 Laboratorium Kimia (1) - Adanya K3 laboratorium kimia tentunya menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan. Pada dasarnya laboratorium kimia memang memiliki berbagai bahan-bahan kimia yang bisa berbahaya bila tidak tepat dalam menggunakannya.


Hal inilah kemudian yang membuat adanya pemahaman terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi hal penting. Khususnya bagi seseorang yang bergelut di dalamnya. Lalu apa sebenarnya K3 ini dan apa yang perlu diperhatikan? Mari simak ulasan berikut:


Sekilas Tentang K3 Laboratorium Kimia 


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa adanya pemahaman terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3)  penting dalam suatu laboratorium. Apalagi laboratorium sendiri menjadi bagian ruang yang di beberapa perusahaan atau bahkan sekolah.


Biasanya ruang laboratorium ini sendiri digunakan sebagai ruang untuk melakukan berbagai macam penelitian. Hal inilah kemudian yang membuat adanya K3 yang diperhatikan peneliti dalam menggunakan laboratorium sangat penting.


Apalagi dalam laboratorium kimia yang memiliki berbagai bahan kimia berbahaya bila tidak digunakan dengan tepat. Bahkan dalam beberapa kasus pun kesalahan dalam penggunaan bahan kimia ini bisa menyebabkan kecelakaan yang membahayakan pada penelitinya.


Inilah kemudian yang membuat adalah K3 laboratorium kimia menjadi poin yang harus diperhatikan bagi setiap orang yang akan masuk ataupun menggunakan lab tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga diri sendiri dan orang sekitar atas kemungkinan yang bisa saja terjadi.

 

Berbagai kegiatan dalam lab kimia ini pun menjadi penting untuk diperhatikan oleh setiap orang yang berkepentingan. Khususnya dalam menghindari terjadinya kecelakaan dalam laboratorium yang tentunya bisa sangat berbahaya.

 

Lalu Apa yang Perlu Diperhatikan?

 

Tentu supaya bisa memahami apa saja yang perlu dilakukan supaya bisa safety dalam melakukan penelitian dalam laboratorium peneliti perlu mengerti apa saja yang termasuk K3. Biasanya hal ini sendiri akan termasuk dalam peraturan tertulis yang perlu dipatuhi.

 

Tentunya bagi siapa saja yang akan melakukan penelitian dalam ruang laboratorium kimia. Kemudian apa saja poin penting tersebut? Mari simak ulasan berikut untuk mengetahui informasi lengkapnya:

 

Gunakan Baju Khusus Laboratorium

 

Tentunya penggunaan pakaian khusus untuk laboratorium menjadi poin paling penting dari K3 laboratorium kimia yang harus dipatuhi. Pada dasarnya pakaian yang digunakan ini nantinya adalah pakaian yang sudah disesuaikan dengan standar keamanan di lab.

 

Biasanya pakaian lab sendiri akan cenderung memiliki desain yang panjang. Hal ini dilakukan  melindungi tubuh dari berbagai kemungkinan kontak langsung dengan bahan kimia. Penggunaan sarung tangan serta alas kaki juga menjadi bagian pentingnya. Hal terakhir adalah penutup kepala sebagai pelengkap keselamatan.

 

Menggunakan Peralatan Laboratorium

 

Pada saat menggunakan alat-alat lab tentunya harus memahami cara yang tepat dalam memegang dan memanfaatkannya. Hal ini dilakukan supaya nantinya penelitian pun bisa dilakukan dengan tepat serta tentu saja aman.

 

Nantinya pada saat menggunakan alat lab kimia, pastikan bahwa telah menggunakan sarung tangan. Khususnya saat memegang botol reagen dan berbagai bahan kimia yang ada. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindarkan kulit bersentuhan langsung dengan bahan berbahaya.

 

Pahami Langkah Bila Terkena Bahan Kimia

 

Hal lain perlu dipahami dalam K3 laboratorium kimia adalah cara dalam mengantisipasi apabila terkena bahan kimia. Pada dasarnya bila tanpa sengaja terjadi kecelakaan saat melakukan penelitian dan ada bahan kimia terkena kulit maupun bagian tubuh.

 

Tentunya hal pertama yang perlu dilakukan adalah jangan panik. Panggil seseorang dan minta pertolongan. Bersihkan bagian  terkena bahan kimia dengan air juga bisa jadi solusi. Namun, bila memang bahan tersebut berbahaya dan menyebabkan efek yang tidak baik bagi tubuh maka, pergi ke rumah sakit adalah solusinya.

 

Baca Juga : Simbol Bahaya Di Laboratorium Yang Wajib Kamu Ketahui

 

Jangan Hirup Udara yang Terkena Kebocoran Gas

 

Memahami apa saja jenis zat berbahaya yang ada di lab pada dasarnya adalah hal yang begitu penting bagi setiap orang. Apalagi bagi seseorang yang memang bekerja dalam ruangan tersebut.

 

Mengerti apa saja jenis gas berbahaya yang ada di lab adalah satu diantara yang perlu diketahui. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lebih parah bila terjadi kebocoran gas seperti halnya HCL maupun nitrat. Namun, bila hal ini terjadi maka, pastikan tidak menghirup udara tersebut dan cepat keluar dari lab.

 

Buang Limbah pada Tempatnya

 

Pada dasarnya dalam laboratorium tentunya akan ada berbagai bahan dan benda berbahaya yang perlu diperhatikan. Tentunya setelah menggunakan semua bahan dan benda dalam lab kimia ini pun nantinya juga harus memahami cara tepat dalam membuat limbahnya.

 

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan serta menjaga keselamatan dari orang lain. Supaya hal ini bisa lebih aman, biasanya akan ada tempat khusus yang bisa digunakan untuk pembuangan dari limbah lab kimia.


Demikianlah tadi sekilas tentang K3 laboratorium kimia yang perlu dijadikan satu hal penting untuk diperhatikan dan dipahami. Tentunya melalui pemahaman terkait K3 ini nantinya penelitian dalam lab kimia juga bisa lebih aman.

Senin, 10 Oktober 2022

Ketahui Pengertian Water Bath Laboratorium, Jenis, Fungsi dan Cara Menggunakannya

water bath laboratorium

Water bath laboratorium adalah suatu alat laboratorium yang sering dijumpai pada laboratorium mikrobiologi dan juga farmasi. Instrumentasi laboratorium tersebut penting digunakan saat terjadi sebuah eksperimen di laboratorium. Alat ini aman untuk digunakan karena memiliki sumber panas yang umum dan tidak berbahaya.


Alat ini dapat melakukan penguapan pada sebuah larutan. Beberapa komponen dari water bath yang turut mendukung proses penguapan adalah komponen saklar, thermostat dan juga heater yang mengganti energi listrik menjadi energi panas.


Pengertian dan Jenis Water Bath


Alat laboratorium yang dapat digunakan sebagai media untuk memanaskan sampel adalah water bath. Sebelum alat tersebut memanaskan cairan, diperlukan air yang dimasukkan ke dalam wadahnya untuk dipanaskan terlebih dahulu. Setelahnya, proses penguapan bisa dilakukan. Inilah beberapa jenis dari water bath perlu diketahui: 


Analog Water Bath. Jenis yang pertama ini suhunya mudah diatur dengan memakai tuas indikator pada suhu di potensiometer dengan cara diputar. Proses tersebut bisa menghasilkan listrik berdasarkan ketentuan yang telah diatur. Kelemahan dari jenis ini adalah sulit mengatur suhu agar tetap stabil.

 

Digital Water Bath. Sesuai dengan namanya, water bath yang satu ini merupakan water bath masa kini yang sudah modern dan sering dipakai. Alat ini telah dilengkapi dengan teknologi mumpuni seperti LCD display. Kelebihan penggunaan dari jenis ini adalah mudah mengatur suhu agar tetap konstan, dan juga mudah untuk mengatur waktu pemanasannya.


Circulating Water Bath. Pada jenis ini, suhu yang ada pada water bath bisa bervariasi. Di dalamnya, ada air yang menyebar ke permukaan hingga bisa menghasilkan suhu yang tetap.

 

Non Circulating Water Bath. Jenis water bath yang terakhir ini tidak ketergantungan dengan keseragaman suhu. Di dalam water bath ini, ada alat untuk dijadikan pengaduk yang bisa memindahkan energi panas agar lebih beragam.


Shaking Water Bath. Alat ini biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, di mana cara kerjanya bergantung pada getaran yang kuat hingga bisa menimbulkan energi panas.


Boiling Water Bath. Inilah jenis water bath terakhir dan juga merupakan water bath analog yang dipakai guna mengamati suhu air dari keadaan hangat hingga mendidih.


Fungsi dari Water Bath


Penggunaan dari water bath laboratorium memiliki beragam fungsi. Satu fungsi yang paling utama adalah water bath dapat dipakai untuk memanaskan pelbagai macam bahan kimia. 


Misalnya seperti sampel pada larutan, reagan, ekstrak simplisia, dan juga bermanfaat sebagai media inkubasi sel jaringan dan bakteri. Alat ini tentunya tidak bisa bekerja dengan sendirinya. 


Diperlukan alat lainnya sebagai pendukung dalam proses kerja. Peralatan penunjang yang diperlukan untuk water bath adalah oven laboratorium, inkubator, centrifuge, dan juga mikropipet. Pelbagai alat tersebut yang akan membantu proses penguapan pada water bath.


Cara Menggunakan Water Bath


Tentunya setiap alat yang ada di laboratorium memiliki cara kerjanya masing-masing. Pengguna yang akan menggunakan water bath harus paham dengan betul bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Hal ini dikarenakan agar meminimalisir kesalahan dalam penggunaan alat itu sendiri. Begini penjelasan lengkapnya: 


Mengatur Parameter


Setelah mengetahui pengertian dan juga fungsi dari alat water bath, cara pertama yang bisa diikuti dalam penggunaan alat tersebut adalah dengan mengatur parameter pada water bath. Berikut langkah-langkah dalam mengatur parameter water bath:


Memutar kontrol push atau turn pada water bath.

 

Memilih parameter, yaitu antara delayed switch on, temperature set point, dan hold time of the set point temperatur.

 

Mengatur kecepatan putaran pada tombol kontrol. Jika diputar cepat maka akan menaikkan set point, dan jika dilambatkan akan mengubah temperatur dalam tahapan sederhana.

 

Baca Juga : Pipet Ukur Laboratorium

 

Memulai Proses Penguapan


Adapun setelah mengetahui cara untuk mengatur parameter, cara menggunakan water bath yang bisa diketahui lainnya adalah dengan memulai proses penguapan. Ikuti langkah-langkah lengkapnya yang ada berikut ini:


  • Masukkan air ataupun aquades ke dalam wadah sampai volume yang sudah ditentukan dan sesuai prosedur.
  • Aktifkan alat dengan menekan tombol power.
  •  Atur suhu maksimal dengan cara menekan tombol over temperatur yang berfungsi untuk menjaga suhu agar stabil selama pemanasan.
  • Tekan tombol temperatur untuk dapat membuat program suhu.
  • Klik enter agar dapat menghasilkan data yang diinginkan
  • Mulai pemanasan dengan cara memencet tombol start.
  • Amati lampu run dan lampu heat, apabila sama-sama menyala berarti sedang diproses dan menandakan water bath bekerja dengan normal.
  • Masukkan sampel yang akan dianalisis ke dalam water bath yang sudah panas.


Demikian ulasan mengenai pengertian, fungsi, dan juga cara kerja dari water bath laboratorium. Setelah mengetahui segala aspek dari water bath, hal tersebut akan memudahkan pengguna untuk pemasangan ke depannya. Jangan lupa untuk selalu mengikuti prosedur keamanan laboratorium.

Senin, 03 Oktober 2022

Pipet Ukur Laboratorium

pipet ukur laboratorium

Pipet Ukur Laboratorium -  Bagi yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka akan sering bersinggungan dengan laboratorium dan segala peralatannya. Salah satu golongan peralatan yang akan dimanfaatkan adalah pipet ukur. Sebelum memanfaatkannya, segala aspek tentang pipet ukur laboratorium ini harus dipahami dulu.


Apabila segala aspeknya sudah dipahami dengan baik, maka proses penggunaannya juga akan lebih terarah dan tidak akan salah. Penasaran tentang penjabaran menyeluruh dari alat ini? Untuk mengetahuinya, simak detail penjabaran berikut ini secara mendalam:

 

Definisi dan Fungsi Pipet Ukur

 

Jika dijelaskan secara definisi, pipet ukur laboratorium adalah peralatan yang tergolong dalam alat kaca. Pemanfaatannya sendiri akan ditemui di lingkungan laboratorium atau wilayah lain yang erat kaitannya dengan unsur kimia. Jadi alat ini tidak akan ditemui dalam keseharian biasa.

 

Bentuk dari pipet ukur ini sebenarnya kecil dan memanjang. Ukuran yang tidak besar ini tidak terlepas dari fungsi dan penggunaannya. Dengan ukuran ini, maka pipet ukur akan lebih mudah dimanfaatkan untuk menarik cairan masuk de dalamnya sebelum dimanfaatkan.

 

Fungsi dari pipet ukur sendiri yaitu sebagai wadah untuk mengukur dan menampung suatu golongan cairan sebelum dipindahkan ke wadah lainnya. Karena fungsinya adalah untuk mengukur, maka ukuran pipet ini beragam, mulai dari 1 ml sampai dengan 50 ml.

 

Skala ukuran ini akan terlihat dengan jelas di bagian badan pipet ukurnya. Jadi, pengguna akan lebih mudah dalam melihat sejauh mana cairan sudah masuk ke dalam pipet ukur. Namun jenis atau golongan pipet ukur ini juga menjadi acuan dalam pemanfaatannya.

 

Jenis Pipet Ukur

 

Apabila diteliti lebih jauh, pipet ukur laboratorium ini akan terbagi menjadi dua golongan utama. Sebelum benar-benar memanfaatkannya, perbedaan dari dua golongan ini harus dipahami dengan baik. Jika penasaran apa saja golongan pipet ukur yang bisa dipakai, simak daftar berikut ini:

 

1. Pipet Mohr

 

Pada golongan pertama, ada yang namanya pipet mohr. Jika ingin memanfaatkan golongan ini, maka pengguna harus meluangkan ruang dalam pipet sampai titik terendah. Hal ini sudah menjadi konsep dasar utama yang tidak boleh dilewatkan saat akan memakai pipetnya.

 

Jika nantinya cairan terlihat bertambah, maka pengguna tidak perlu bingung atau cemas volumenya akan berbeda. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa bukan bagian dari susunan volume yang sudah ditentukan sejak awal. Jadi, pengguna bisa melanjutkan proses pemanfaatannya.

 

Baca Juga :  Kalibrasi Alat Lab Yang Sesuai Dengan ISO 17025 versi 2017

 

2. Pipet Serologi

 

Berbeda dengan pipet mohr yang harus dikosongkan sampai titik terendah, untuk pipet serologi maka harus dikosongkan sampai sepenuhnya. Jadi sebelum dimanfaatkan, pastikan tidak ada cairan yang tersisa dalam pipetnya bahkan untuk sepersekian mili saja.

 

Apabila aspek ini diperhatikan dengan baik, maka proses pemanfaatannya akan terarah dengan baik dan tidak akan salah. Jadi sebelum memanfaatkan pipet ukur, pastikan untuk membedakan jenis atau golongannya terlebih dahulu agar tidak ada bagian yang terlewat.

 

Jika pengguna salah atau memanfaatkan pipet serologi dengan konsep kerja pipet mohr, maka prosesnya akan sangat sia-sia. Hal ini dikarenakan ukuran atau volume takaran cairannya akan berbeda dan tidak benar. Alhasil, proses pemanfaatannya akan memberikan hasil yang tidak konkret.

 

Cara Menggunakan Pipet Ukur

 

Setelah mengetahui definisi dan fungsi pipet ukur laboratorium, maka harus paham juga tentang cara menggunakannya. Sebenarnya, proses penggunaan pipet ukur ini bukanlah proses yang rumit atau kompleks. Penggunanya hanya membutuhkan proses tepat, ketelitian, dan kebiasaan saja.


Semakin sering memakai pipet ukur, maka proses pemanfaatannya akan jauh lebih mudah dan tidak akan menyulitkan. Penasaran bagaimana proses penggunaan pipet ukur yang paling tepat sesuai dengan aturannya? Jika ingin mengetahuinya, simak penjabarannya di bawah ini:


Langkah awal yang harus diterapkan adalah dengan memasang rubble buld ke bagian pipet ukur. Rubble buld ini tergolong alat tambahan penting dan krusial yang akan memudahkan proses memasukkan cairan ke dalamnya. Oleh sebab itu, pastikan untuk memasangnya dengan benar.

 

Kemudian, tekan rubble buld dan posisikan ujung pipet ke dalam cairan. Saat pipet sudah di dalam cairan, maka lepaskan ruble buld agar cairannya masuk ke pipet secara otomatis. Jumlah cairan yang akan dimasukkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika sudah cukup, pencet lagi rubble buld-nya.

 

Setelah itu, lepaskan atau pindahkan cairan ke dalam tempat yang sudah disediakan. Dengan demikian, proses penggunaan cairan bisa segera dilakukan atau diterapkan.


Proses pemanfaatan pipet ini memang tidak terlalu sulit. Namun ada beberapa aspek yang juga harus diperhatikan penggunanya, salah satunya adalah unsur kebersihan. Setelah pipet ukur dimanfaatkan, maka harus segera dibersihkan dari segala zat-zat cairan yang sudah menempel.


Untuk membersihkan pipet ukur ini, pengguna hanya perlu mencucinya dengan tambahan bubuk detergen khusus untuk bahan kimia. Setelah itu, pengguna bisa membilasnya dan bisa langsung dikeringkan dengan metode manual. Biarkan saja pipet sampai kering sendiri.


Itulah penjelasan lengkap tentang pipet ukur laboratorium yang harus dipahami. Mulai dari definisi, fungsi, hingga cara penggunaannya sudah di rincikan secara jelas. Jadi, semua informasi tersebut bisa dijadikan referensi acuan utama untuk mulai mempelajari dan memanfaatkannya.

Video Ulasan ISO 17025