Senin, 26 September 2022

Mengenal Kondensor Laboratorium dalam Penelitian Kimia

kondensor laboratorium

Kondensor Laboratorium - Bagi anak IPA tentunya kondensor laboratorium bukan lagi benda asing. Pada dasarnya melalui alat inilah nantinya praktek dalam laboratorium IPA dapat dilakukan. Tentunya adanya kondensor ini menjadi bagian penting untuk melakukan uji coba dalam praktek IPA khususnya dalam pelajaran kimia.


Umumnya kondensator ini mempunyai cara kerja yang hampir mirip dengan kondensor pada mobil. Namun, tentunya ada bagian yang membedakan. Lalu apa yang dimaksud dengan kondensor dalam laboratorium ini? Simak ulasannya berikut:


A. Sekilas Tentang Kondensor dalam Laboratorium


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa kondensor laboratorium ini telah menjadi bagian alat yang penting dalam praktek laboratorium dalam lab kimia. Kondensator ini sebenarnya juga diambil dari kata kondensasi yang berarti adalah adanya perubahan yang terjadi dari gas ke cair.


Nantinya alat ini sendiri akan berfungsi untuk mendinginkan zat gas menjadi cair. Hal inilah kemudian yang membuat alat ini begitu menarik untuk dipelajari. Khususnya oleh anak IPA yang tentu harus familiar dengan alat satu ini.


Umumnya cara kerja alat ini nantinya akan melibatkan zat kimia yang mana za tersebut akan digunakan dalam proses perubahan gas ke cair. Biasanya alat ini pun bisa digunakan bersamaan dengan destilasi.


B. Mengenal Bentuk dari Kondensor dalam Laboratorium


Tentunya dalam mengana konsensesor dalam laboratoratorium ini tidak bisa meninggalkan bentuk dari alat tersebut. Pada dasarnya alat ini sendiri memiliki bentuk seperti layaknya tabung. Alat ini sendiri memiliki satu ruang yang digunakan sebagai pendinginan.


Hal inilah kemudian yang membuat kondensor ini memiliki fungsi yang cukup penting dalam penelitian. Khususnya untuk membuat penelitian dari gas menjadi cair. Tentunya dalam tabung ini sendiri nantinya akan menggunakan bahan kaca supaya bisa menahan elemen panas yang digunakan dalam penelitian.


Apalagi dalam proses ini sendiri nantinya akan melakukan proses pendinginan yang tentunya menyebabkan terjadinya perubahan suhu cukup drastis. Biasanya tabung ini nantinya juga akan memiliki satu kran pada bagian ujung atas. Hal ini dilakukan untuk membuat zat dapat kembali dicairkan dalam suatu wadah.


Baca Juga : Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi


C. Menilik Fungsi Kondensor dalam Laboratorium


Pada dasarnya adanya kondensor laboratorium ini tentunya menjadi bagian alat yang begitu bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Khususnya dalam pelajaran IPA.Kemudian apa saja fungsi dari kondensator ini sendiri:


1. Sebagai Bahan Ajar


Tentunya fungsi pertama dari adanya kondensor laboratorium ini adalah sebagai bahan ajar untuk pelajar. Tentunya dengan adanya alat ini maka, sistem pembelajaran kimia juga bisa dilakukan dengan lebih mudah.


Adanya alat kondensor ini tentunya pembelajaran terkait kondensor laboratorium ini maka, pelajar juga bisa lebih mudah dalam melakukan praktek. Hal inilah kemudian yang membuat alat ini penting dalam materi kimia.


2. Untuk Mengubah Uap Menjadi Air


Fungsi utama dari adanya kondensor laboratorium ini tentunya adalah sebagai alat untuk membantu pihak yang berkepentingan. Pada umumnya melalui alat ini nantinya ada proses yang memungkinkan adanya proses kimia dimana proses ini nantinya.


D. Cara Kerja Kondensor dalam Laboratorium


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa kondensor laboratorium menjadi bagian penting untuk penelitian. Khususnya dalam melakukan penelitian kimia. Melalui penelitian ini lah nantinya dapat diketahui bahwa gas pun bisa kembali menjadi zat cair saat didinginkan.


Tentu hal ini menjadi satu penelitian yang membuat satu pemikiran baru bahwasannya tidak semua zat panas akan menjadi uap. Ada pula satu penelitian yang bisa membuktikan bahwa gas bisa diubah menjadi cair. Kemudian bagaimana sih cara kerja alat ini dalam membuktikan perubahan dua zat tersebut? Mari simak ulasan berikut:


1. Pada Destilasi


Pada destilasi sendiri nantinya kondensator ini akan digunakan untuk membuat elemen utama mendidih. Nantinya proses ini akan dilakukan dengan cara membuat elemen utama yang gampang menguap menjadi mendidih.


Hal ini dilakukan sebagai bentuk proses untuk kondensasi yang kemudian hasil dari uap tersebut akan kembali mencair. Tentunya nantinya cairan tersebutlah yang menjadi hasil proses dari alat kondensor tersebut.


2. Ekstraksi Soxhlet


Berbeda dengan bahan pertama yang cenderung menggunakan bahan cair dan mudah dalam melakukan perubahan bentuk zat. Pada proses berikut ini kondensasi akan dilakukan dengan bahan bubuk.


Nantinya penelitian ini memang akan menggunakan elemen yang pada dasarnya tidak mudah terlarut seperti halnya bijian tanah. Proses ini nantinya akan dilakukan dengan cara didihkan atau didistilasi kemudian kembali dipadatkan dengan tahap terakhir dipanaskan kembali.

 

Baca Juga : Lemari Asam atau Fume Hood yang Berkualitas Untuk Mendukung Kinerja Laboratorium


3. Refluks


Cara kerja yang terakhir akan menggunakan proses refluks dimana nantinya elemen volatil yang dilakukan pada titik didihnya. Nantinya uap-uap yang terkondensasi kembali pada bejana reaksi yang terjadi.


Demikianlah tadi sekilas tentang kondensor laboratorium yang menjadi bagian penting sebagai alat penelitian. Khususnya untuk penelitian kimia dalam mengetahui perubahan zat yang gas yang menguap kembali menjadi cair.

Kamis, 22 September 2022

7 Alat Sterilisasi Di Laboratorium yang Wajib Ada di Lab

alat sterilisasi di laboratorium

Alat Sterilisasi Di Laboratorium - Laboratorium merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk menguji sesuatu maupun penelitian. Di dalam laboratorium sendiri terdapat banyak jenis alat yang digunakan untuk kebutuhan pengujian. Salah satu alat yang wajib ada adalah alat sterilisasi. Apa saja alat alat sterilisasi di laboratorium?


Digunakan untuk menghilangkan bakteri maupun mikroba yang ada pada sebuah alat merupakan fungsi utama dari alat sterilisasi. Diperlukannya alat yang bebas mikroba agar sebuah pengujian menjadi lebih akurat dan tidak terkontaminasi. Simak daftar alat alat sterilisasi di laboratorium dibawah ini:


1. Oven


Oven yang digunakan untuk sterilisasi di laboratorium berbeda dengan oven yang digunakan untuk memanggang roti. Selain itu oven yang digunakan ini merupakan oven khusus untuk sterilisasi. Terdiri dari 2 jenis oven yaitu manual untuk pengujian skala kecil dan listrik untuk pengujian skala besar seperti perusahaan.


Perbedaan utama dari kedua oven tersebut adalah sumber panasnya. Oven manual bersumber dari api sedangkan oven listrik berasal dari aliran listrik. Kedua jenis tersebut juga memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri-sendiri.


Pertama yaitu kelebihan dan kekurangan oven listrik. Oven ini memiliki timer dan suhu yang bisa diatur secara otomatis, sehingga proses sterilisasi lebih cepat dan akurat. Sayangnya, oven listrik memiliki harga yang mahal.


Selanjutnya adalah oven manual dengan harga murah menjadi kelebihannya. Kekurangannya adalah harus diawasi setiap saat agar suhunya tetap optimal dan stabil. Suhu untuk sterilisasi biasanya berada di suhu 180 derajat celcius.

 

Baca Juga : Bingung Mencari Distributor Alat Laboratorium?


2. Autoclave


Autoclave masuk dalam alat alat sterilisasi di laboratorium selanjutnya. Benda yang akan disterilisasi cukup dimasukkan dan diatur suhu serta waktunya, tunggu dan sterilisasi pun selesai. Suhu yang digunakan yaitu 121 derajat celcius dengan waktu sterilisasi 15 menit.


Termasuk alat sterilisasi paling efektif dan disukai karena prosesnya yang cepat dan mudah. Alat ini akan membunuh mikroba dan sporanya. Prinsip kerja dari autoclave adalah tekanan dari uap. Sayangnya harga dari alat ini cukup mahal, sehingga biasanya digunakan di rumah sakit maupun industri.


3. Filter Berkefeld


Alat selanjutnya merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode mekanik. Prinsip dari alat ini adalah mengatur ukuran pori-pori dari filter agar mikroba tidak bisa lolos.


Jika mikroba maupun bakteri lolos, maka proses sterilisasi dianggap tidak sempurna. Sehingga ukuran dari pori-pori dari filter harus benar-benar diperhatikan.


4. Dry Heat Sterilizer


Seperti namanya, alat yang satu ini merupakan sterilisasi kering dan masuk dalam metode sterilisasi mekanik. Prinsip dari Dry Heat Sterilizer adalah pemanasan lewat pancaran radiasi. Jadi, benda yang akan disterilisasi dimasukkan dalam alat dan diberi pancaran radiasi untuk menghilangkan mikroba.


Sterilisasi dengan alat ini banyak diterapkan di industri besar maupun rumah sakit. Pancaran yang digunakan biasanya merupakan pancaran radiasi infra merah dan ozon. Sayangnya, alat ini tidak bisa digunakan untuk mensterilkan alat yang dapat berubah karena oksidasi.

 

Baca Juga : Kalibrasi Alat Lab Yang Sesuai Dengan ISO 17025 versi 2017


5. Lampu UV Sterilisasi


Di urutan kelima merupakan alat sterilisasi dengan prinsip penyinaran. Jika pada alat sebelumnya menggunakan infra merah atau ozon, alat ini menggunakan sinar UV. Sinar UV yang dipancarkan akan mematikan mikroba yang bertebaran.


Biasanya, rumah sakit dan industri air mineral yang menggunakan alat ini untuk mensterilkan ruangan. Ketika menggunakan alat ini, jangan lupa memakai kacamata pelindung dan APD yang sesuai. Hal ini karena cukup berbahaya jika terkena pada tubuh terutama di bagian mata.


6. Lampu Pijar


Lampu pijar atau lampu yang berasal dari bunsen menjadi alat yang paling tradisional diantara alat yang sudah disebutkan sebelumnya. Benda yang disterilisasi menggunakan lampu pijar biasanya berbahan logam seperti pinset, penjepit logam, dan jarum.


Alat ini cukup sederhana dan cocok jika digunakan praktek pengenalan proses sterilisasi. Alat yang dibutuhkan hanya bunsen, spiritus, dan korek. Bakteri akan mati karena terkena panas dari api. Prinsip yang cukup sederhana.


Setelah api dinyalakan, dekatkan benda yang akan disterilisasi pada api selama beberapa detik saja. Prosesnya mudah dan cepat bukan? Walaupun prosesnya cepat, mudah, bahkan murah, alat ini kurang akurat jika digunakan. Maka dari itu, alat ini hanya cocok untuk praktek pengenalan saja.


7. Alkohol


Jangan salah, alkohol juga termasuk dalam salah satu alat sterilisasi yang bisa digunakan. Menggunakan alkohol termasuk dalam alat sterilisasi dengan metode kimia. Cukup celupkan maupun semprot alat yang akan disterilkan menggunakan alkohol.


Agar lebih akurat, biasanya sterilisasi dilakukan dua kali. Pertama adalah sterilisasi secara kimia dengan menggunakan alkohol, dan yang kedua menggunakan alat seperti autoclave. Dilakukan dua kali agar bakteri benar-benar mati sampai akarnya.


7 alat alat sterilisasi di laboratorium yang telah dijelaskan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Proses sterilisasi sendiri merupakan proses yang cukup penting dilakukan terutama di laboratorium. Ketika menggunakan alat sterilisasi juga perlu berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan dalam lab.


Rabu, 21 September 2022

Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi

alat laboratorium kimia

Alat Laboratorium Kimia sangat beragam yang sering digunakan di laboratorium guna menunjang proses analisis yang akurat dan presisi. Dalam pemakaiannya, kita harus memastikan apakah alat tersebut mampu memberikan data hasil pengujian yang bersifat handal (akurat dan presisi). Oleh sebab itu, untuk memastikan kondisi alat tersebut maka harus dilakukan kalibrasi.

Kalibrasi alat laboratorium sangat penting dilakukan agar setiap pekerjaan memiliki ketertelusuran terhadap satuan internasional (SI). Di dalam ISO 17025 itu sendiri yang tercantum dalam klausul 6.4.6 dan 6.5.1 bahwa laboratorium harus menggunakan peralatan yang dikalibrasi.

Nah, tentunya kamu memiliki pertanyaan yaitu peralatan apa saja yang perlu dilakukan kalibrasi? Yuk kita simak ulasan berikut ini:

Jenis Alat Laboratorium Kimia Yang Harus Dikalibrasi

 

1. Neraca Analitik (Analytical Balance)

Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk menentukan atau mengetahui masa suatu zat. Alat ini memiliki beberapa nama yang sering digunakan oleh para analis di laboratorium yaitu analytical balance, neraca analitik, timbangan analitik, timbangan laboratorium dan timbangan gram halus.

Dari fungsinya tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa alat tersebut harus mampu memberikan masa suatu sampel yang mampu tertelusur hingga ke satuan internasional.

Kalibrasi neraca analitik bisa dilakukan minimal 1 kali per tahun atau maksimal per 2 tahun sekali. Pada saat melakukan kalibrasi timbangan analitik, yang perlu kamu perhatikan adalah status akreditasi laboratorium kalibrasi. Mengapa saya katakan demikian karena ini menyangkut sistem manajemen yang diterapkan oleh laboratorium.

Apabila suatu laboratorium telah terakreditasi, maka sudah jelas ia menerapkan sistem jaminan mutu yang baik sehingga kita bisa lebih yakin terhadap hasil kalibrasi neraca analitik tersebut.

2. Labu Ukur (Volumetric Flask)

Labu ukur adalah suatu alat gelas yang berfungsi untuk menakar suatu larutan pada saat melakukan pengenceran. Mengapa alat ini perlu dimasukkan ke dalam program kalibrasi peralatan?. Jelas karena alat ini masuk ke dalam faktor perhitungan kadar analit di dalam sampel yang kita analisis.

Sama halnya dengan timbangan analitik, volumetric flask ini juga harus dijadwalkan atau di agendakan dalam program kalibrasi peralatan.Mengapa alat ini perlu dikalibrasi secara rutin? Karena alat ini tergolong kedalam alat yang paling penting dalam proses pengujian terutama masuk ke dalam perhitungan karena menyangkut pada proses pengenceran.

Karena alat ini terbuat dari gelas silika, tentunya sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu, ketika suhu larutan yang digunakan meningkat, tentunya akan terjadi pemuaian pada alat gelas tersebut dan sebaliknya ketika terjadi penurunan suhu maka akan terjadi penyusutan.

Sebagai informasi, apabila berdasarkan hasil evaluasi, ternyata alat ini sudah tidak sesuai lagi atau memiliki nilai ketidakpastian yang sangat besar, maka alat ini sebenarnya sudah tidak layak lagi digunakan.

BACA JUGA: PERBEDAAN AAS DAN ICP

3. Pipet Volumetrik (Volimetric Pipette)

Pipet volumetrik adalah peralatan gelas yang berfungsi untuk mengambil sejumlah (volume) larutan dengan volume yang bervariasi seperti 1 mL, 2 mL dan seterusnya. Pipet volumetrik sering digunakan oleh analis atau personel laboratorium untuk melakukan pengenceran sampel atau standar.

Mengingat fungsinya tersebut, tentunya alat ini masuk ke dalam sumber ketidakpastian pengukuran sehingga diperlukan suatu program kalibrasi untuk mengetahui nilai ketidakpastian yang sebenarnya. Sama halnya dengan labu volumetrik, pipet ini perlu dilakukan evaluasi apabila telah selesai di kalibrasi.

Apabila berdasarkan hasil evaluasi ternyata hasilnya telah menyimpang, maka ada dua hal yang perlu dilakukan untuk tetap menjamin bahwa hasil pengukuran yang dilakukan tetap valid yaitu:
  1. Tetap menggunakan pipet tersebut, tetapi sertakan nilai konversi dari volume yang sebenarnya.
  2. Menyingkirkan (tidak menggunakan lagi) pipet tersebut kemudian membeli yang baru dan di kalibrasi kembali.

Namun perlu diingat, dua hal yang saya sebutkan diatas dapat dilakukan setelah kita memastikan bahwa jasa laboratorium kalibrasi yang kita pilih telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017.

4. Buret Kimia

Buret kimia adalah alat yang digunakan untuk menentukan kadar suatu analit di dalam sampel menggunakan menggunakan larutan standar atau pentiter yang telah diketahui secara pasti konsentrasinya. Buret yang biasa digunakan di laboratorium terdiri dari dua jenis yaitu buret digital  (elektrik) dan buret kaca (manual).

Kedua alat tersebut sama fungsinya namun berbeda cara penanganan dan pengoperasiannya. Apabila kita menggunakan buret kaca, hal yang perlu diperhatikan adalah ketelitian skala buret tersebut dan pastikan stop cock nya tidak bocor serta terbebas dari kontaminasi zat lain. Kemudian jika kita menggunakan buret digital, hal yang perlu diperhatikan adalah ketelitian pembacaan misalnya 0,01 mL. Kemudian yang perlu anda pastikan adalah daya baterai, karena jika dayanya  mulai menurun maka ketidakpastian akan semakin besar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa alat ini sangat penting untuk dilakukan proses kalibrasi mengingat fungsinya sebagai penentu kadar dan masuk kedalam perhitungan. Sama halnya dengan peralatan lainnya, kalibrasi perlu dilakukan minimal 1 kali dalam setahun dan maksimal 2 tahun sekali. Namun apabila diperlukan, jadwal kalibrasi dapat dilakukan secara accidental yaitu apabila terdapat perlakuan yang tidak biasa sehingga menyebabkan peralatan tersebut perlu dikoreksi kembali.

5. Pipet Skala

Pipet skala adalah pipet volumetrik yang dapat digunakan untuk mengambil sejumlah larutan dengan volume yang berbeda-beda. Pipet ini biasanya digunakan untuk memipet deret larutan standar dalam menentukan kurva kalibrasi. Mungkin saat saya menulis tentang melakukan pemipetan untuk pembuatan deret larutan standar, pasti ada diantara rekan-rekan sekalian yang tidak setuju karena biasanya melakukan pemipetan untuk membuat larutan standar menggunakan pipet volumetrik atau pipet gondok.

Hal ini sebenarnya kembali kepada masing-masing individu, apabila menggunakan pipet skala tentunya kamu bisa mendapatkan variasi volume yang kamu inginkan misalnya 0,5; 1,0; 1,5; dan seterusnya. Terbayang bukan apabila kita menggunakan pipet volumetrik, pasti akan repot karena harus menyediakan lebih dari 1 ukuran pipet volumetrik.

Ditambah lagi apabila melakukan pemipetan dengan variasi volume yang menggunakan lebih dari 1 pipet maka akan menyumbang nilai ketidakpastian yang lebih banyak sehingga nilai regresi akan lebih rendah bisa saja hanya 0,991. Namun berdasarkan pengalaman yang saya lakukan, apabila melakukan pemipetan menggunakan pipet skala, R square yang bisa saya dapatkan bisa mencapai 0,9995 bahkan pernah sesekali mendapatkan 1,0000. Buat yang ragu silahkan coba sendiri namun pastikan bahwa kamu sudah tepat dan konsisten dalam menentukan posisi garis miniskus cairan pada saat pemipetan.

6. Oven Laboratorium

Oven laboratorium adalah peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemanasan atau pengeringan. Mengapa alat ini perlu dilakukan kalibrasi? tentunya ada hal penting berdasarkan penggunaannya. Bagi suatu laboratorium pengujian, biasanya oven digunakan untuk menentukan kadar air suatu bahan atau produk atau sampel. Nah mengingat fungsinya inilah maka oven perlu dikalibrasi.

Tujuan akhirnya adalah data hasil kalibrasi dibutuhkan untuk estimasi ketidakpastian pengukuran yang masuk ke dalam Tipe B. Untuk itu anda perlu menjadwalkan program kalibrasi untuk peralatan oven ini. Namun saya tidak merekomendasikan untuk semua oven yang tersedia, pilih saja untuk oven yang digunakan untuk proses gravimetri.

Dan tidak perlu dilakukan kalibrasi terhadap oven yang hanya digunakan untuk proses pengeringan.

Baca Juga: Manajemen Peralatan dalam ISO/IEC 17025: 2017

Demikianlah penjelasan mengenai alat laboratorium kimia yang harus dikalibrasi, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Apabila ada peralatan lain di laboratorium yang bisa dijadikan masukan untuk proses kalibrasi, silahkan isi di kolom komentar ya. terimakasih

Bagi anda yang membutuhkan informasi artikel lengkap dari web ini silahkan kembali ke Home atau Beranda.

Ternyata ISO 19011 Adalah Perangkat Lengkap Dalam Manajemen Audit!

ISO 19011 Adalah

ISO 19011 adalah - ISO termasuk ke dalam bagian organisasi independen internasional yang berusaha mengembangkan berbagai standar. ISO 19011 Adalah sebuah standar yang mempunyai tujuan untuk memastikan kualitas, efisiensi, layanan, serta keamanan produk. Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut, simak berikut ini ulasannya yaitu:


Tentang ISO 19011 Adalah

 

Jika dilihat berdasarkan pengertian umumnya, ISO 19011 Adalah perangkat lengkap sebuah pedoman untuk keperluan audit. Proses dari audit ini sudah masuk ke dalam sistem manajemen sehingga membantu sistem yang ada di sebuah perusahaan.


Hadirnya ISO 19011 telah dirancang khusus untuk dapat memberikan saran kepada lembaga organisasi dan perusahaan. Bukan hanya itu saja, persiapan serta cara audit pun akan diarahkan dalam ISO. Masuk ke dalamnya manajemen lingkungan, mutu serta resiko.

 

Namun perlu diingat, bahwa ISO bukan perangkat syarat yang setiap tahapannya wajib diikuti oleh perusahaan. Mengingat setiap organisasi tidak dapat memiliki status ISO 19011. Lain halnya dengan perusahaan yang sudah memiliki pedoman ISO dalam program audit yang diperlukannya.

 

Konsep Audit Berdasarkan Sistem ISO 19011

 

Dalam memahami konsep audit tentu harus berdasarkan sistem manajemen ISO 19011. Hal ini tentu telah disusun sebelumnya oleh Committee ISO yang telah diterbitkan di tahun 2011 silam. Dalam ISO jenis terbaru inilah dijelaskan beberapa prinsip audit.

 

Audit yang terdapat dalam sistem ini merupakan bagian dari proses independen, sistematis dan terdokumentasi. Kemudian akan dibuktikan dan dievaluasi dengan cara yang objektif berdasarkan kesesuaiannya. Berikut beberapa jenis konsep audit yang dapat diketahui yaitu:

 

Audit eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban sertifikat.
Audit eksternal pihak kedua yang dilakukan oleh seorang editor.
Auditor internal yang dijalankan oleh pihak pertama.

 

Baca Juga : AUDIT INTERNAL LAB untuk ISO 17025:2017 berdasarkan ISO 19011 di Laboratorium


Prinsip Audit ISO 19011 Adalah


Dalam proses audit terdapat beberapa prinsip atau pendekatan yang dapat digunakan. Mengingat banyaknya proses audit yang harus dilalui maka, prinsip yang dapat dipakai pun beragam. Simak berikut ini beberapa prinsip yang dapat dimanfaatkan diantaranya yaitu:


  • Bersifat rahasia.
  • Informasi yang disampaikan objektif.
  • Profesional.
  • Independen.
  • Berbasis bukti.
  • Adanya analisa resiko.


Tahapan Proses Audit


Program audit yang dilakukan berdasarkan ISO 19011 telah melewati 6 tahapan yang diawali oleh persiapan. Tahapan tersebut selanjutnya berakhir dengan diadakannya peninjauan ulang. Berikut tahapan yang terdapat dalam proses audit yaitu:


1. Melakukan Tujuan Program Audit


Tahapan pertama yang dilakukan pada proses audit yaitu dengan menetapkan tujuannya terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk mengarahkan perencanaan serta pelaksanaan lanjutan. Memungkinkan proses terjadinya program tersebut bisa berjalan efektif.

 

Penetapan tujuan dari program audit yang dilakukan pun harus konsisten. Hal ini dapat disesuaikan dengan arahan strategis dari audit yang diinginkan untuk mendukung kebijakan dari sebuah sistem manajemen. Jadi sangat penting untuk melakukan pertimbangan pada tujuan awal.


2. Mengevaluasi Resiko dan Peluang Program Audit


Selanjutnya tentukan peluang serta resiko yang bisa mempengaruhi hasil dari tujuan audit. Lewat pengelolaan program audit, identifikasi serta penyajian resiko pun bisa dianalisa. Bukan hanya itu saja, pengembangan peluang dari program audit pun bisa dilakukan.


3. Menetapkan Program Audit


Adanya penetapan program audit menjadi metode yang paling sering digunakan. Pasalnya audit dilakukan secara langsung di lapangan, tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa dilakukan dengan jarak jauh. Dalam proses audit langsung, umumnya dilakukan di lokasi klien.


Berbeda dengan metode jarak jauh yang dapat dilakukan di mana pun. Dalam proses audit ini biasanya bersifat interaktif dan non interaktif yang akan memberikan pengaruh adanya interaksi dengan fasilitas. Begitu pun dengan dokumentasi maupun peralatan.


4. Melaksanakan Audit


Bagi yang sudah sering melakukan audit tentu sudah sangat paham akan prosesnya yang panjang. Mengingat tahapan dari aktivitas persiapan, pelaksanaan serta distribusi yang membutuhkan waktu. Belum lagi proses pembuatan laporan hingga tindak lanjut yang terjadi di dalamnya.


Membuat pelaksanaan audit diperlukan kesesuaian berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Namun, meski tidak sesuai dengan standar, tentu ada beberapa poin yang perlu diulas. Mengingat setiap proses audit dilaksanakan dengan mencermati setiap tahapan yang ada.

 

Baca Juga : ISO 17025 : 2017 UNTUK PEDOMAN PANDUAN MUTU DAN PROSEDUR LABORATORIUM


5. Memproses Verifikasi


Terakhir, yang harus dilakukan dalam tahapan audit adalah proses verifikasi. Dalam tahap ini setiap proses yang berlangsung akan ditanggung oleh kedua pihak yang bersangkutan. Jika terdapat hal yang dirasa tidak berdasarkan dengan waktu yang ditetapkan maka, klien harus melakukan pemantauan.


Oleh sebab itu, seorang auditor harus mampu mengerjakan tugasnya sebagai verifikator dengan memperhatikan perbaikan yang dilakukan klien. Selain itu, auditor juga bertugas untuk melakukan investigasi pada klien. Hal tersebut dilakukan agar proses investigasi terpantau hingga ke akar permasalahannya.


Itulah penjelasan ISO 19001 yang dapat diketahui dan juga dipahami sebelumnya oleh setiap orang. Namun berdasarkan ulasan yang telah diberikan ISO 19011 adalah organisasi yang memiliki tujuan agar hasil produk yang diberikan berkualitas. Oleh sebab itu audit menjadi hal wajib.

Video Ulasan ISO 17025