Selasa, 06 Juni 2023

8 Prinsip Manajemen Mutu Sesuai Standar ISO yang Perlu Dipelajari

8 Prinsip Manajemen Mutu Sesuai Standar ISO yang Perlu Dipelajari

Prinsip Manajemen Mutu

 

Labmutu.com - Penerapan prinsip manajemen mutu menjadi dasar dalam menentukan apakah organisasi dapat berjalan sesuai target. Sistem manajemen juga berperan penting dalam melakukan quality control untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Berikut prinsip-prinsip manajemen yang perlu diketahui untuk menjalankan organisasi dengan efektif:


Kepemimpinan

 

Pada sebuah organisasi atau perusahaan, peran pemimpin sangat penting. Sebab kecakapan seorang pemimpin dapat mempengaruhi keberhasilan dan potensi sumber daya yang ada. Beberapa tindakan yang perlu dilakukan sesuai dengan prinsip manajemen mutu dalam aspek kepemimpinan bisa dilihat dalam poin-poin berikut:

 

  • Menentukan visi yang pasti terhadap masa depan perusahaan atau organisasi.
  • Meneliti kebutuhan seluruh pihak yang terkait, meliputi karyawan, pemodal, pemasok, pemilik, pelanggan, dan masyarakat menyeluruh.
  • Membentuk pelatihan khusus yang mampu meningkatkan kompetensi para karyawan.
  • Memilih sumber daya yang diperlukan agar perusahaan berjalan dengan baik, termasuk sumber daya manusia.
  • Menentukan target serta tujuan yang jelas.

 

Fokus Untuk Pelanggan

 

Berhasil tidaknya perusahaan sangat berkaitan dengan adanya pelanggan, sehingga kenyamanan pelanggan sangat penting diperhatikan. Sebisa mungkin perusahaan memantau seberapa jauh kepuasan pelanggan. Adapun beberapa tindakan yang dapat diterapkan terkait pelanggan sebagai berikut:

 

  • Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.
  • Membuat tujuan organisasi yang selaras dengan harapan pelanggan.
  • Melakukan pengukuran kepuasan pelanggan menggunakan survey.
  • Menggunakan pendekatan yang seimbang dengan kepuasan pihak-pihak yang tertentu, misalnya karyawan, pemilik, pemodal, dan masyarakat lokal.
  • Mengkomunikasikan pentingnya pemenuhan pelanggan pada masing-masing tingkatan organisasi.

 

Pendekatan Proses

 

Dalam prinsip manajemen mutu ISO 9001:2008, hal yang terpenting bukanlah hasil melainkan proses. Ini berarti bahwa bila target tidak terpenuhi maka bukanlah sebuah masalah yang besar dan bisa dimaklumi selama masih dapat diperbaiki ke depannya. Untuk melakukan pendekatan proses, berikut beberapa tindakan yang perlu dilakukan:

 

  • Menentukan berbagai kegiatan yang harus ditempuh dalam upaya mencapai hasil yang ditargetkan.
  • Melakukan analisis serta mengukur kemampuan kegiatan utama dalam organisasi.
  • Menetapkan tanggung jawab dalam mengelola kegiatan utama dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
  • Melakukan evaluasi resiko atau dampak dari adanya kegiatan bagi pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
  • Fokus pada bahan-bahan, metode, serta sumber daya sebagai upaya meningkatkan kegiatan utama.

 

Keterlibatan Karyawan

 

Penetapan strategi dalam organisasi tidak akan berjalan efektif tanpa adanya keterlibatan karyawan. Itulah sebabnya, kontribusi dari karyawan dalam melaksanakan kewajibannya masing-masing sangat dibutuhkan untuk meraih keberhasilan sistem manajemen. Untuk menerapkan prinsip ini, berikut beberapa tindakan yang perlu dilakukan:

 

  • Menanamkan pemahaman pada setiap karyawan tentang peran penting dalam berorganisasi.
  • Memahami tugas serta tanggung jawab masing-masing karyawan.
  • Membangun peran aktif karyawan dalam meningkatkan kompetensi.
  • Memberikan kebebasan bagi seluruh karyawan untuk berbagi pengetahuan.
  • Mengidentifikasi apa saja yang menjadi hambatan bagi karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya.
  • Melakukan identifikasi terkait proses antara setiap bagian dengan bagian yang lain.

 

Perbaikan Secara Berkala

 

Meski sudah berhasil mencapai tujuan, sebisa mungkin tidak lekas puas dengan hasil tersebut. Sebab, perbaikan yang berkesinambungan terus dibutuhkan agar mampu meningkatkan performa yang konsisten. Dalam prinsip manajemen mutu, beberapa hal yang dapat dikerjakan untuk melakukan perbaikan sebagai berikut:

 

  • Mengadakan rapat secara berkala dan membahas tinjauan manajemen.
  • Melakukan pemeriksaan secara berkala atau internal audit untuk memastikan kegiatan berjalan dengan efektif.


Baca Juga : Ternyata ISO 19011 Adalah Perangkat Lengkap Dalam Manajemen Audit!


Hubungan Dengan Pemasok

 

Mutu produk yang diberikan pihak ketiga sangat berpengaruh pada kualitas akhir produk. Itulah sebabnya, memantau kinerja pemasok termasuk dalam prinsip yang ditekannya. Hal yang bisa dilakukan dalam mewujudkan prinsip ini dapat dilihat sebagai berikut:

 

  • Menyeleksi dan mengevaluasi semua pemasok produk.
  • Menjalin hubungan dengan mempertimbangkan jangka panjang.

 

Pendekatan Faktual Pengambilan Keputusan

 

Untuk menentukan keputusan yang tepat, maka dibutuhkan pendekatan secara faktual. Dalam aktivitas ini, diperlukan analisis data serta pengumpulan informasi yang valid. Adapun beberapa kegiatan yang bisa dilakukan berdasarkan prinsip pendekatan faktual sebagai berikut:

 

  • Membuat manajemen data yang dapat diakses untuk setiap orang yang membutuhkannya.
  • Memastikan bila informasi maupun data yang tertulis akurat dan bisa dipastikan kebenarannya.
  • Hanya mengambil keputusan berdasarkan analisis faktual.
  • Melakukan analisis setiap informasi yang diterima dengan metode yang valid.

 

Pendekatan Sistem Pada Manajemen

 

Dalam sebuah organisasi, pendekatan sistem pada manajemen merupakan hal yang harus dilakukan. Kegiatan tersebut mencakup identifikasi, memahami, serta mengelola proses yang saling berkesinambungan agar mampu membawa kontribusi yang efektif. Pendekatan sistem bisa dilakukan melalui beberapa tindakan tersebut:

 

  • Menyelaraskan setiap proses yang muncul dalam organisasi.
  • Menata sistem sedemikian rupa agar mampu mencapai target melalui tahapan yang dinilai paling efisien.
  • Mempelajari keterkaitan antara masing-masing proses pada suatu sistem.
  • Memberikan edukasi tentang peran serta tanggung jawab dalam mencapai tujuan
  • Konsisten dalam meningkatkan sistem diimbangi dengan evaluasi.

 

Itulah prinsip manajemen mutu yang mengacu pada ketetapan ISO 9001:2008. Penerapan prinsip-prinsip di atas dalam suatu organisasi diharapkan mampu membantu meraih apa yang sudah menjadi tujuan bersama. Menjaga hubungan baik dalam manajemen mutu akan sangat membantu dalam pencapaian keberhasilan organisasi.

Minggu, 04 Juni 2023

Begini Cara Penanganan Bahan Kimia Beracun Dan Berbahaya

Begini Cara Penanganan Bahan Kimia Beracun Dan Berbahaya

Bahan Kimia Beracun dan berbahaya

 

Labmutu.com - Dalam dunia kimia tentunya keberadaan dari bahan yang memiliki sifat berbahaya sekaligus beracun bukan hal yang baru lagi. Untuk itulah perlu pemahaman mengenai cara penanganan bahan kimia beracun supaya tidak membahayakan orang ataupun lingkungan.

 

Meskipun dari sifat yang dimiliki yakni beracun, sejumlah bahan kimia tersebut memiliki manfaat bagi kebutuhan tertentu. Contoh kecilnya adalah seperti untuk dunia industri maupun untuk perusahaan tertentu. Pembahasan selebihnya adalah seperti berikut:

 

Sekilas Tentang Bahan Kimia Beracun

 

Sebelum membahas lebih tentang cara penanganan bahan kimia beracun yang ada. Maka gambaran umum tentang bahan kimia beracun penting diketahui. Dimana orang sering menyebut istilah bahan ini dengan nama B3.

 

Yang memiliki arti bahan kimia berbahaya dan beracun yang memang ada pengaturannya. Dengan begitu bagi pihak yang hendak melakukan pembuangan sisa bahan kimia beracun secara sembari itu dilarang dan bukan tidak mungkin memperoleh sanksi.

 

Bahan yang termasuk dalam kategori B3 ini mampu memicu kerusakan pada sejumlah aspek kehidupan. Diantaranya seperti merusak lingkungan, kemudian juga merusak kesehatan dan lainnya. Yang dimaksud dengan pengelolaan atau penanganan B3 ini bakal meliputi mendapatkan, mengangkut, mengedarkan, lalu menyimpan, memakai dan membuang.

 

Penanganan Bahan Kimia Beracun

 

Jika sudah mengetahui gambaran umum dari bahan kimia beracun. Maka selanjutnya perlu paham juga akan cara penanganan bahan kimia beracun supaya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Adapun daftar penanganan yang dimaksud seperti berikut:

 

Pengadaan

 

Bentuk penanganan pertama dari bahan kimia beracun yaitu bagian pengadaan yang memang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dimana pihak perusahaan atau organisasi harus menerapkan sejumlah hal sebagaimana yang sudah ditetapkan seperti berikut:

 

  • Langkah pertama yaitu pihak yang bersangkutan perlu membuat LDKB atau bisa juga MSDS.
  • Menyertakan simbol maupun label B3 tergantung dengan bahan tersebut.
  • Mencantumkan sertifikat yang diberikan nama CoA yang dipakai untuk mengetahui sejumlah komposisi yang dipakai atas dasar klasifikasi. 


Penggunaan

 

Tidak jauh berbeda dari proses pengadaan yang memang memerlukan sejumlah hal. Maka dalam proses penggunaan dari bahan kimia beracun ini juga diharuskan pas dengan apa yang tertera dalam aturan. Setidaknya untuk menggunakan bahan kimia beracun ini harus memperhatikan hal berikut:

 

  • Pertama harus menggunakan pelindung berupa APD yang sesuai.
  • Dilengkapi dengan sejumlah alat darurat seperti APAR, P3K dan lainnya.
  • Kondisi kerja serta lingkungan telah diberikan pernyataan aman oleh pihak yang bersangkutan.
  • Pihak yang bakal menggunakan bahan kimia beracun harus paham akan penanggulangan jika bahan tersebut tumpah.
  • Jika proses yang memakai bahan kimia beracun telah usai maka alat serta lingkungan harus dibersihkan seperti semula.
  • Limbah sisa bahan kimia beracun harus dibuang pada tempat yang khusus.
  • Jika terjadi kecelakaan maka bisa dipakaikan alat  P3K oleh petugas.
  • Ketika memerlukan penanganan lebih lanjut maka bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.

 

Pemindahan dan Pengangkutan

 

Bentuk penanganan lain dari bahan kimia beracun yaitu dengan proses pemindahan. Tentunya dalam proses pengangkutan bahan kimia beracun tersebut harus dijalankan sebagaimana ketentuan khusus seperti berikut:

 

  • Pada tiap proses pengangkutan harus menyertakan LDKB atau bisa juga MSDS.
  • Pihak yang bertugas harus mengetahui sekaligus paham akan resiko, cara pencegahan maupun bentuk penanganannya.
  • Memakai alat transportasi yang pas dan sesuai.
  • Pastikan bahwa bahan kimia beracun yang diangkut atau dipindahkan tak sedang bocor.
  • Harus dipasang rambu-rambu atau simbol tergantung dengan jenis bahan kimianya.
  • Menghindari tindakan yang beresiko tidak aman seperti merokok dan lainnya.
  • Jika terjadi kecelakaan maka harus segera melaporkan.

 

Penyimpanan

 

Untuk proses penyimpanan ini pihak petugas harus melakukannya sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. Adapun daftar ketentuan yang dimaksud yaitu seperti berikut:

 

  • Pertama tempat penyimpanan harus memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan. Contohnya seperti ruang terjaga, bebas gangguan dan lainnya.
  • Tata letak serta pengaturan harus memperhatikan sejumlah hal yang meliputi penyusunan tidak melebihi kapasitas, dipisahkan atas dasar reaktivitas dan lainnya.
  • Menjalankan program housekeeping dengan cara periodik.
  • Tempat penyimpanan bahan kimia beracun harus dilengkapi dengan sejumlah hal seperti sistem tanggap darurat, prosedur penanganan dan lainnya.

 

Pembuangan

 

Sebagaimana yang banyak diketahui bahwa bahan kimia beracun yang telah dipakai dan ternyata sisa atau berbekas. Maka limbah tersebut tidak bisa dibuang dengan cara sembarangan. Pasalnya pembuangan ini pun memiliki beberapa anjuran seperti berikut:

 

  • Harus membuat instruksi kerja dengan spesifik.
  • Mencatat pembuangan bahan kimia beracun.
  • Limbah bahan kimia beracun dikumpulkan dalam tempat khusus kemudian diberikan tanda.
  • Proses pembuangan harus memperhatikan sejumlah hal seperti karakteristik dari limbah itu sendiri.
  • Terakhir pastikan bahwa kemasan limbah sudah dipasangi simbol sebagaimana jenis bahan kimia tersebut.

 

Itu tadi sekilas pembahasan mengenai cara penanganan bahan kimia beracun yang perlu diketahui. Dengan paham akan sejumlah penanganan tersebut, maka pihak yang bertugas bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal dan tak sembarangan. Mengingat bahan kimia beracun cukup berbahaya.

Jumat, 02 Juni 2023

5 Skill yang Harus Dimiliki Quality Control Perusahaan

5 Skill yang Harus Dimiliki Quality Control Perusahaan

Skill Yang Dimiliki Quality Control

 

Labmutu - Posisi quality control saat ini banyak dibutuhkan perusahaan-perusahaan guna menentukan standar dan melakukan pengecekannya. Jika tertarik untuk bekerja di posisi ini, maka ada skill yang harus dimiliki quality control sejak awal. 


Aspek ini penting agar pihak perusahaan bisa mempertimbangkan penerimaannya sebagai karyawan. Setidaknya ada lima skill berbeda yang harus dimiliki sebelum mendaftar pada posisi ini. 


Selain diberikan daftarnya, akan diberikan pula rincian pembahasannya dengan jelas. Oleh sebab itu, pahami detail yang ada di bawah ini untuk mengetahui rincian lengkapnya:


Paham Standar Perusahaan

 

Setiap perusahaan pasti memiliki standar khusus untuk kualitas setiap produknya. Aspek ini tentunya tidak akan pernah hilang selama suatu perusahaan masih memproduksi barang untuk diperdagangkan. sebagai quality control, standar ini harus dipahami dan bukan hanya dihafal.

 

Jika hanya dihafal, maka quality control tidak akan bisa mengidentifikasi perbedaan atau masalah lainnya. setiap standar harus dipahami dengan baik bahkan sampai dengan bagaimana implementasinya secara langsung. Dengan demikian, QC tidak akan melewatkan kecacatan satupun.

 

Untuk memahami standar ini dengan baik tentunya dibutuhkan waktu yang lama dan tidak khusus untuk mode instan. Hal ini dikarenakan standar perusahaan pastinya akan rumit mengingat harus menghasilkan produk berkualitas setiap saat. Namun jika diterapkan secara berkala, maka proses pemahaman akan lebih cepat.

 

Teliti dan Paham Detail

 

Ketelitian tentunya bisa dijadikan skill utama yang harus dimiliki quality control. Apabila berbicara tentang kualitas suatu produk, maka setiap barang yang dihasilkan harus memenuhi standar dan harus sama rata. Untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi, maka diperlukan ketelitian luar biasa.

 

Apabila QC tidak teliti, maka jika ada perbedaan pada barang tidak akan diketahui. Hal ini justru akan berakibat fatal dan akhirnya bisa membuat produk perusahaan menjadi produk cacat saat diperdagangkan. Oleh sebab itu, aspek ini penting untuk dipahami.

 

Baca Juga : Ternyata ISO 19011 Adalah Perangkat Lengkap Dalam Manajemen Audit!

 

Setiap detail juga harus diperhatikan dengan baik. Jadi QC tidak hanya detail secara umum saja, namun harus secara mendetail ke segala bagiannya. Apabila aspek ini dipahami dengan baik, maka segala detailnya akan memberikan golongan hasil yang baik dan tidak akan menghasilkan kecacatan.

 

Berpikir Kritis

 

Skill yang harus dimiliki quality control lain adalah mampu berpikir kritis. Aspek pikiran kritis ini juga sangat penting dimiliki oleh QC agar bagian terdalamnya juga bisa diketahui standarnya. Saat QC memiliki keingintahuan mendalam dan pikiran yang sangat kritis, maka pengecekan produk akan lebih mendalam.

 

Hal ini tentunya akan sangat penting untuk menunjang pengecekan produk menjadi lebih detail. Apabila proses pengecekannya semakin mendetail, maka hasil yang didapat juga akan semakin menyeluruh. Aspek ini juga akan membuat standar perusahaan bisa bermanfaat untuk segala prosesnya.

 

Oleh sebab itu setiap QC dituntut untuk memiliki daya pikir kritis yang secara tidak langsung akan mendorongnya untuk tahu lebih banyak tentang produk. Semakin sering hal ini dilakukan, maka QC bisa merincikan lebih banyak masalah dan kelebihan dari produknya.

 

Memiliki Wawasan Tentang Produk

 

Pilihan skill yang harus dimiliki quality control lainnya adalah memiliki wawasan yang banyak tentang produk perusahaan. Jika pada poin satu harus paham tentang standarnya, maka pada aspek ini harus paham tentang produknya. Dengan demikian, QC akan tahu mana produk yang tidak sesuai.

 

Baik itu standar fungsi, pemanfaatan, tampilan, hingga bentuk detailnya harus dipahami dengan baik. Setiap produk perusahaan pasti memiliki cirinya tersendiri untuk diperhatikan. QC harus paham aspek produk ini secara mendetail agar tahu mana produk yang sesuai standar dan yang tidak.

 

Semakin paham QC terhadap produknya, maka kualitas produk juga akan semakin dipahami bahkan sampai ke bagian terdalamnya. Apabila bagian ini tidak dilewatkan, maka segala aspek kualitasnya bisa dijaga sampai mendalam tanpa harus melewatkan satu kecacatan.

 

Harus Bisa Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Solusinya

 

Terakhir, QC harus mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan proses penyelesaiannya. Skill yang satu ini tergolong umum dan hampir semua posisi membutuhkannya. Tidak terkecuali QC yang juga harus memiliki skill ini untuk menunjang pekerjaan.

 

Seorang QC memang harus mampu mengidentifikasi masalah. Dengan demikian, akan diketahui produk mana yang cacat dan bisa memberikan masalah jika dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu, skill ini harus dipahami dengan baik sampai segala prosesnya selesai.

 

Selain mengidentifikasi masalah, QC juga harus bisa mencari solusi dari permasalahan yang muncul. Hal ini sudah menjadi satu kesatuan dan harus diselesaikan secara cepat. 

 

Dengan adanya solusi yang didapat, maka nantinya permasalahan yang sama bisa segera dihindari.

 

Itulah penjelasan lengkap tentang apa saja skill yang harus dimiliki quality control untuk menjalankan tugasnya. Dengan adanya daftar tersebut, maka sudah diketahui apa saja kemampuan yang harus dipersiapkan sejak awal sebelum mendaftar ke posisi tersebut di suatu perusahaan.

Senin, 31 Oktober 2022

Mengenal Dua Alat Pemanas di Laboratorium Penelitian

Mengenal Dua Alat Pemanas di Laboratorium Penelitian

alat pemanas di laboratorium
 

Alat Pemanas di Laboratorium - Tentunya alat pemanas di laboratorium menjadi bagian penting yang harus ada di lab. Alat ini sendiri akan berguna sebagai pemanas untuk elemen yang dibutuhkan dalam penelitian. 


Tentunya hal ini pulalah kemudian yang membuat alat ini menjadi satu diantara berbagai peralatan yang dapat ditemukan dalam beberapa lab. Pada umumnya alat pemanas yang ada di lab ini sendiri juga cukup beragam. 


Namun, inkubator serta waterbath adalah dua yang cukup populer. Kemudian apa saja manfaat dari dua alat pemanas ini? Mari simak ulasannya berikut:


Sekilas Tentang Inkubator


Inkubator tentu bukanlah jenis alat pemanas yang asing bagi sebagian orang. Biasanya inkubator sendiri menjadi satu alat penting yang ada di laboratorium sebagai pemanas object. Tentunya dalam rumah sakit sendiri inkubator juga digunakan sebagai tempat untuk menghangatkan bayi baru lahir.


Namun, tentunya alat ini sendiri memiliki fungsi yang berbeda dalam laboratorium. Biasanya alat pemanas di laboratorium satu ini digunakan untuk menyimpan objek-objek tertentu. Mikroba.


Pada beberapa uji coba alat ini juga digunakan untuk membudidayakan sel. Suhu yang ada pada inkubator sendiri biasanya adalah 60 derajat celcius bahkan bisa lebih namun, tidak melebihi 100 derajat.


Hal inilah kemudian yang membuat alat pemanas satu ini cukup penting dalam ruangan laboratorium untuk mempertahankan suhu ruang dari objek ditempatkan. Tentunya dengan begini maka, objek atau elemen yang disimpan bisa bertahan sesuai dengan suhu ruang hidupnya.


Menilik Fungsi Inkubator dalam Laboratorium


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa adanya inkubator dalam suatu laboratorium menjadi bagian penting yang harusnya sudah dipersiapkan. Namun, apa sih sebenarnya yang membuat inkubator ini menjadi penting? Mari simak ulasan terkait fungsi dari alat pemanas di laboratorium dalam penelitian satu ini:


Sebagai Pemanas


Tentunya fungsi utama dari inkubator ini adalah sebagai alat yang dapat digunakan untuk memanaskan dan menjaga temperatur suhu dalam satu ruang kecil. Hal ini biasanya digunakan untuk memberikan satu suhu yang memiliki temperatur sama untuk organisme di dalamnya.


Tentunya adanya inkubator ini akan bermanfaat untuk membuat organisme dapat bertahan. Inilah kemudian yang membuat inkubator menjadi penting sebagai kelengkapan peralatan di lab.


Sebagai Tempat Penyimpanan untuk Penelitian


Fungsi berikutnya dari inkubator ini tentunya adalah untuk tempat penyimpanan objek yang akan digunakan sebagai penelitian. Pada laboratorium penelitian sendiri biasanya alat pemanas ini digunakan untuk menyimpan bacteria seperti halnya e.coli.


Tentunya adanya penyimpanan bakteri ini nantinya digunakan untuk bahan penelitian. Nantinya pun suhu dari inkubator tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan suhu dari organisme itu sendiri.

 

Baca Juga : Ketahui Pengertian Water Bath Laboratorium, Jenis, Fungsi dan Cara Menggunakannya


Mengenal Waterbate


Alat pemanas laboratorium berikutnya tentu adalah waterbath. Berbeda dengan inkubator, waterbath ini merupakan pemanas yang cara kerjanya mempertahankan suhu air. Hal ini menjadi pembeda yang cukup mencolok dari dua alat ini.


Biasanya waterbath sendiri digunakan dalam proses inkubasi. Tentunya dengan adanya waterbath ini maka, suhu pun bisa lebih stabil. Hal inilah kemudian yang membuat alat satu ini juga penting disediakan dalam laboratorium.


Suhu yang digunakan pada alat ini sendiri bisa dimulai pada angka 30 derajat celcius. Pada angka tertingginya nanti suhu dapat naik hingga 100 derajat celcius. Tentu hal ini akan menjadi alat yang penting dalam penelitian. Khususnya untuk melakukan peleburan basis.


Pada umumnya waterbath ini juga mempunyai dua jenis yang berbeda. Single chamber water bath serta multi chamber water bath. Nantinya pada single chamber ini, waterbath hanya ada kan memiliki satu wadah.


Tentunya hal ini berbeda dengan multi dimana wadah yang ada bahkan bisa lebih dari satu. Inilah kemudian yang membuat perbedaan antara dua waterbath tersebut. Menariknya pada multi chamber nantinya suhu pun bisa diatur secara berbeda.


Mengenal Cara Kerja dari Water Bath


Setelah sebelumnya mengetahui sekilas terkait waterbath maka, hal berikutnya yang perlu diketahui tentunya adalah cara kerja dari alat ini sendiri. Hal ini tentunya menjadi informasi penting yang harus diketahui oleh peneliti.


Apalagi melalui alat inilah nantinya kegiatan untuk melakukan inkubasi dan berbagai kegiatan pemanasan dalam laboratorium dapat dilakukan. Selanjutnya bagaimana cara kerja dari alat ini sendiri? Simak ulasanya berikut untuk informasi lengkapnya:


Nantinya hal pertama yang akan dilakukan alat ini adalah mengubah energi listrik menjadi suatu energi panas.

 

Melalui energi yang panas inilah kemudian akan dialirkan ke air untuk memanaskan cairan yang digunakan untuk penelitian.

 

Nantinya waterbath ini akan selalu melakukan monitoring suhu pada wadah air yang digunakan tersebut.


Demikianlah tadi sekilas tentang alat pemanas laboratorium yang diantaranya adalah inkubator serta waterbath. Dua alat pemanas ini tentunya menjalankan fungsinya yang berbeda dengan proses atau cara kerja yang berbeda pula. Pada umumnya penggunaan dari dua alat ini pun juga akan berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing penelitian.

Senin, 24 Oktober 2022

Fungsi Shaker Laboratorium dan Jenis-jenisnya

Fungsi Shaker Laboratorium dan Jenis-jenisnya

shaker laboratorium

Fungsi Shaker Laboratorium - Shaker laboratorium adalah golongan peralatan yang sering dimanfaatkan untuk sebuah penelitian. Jika laboratorium sedang menguji atau meneliti sesuatu, maka shaker ini akan sangat berguna. Oleh sebab itu, bukan hal aneh jika ada shaker di dalam wilayah laboratorium jenis apapun.

 

Bagi yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka harus tahu dulu informasi mendetail tentang shaker ini. Mulai dari pengertian, jenis, hingga aspek lain yang penting untuk dipahami. Agar pembahasannya lebih jelas dan menyeluruh, simak daftar uraian menyeluruh di bagian bawah ini:

 

Pengertian dan Fungsi Shaker di Laboratorium

 

Alat yang diberi nama shaker laboratorium adalah suatu golongan alat yang fungsinya sebagai media mencampurkan larutan atau zat. Saat penelitian dilakukan di laboratorium, terkadang penguji perlu mencampur beberapa zat secara menyeluruh dan mendetail.

 

Kenapa proses mencampur tidak dilakukan secara manual agar tidak membutuhkan banyak alat? Mungkin pertanyaan semacam ini akan terlontar jika belum memahami fungsi kompleks dari shaker ini. Jika dilihat dari hasil pencampurannya, maka penggunaan shaker tidak bisa dibandingkan dengan cara manual.

 

Zat atau larutan yang sudah dicampur dalam shaker akan berubah menjadi satu kesatuan yang kemudian diberi nama homogen. Golongan homogen ini bisa terdiri dari virus, bakteri, jamur, atau bahkan spora. Jika memanfaatkan cara manual, maka proses homogenisasi tidak akan terjadi.

 

Oleh karenanya, shaker ini akan sangat dibutuhkan dalam proses tersebut. Prinsip kerja alat ini sendiri akan mengedepankan unsur getarnya. Jika tabung kaca yang diletakkan di atas shaker mengalami getaran atau gerakan, maka prosesnya bisa dikatakan sedang dimulai.

 

Terkadang getaran ini tidak akan terlihat secara jelas. Hal ini dikarenakan getaran yang ditimbulkan tergolong kencang sehingga tidak akan terlihat dengan jelas oleh pihak yang melihatnya. Proses ini tentunya penting dan akan sangat berdampak pada hasilnya.

 

Baca Juga : Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi

 

Jenis Shaker di Laboratorium

 

Setelah memahami pengertian dan fungsi dari shaker laboratorium, maka pengguna harus tahu juga tentang jenis-jenisnya. Aspek ini memang sangat penting untuk dipahami siapa saja agar proses pemanfaatannya bisa sesuai dengan aturan yang tepat.

 

Setidaknya ada empat golongan utama dari shaker ini. Setiap golongan pastinya memiliki ciri khas pembeda meski fungsinya sama-sama untuk mencampurkan zat. Penasaran apa saja golongan shaker ini? Untuk lebih jelasnya, simak daftar dan rincian berikut ini:

 

Orbital Shaker

 

Golongan pertama yang harus dipahami adalah orbital shaker. Gerak putaran atau getaran pada golongan yang satu ini tergolong rendah. Bahkan suhunya juga tidak terlalu tinggi. Karena hal ini, maka inkubasi shaker ini tergolong sangat lama dan bisa mencapai waktu 24 jam.

 

Selain itu, fakta bahwa suhunya rendah juga membuat orbital shaker akan pas difungsikan untuk sampel bakteri, jamur, dan spora. Dengan demikian, aspek penggunaannya juga tidak akan berpatokan pada cairan khusus yang membutuhkan media gelas khusus.

 

Bentuk shaker ini sendiri tergolong sangat terbuka dan tidak akan ada perekat gelas. Dengan demikian, pengguna bisa memanfaatkan bentuk gelas apapun untuk diletakkan di ata shaker ini. Jika dibandingkan dengan shaker lainnya, maka bentuk ini adalah yang paling simpel.

 

Platform Shaker

 

Pilihan shaker kedua yang harus diketahui adalah platform shaker. Untuk golongan ini, alas shakernya akan berbentuk datar dan tidak cekung. Oleh karenanya, pengguna harus memakai gelas yang memiliki alas mendatar. Dengan demikian, gelas bisa dimasukkan untuk mulai dicampur zat di dalamnya.

 

Gelas yang sering dimanfaatkan pada shaker ini adalah beaker, erlenmeyer, dan yang lainnya. Semua golongan ini tentunya memiliki alas yang mendatar. Jika pengguna tetap ingin memanfaatkan gelas dengan alas cembung, maka proses pencampurannya tidak akan bisa selesai.

 

Saat memanfaatkan platform shaker, maka pengguna bisa menyesuaikan kecepatan getaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Jenis putarannya juga bisa diatur dan tidak akan berpatokan pada satu proses saja. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan pengguna.

 

Incubator Shaker

 

Golongan ketiga yang harus dipahami adalah incubator shaker. Pada penerapannya, golongan ini bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan getaran dan putaran seperti shaker lainnya. Namun tidak hanya itu, shaker ini juga bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi awal dari larutannya.

 

Hal ini tidak akan ditemui di shaker lain yang bisa dipilih. Karena shaker ini adalah satu-satunya yang bisa memunculkan fungsi tersebut, maka banyak peneliti yang memanfaatkan shaker ini. Biasanya, incubator shaker akan dipakai untuk DNA dan inkubasi pada mikroba khusus.

 

Vortex Shaker

 

Pilihan terakhir yang bisa dipahami adalah vortex shaker. Jika dibandingkan dengan shaker lain, maka vortex ini memiliki rincian ukuran yang paling kecil. Kelebihan dari shaker ini adalah bisa memisahkan larutan utama yang akan diuji dengan sel dari zat yang mengganggu larutan.

 

Demikianlah penjelasan menyeluruh tentang shaker laboratorium yang harus dipahami. Melalui segala informasi di atas, maka pengguna bisa langsung mempelajarinya sebagai referensi acuan utama. Karena setiap detailnya penting, maka jangan sepelekan bahkan satu bagian pun.

Senin, 17 Oktober 2022

Memahami K3 Laboratorium Kimia untuk Terhindar dari Bahaya

Memahami K3 Laboratorium Kimia untuk Terhindar dari Bahaya

k3 laboratorium kimia

K3 Laboratorium Kimia (1) - Adanya K3 laboratorium kimia tentunya menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan. Pada dasarnya laboratorium kimia memang memiliki berbagai bahan-bahan kimia yang bisa berbahaya bila tidak tepat dalam menggunakannya.


Hal inilah kemudian yang membuat adanya pemahaman terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi hal penting. Khususnya bagi seseorang yang bergelut di dalamnya. Lalu apa sebenarnya K3 ini dan apa yang perlu diperhatikan? Mari simak ulasan berikut:


Sekilas Tentang K3 Laboratorium Kimia 


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa adanya pemahaman terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3)  penting dalam suatu laboratorium. Apalagi laboratorium sendiri menjadi bagian ruang yang di beberapa perusahaan atau bahkan sekolah.


Biasanya ruang laboratorium ini sendiri digunakan sebagai ruang untuk melakukan berbagai macam penelitian. Hal inilah kemudian yang membuat adanya K3 yang diperhatikan peneliti dalam menggunakan laboratorium sangat penting.


Apalagi dalam laboratorium kimia yang memiliki berbagai bahan kimia berbahaya bila tidak digunakan dengan tepat. Bahkan dalam beberapa kasus pun kesalahan dalam penggunaan bahan kimia ini bisa menyebabkan kecelakaan yang membahayakan pada penelitinya.


Inilah kemudian yang membuat adalah K3 laboratorium kimia menjadi poin yang harus diperhatikan bagi setiap orang yang akan masuk ataupun menggunakan lab tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga diri sendiri dan orang sekitar atas kemungkinan yang bisa saja terjadi.

 

Berbagai kegiatan dalam lab kimia ini pun menjadi penting untuk diperhatikan oleh setiap orang yang berkepentingan. Khususnya dalam menghindari terjadinya kecelakaan dalam laboratorium yang tentunya bisa sangat berbahaya.

 

Lalu Apa yang Perlu Diperhatikan?

 

Tentu supaya bisa memahami apa saja yang perlu dilakukan supaya bisa safety dalam melakukan penelitian dalam laboratorium peneliti perlu mengerti apa saja yang termasuk K3. Biasanya hal ini sendiri akan termasuk dalam peraturan tertulis yang perlu dipatuhi.

 

Tentunya bagi siapa saja yang akan melakukan penelitian dalam ruang laboratorium kimia. Kemudian apa saja poin penting tersebut? Mari simak ulasan berikut untuk mengetahui informasi lengkapnya:

 

Gunakan Baju Khusus Laboratorium

 

Tentunya penggunaan pakaian khusus untuk laboratorium menjadi poin paling penting dari K3 laboratorium kimia yang harus dipatuhi. Pada dasarnya pakaian yang digunakan ini nantinya adalah pakaian yang sudah disesuaikan dengan standar keamanan di lab.

 

Biasanya pakaian lab sendiri akan cenderung memiliki desain yang panjang. Hal ini dilakukan  melindungi tubuh dari berbagai kemungkinan kontak langsung dengan bahan kimia. Penggunaan sarung tangan serta alas kaki juga menjadi bagian pentingnya. Hal terakhir adalah penutup kepala sebagai pelengkap keselamatan.

 

Menggunakan Peralatan Laboratorium

 

Pada saat menggunakan alat-alat lab tentunya harus memahami cara yang tepat dalam memegang dan memanfaatkannya. Hal ini dilakukan supaya nantinya penelitian pun bisa dilakukan dengan tepat serta tentu saja aman.

 

Nantinya pada saat menggunakan alat lab kimia, pastikan bahwa telah menggunakan sarung tangan. Khususnya saat memegang botol reagen dan berbagai bahan kimia yang ada. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindarkan kulit bersentuhan langsung dengan bahan berbahaya.

 

Pahami Langkah Bila Terkena Bahan Kimia

 

Hal lain perlu dipahami dalam K3 laboratorium kimia adalah cara dalam mengantisipasi apabila terkena bahan kimia. Pada dasarnya bila tanpa sengaja terjadi kecelakaan saat melakukan penelitian dan ada bahan kimia terkena kulit maupun bagian tubuh.

 

Tentunya hal pertama yang perlu dilakukan adalah jangan panik. Panggil seseorang dan minta pertolongan. Bersihkan bagian  terkena bahan kimia dengan air juga bisa jadi solusi. Namun, bila memang bahan tersebut berbahaya dan menyebabkan efek yang tidak baik bagi tubuh maka, pergi ke rumah sakit adalah solusinya.

 

Baca Juga : Simbol Bahaya Di Laboratorium Yang Wajib Kamu Ketahui

 

Jangan Hirup Udara yang Terkena Kebocoran Gas

 

Memahami apa saja jenis zat berbahaya yang ada di lab pada dasarnya adalah hal yang begitu penting bagi setiap orang. Apalagi bagi seseorang yang memang bekerja dalam ruangan tersebut.

 

Mengerti apa saja jenis gas berbahaya yang ada di lab adalah satu diantara yang perlu diketahui. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lebih parah bila terjadi kebocoran gas seperti halnya HCL maupun nitrat. Namun, bila hal ini terjadi maka, pastikan tidak menghirup udara tersebut dan cepat keluar dari lab.

 

Buang Limbah pada Tempatnya

 

Pada dasarnya dalam laboratorium tentunya akan ada berbagai bahan dan benda berbahaya yang perlu diperhatikan. Tentunya setelah menggunakan semua bahan dan benda dalam lab kimia ini pun nantinya juga harus memahami cara tepat dalam membuat limbahnya.

 

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan serta menjaga keselamatan dari orang lain. Supaya hal ini bisa lebih aman, biasanya akan ada tempat khusus yang bisa digunakan untuk pembuangan dari limbah lab kimia.


Demikianlah tadi sekilas tentang K3 laboratorium kimia yang perlu dijadikan satu hal penting untuk diperhatikan dan dipahami. Tentunya melalui pemahaman terkait K3 ini nantinya penelitian dalam lab kimia juga bisa lebih aman.

Senin, 10 Oktober 2022

Ketahui Pengertian Water Bath Laboratorium, Jenis, Fungsi dan Cara Menggunakannya

Ketahui Pengertian Water Bath Laboratorium, Jenis, Fungsi dan Cara Menggunakannya

water bath laboratorium

Water bath laboratorium adalah suatu alat laboratorium yang sering dijumpai pada laboratorium mikrobiologi dan juga farmasi. Instrumentasi laboratorium tersebut penting digunakan saat terjadi sebuah eksperimen di laboratorium. Alat ini aman untuk digunakan karena memiliki sumber panas yang umum dan tidak berbahaya.


Alat ini dapat melakukan penguapan pada sebuah larutan. Beberapa komponen dari water bath yang turut mendukung proses penguapan adalah komponen saklar, thermostat dan juga heater yang mengganti energi listrik menjadi energi panas.


Pengertian dan Jenis Water Bath


Alat laboratorium yang dapat digunakan sebagai media untuk memanaskan sampel adalah water bath. Sebelum alat tersebut memanaskan cairan, diperlukan air yang dimasukkan ke dalam wadahnya untuk dipanaskan terlebih dahulu. Setelahnya, proses penguapan bisa dilakukan. Inilah beberapa jenis dari water bath perlu diketahui: 


Analog Water Bath. Jenis yang pertama ini suhunya mudah diatur dengan memakai tuas indikator pada suhu di potensiometer dengan cara diputar. Proses tersebut bisa menghasilkan listrik berdasarkan ketentuan yang telah diatur. Kelemahan dari jenis ini adalah sulit mengatur suhu agar tetap stabil.

 

Digital Water Bath. Sesuai dengan namanya, water bath yang satu ini merupakan water bath masa kini yang sudah modern dan sering dipakai. Alat ini telah dilengkapi dengan teknologi mumpuni seperti LCD display. Kelebihan penggunaan dari jenis ini adalah mudah mengatur suhu agar tetap konstan, dan juga mudah untuk mengatur waktu pemanasannya.


Circulating Water Bath. Pada jenis ini, suhu yang ada pada water bath bisa bervariasi. Di dalamnya, ada air yang menyebar ke permukaan hingga bisa menghasilkan suhu yang tetap.

 

Non Circulating Water Bath. Jenis water bath yang terakhir ini tidak ketergantungan dengan keseragaman suhu. Di dalam water bath ini, ada alat untuk dijadikan pengaduk yang bisa memindahkan energi panas agar lebih beragam.


Shaking Water Bath. Alat ini biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, di mana cara kerjanya bergantung pada getaran yang kuat hingga bisa menimbulkan energi panas.


Boiling Water Bath. Inilah jenis water bath terakhir dan juga merupakan water bath analog yang dipakai guna mengamati suhu air dari keadaan hangat hingga mendidih.


Fungsi dari Water Bath


Penggunaan dari water bath laboratorium memiliki beragam fungsi. Satu fungsi yang paling utama adalah water bath dapat dipakai untuk memanaskan pelbagai macam bahan kimia. 


Misalnya seperti sampel pada larutan, reagan, ekstrak simplisia, dan juga bermanfaat sebagai media inkubasi sel jaringan dan bakteri. Alat ini tentunya tidak bisa bekerja dengan sendirinya. 


Diperlukan alat lainnya sebagai pendukung dalam proses kerja. Peralatan penunjang yang diperlukan untuk water bath adalah oven laboratorium, inkubator, centrifuge, dan juga mikropipet. Pelbagai alat tersebut yang akan membantu proses penguapan pada water bath.


Cara Menggunakan Water Bath


Tentunya setiap alat yang ada di laboratorium memiliki cara kerjanya masing-masing. Pengguna yang akan menggunakan water bath harus paham dengan betul bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Hal ini dikarenakan agar meminimalisir kesalahan dalam penggunaan alat itu sendiri. Begini penjelasan lengkapnya: 


Mengatur Parameter


Setelah mengetahui pengertian dan juga fungsi dari alat water bath, cara pertama yang bisa diikuti dalam penggunaan alat tersebut adalah dengan mengatur parameter pada water bath. Berikut langkah-langkah dalam mengatur parameter water bath:


Memutar kontrol push atau turn pada water bath.

 

Memilih parameter, yaitu antara delayed switch on, temperature set point, dan hold time of the set point temperatur.

 

Mengatur kecepatan putaran pada tombol kontrol. Jika diputar cepat maka akan menaikkan set point, dan jika dilambatkan akan mengubah temperatur dalam tahapan sederhana.

 

Baca Juga : Pipet Ukur Laboratorium

 

Memulai Proses Penguapan


Adapun setelah mengetahui cara untuk mengatur parameter, cara menggunakan water bath yang bisa diketahui lainnya adalah dengan memulai proses penguapan. Ikuti langkah-langkah lengkapnya yang ada berikut ini:


  • Masukkan air ataupun aquades ke dalam wadah sampai volume yang sudah ditentukan dan sesuai prosedur.
  • Aktifkan alat dengan menekan tombol power.
  •  Atur suhu maksimal dengan cara menekan tombol over temperatur yang berfungsi untuk menjaga suhu agar stabil selama pemanasan.
  • Tekan tombol temperatur untuk dapat membuat program suhu.
  • Klik enter agar dapat menghasilkan data yang diinginkan
  • Mulai pemanasan dengan cara memencet tombol start.
  • Amati lampu run dan lampu heat, apabila sama-sama menyala berarti sedang diproses dan menandakan water bath bekerja dengan normal.
  • Masukkan sampel yang akan dianalisis ke dalam water bath yang sudah panas.


Demikian ulasan mengenai pengertian, fungsi, dan juga cara kerja dari water bath laboratorium. Setelah mengetahui segala aspek dari water bath, hal tersebut akan memudahkan pengguna untuk pemasangan ke depannya. Jangan lupa untuk selalu mengikuti prosedur keamanan laboratorium.

Senin, 03 Oktober 2022

Pipet Ukur Laboratorium

Pipet Ukur Laboratorium

pipet ukur laboratorium

Pipet Ukur Laboratorium -  Bagi yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka akan sering bersinggungan dengan laboratorium dan segala peralatannya. Salah satu golongan peralatan yang akan dimanfaatkan adalah pipet ukur. Sebelum memanfaatkannya, segala aspek tentang pipet ukur laboratorium ini harus dipahami dulu.


Apabila segala aspeknya sudah dipahami dengan baik, maka proses penggunaannya juga akan lebih terarah dan tidak akan salah. Penasaran tentang penjabaran menyeluruh dari alat ini? Untuk mengetahuinya, simak detail penjabaran berikut ini secara mendalam:

 

Definisi dan Fungsi Pipet Ukur

 

Jika dijelaskan secara definisi, pipet ukur laboratorium adalah peralatan yang tergolong dalam alat kaca. Pemanfaatannya sendiri akan ditemui di lingkungan laboratorium atau wilayah lain yang erat kaitannya dengan unsur kimia. Jadi alat ini tidak akan ditemui dalam keseharian biasa.

 

Bentuk dari pipet ukur ini sebenarnya kecil dan memanjang. Ukuran yang tidak besar ini tidak terlepas dari fungsi dan penggunaannya. Dengan ukuran ini, maka pipet ukur akan lebih mudah dimanfaatkan untuk menarik cairan masuk de dalamnya sebelum dimanfaatkan.

 

Fungsi dari pipet ukur sendiri yaitu sebagai wadah untuk mengukur dan menampung suatu golongan cairan sebelum dipindahkan ke wadah lainnya. Karena fungsinya adalah untuk mengukur, maka ukuran pipet ini beragam, mulai dari 1 ml sampai dengan 50 ml.

 

Skala ukuran ini akan terlihat dengan jelas di bagian badan pipet ukurnya. Jadi, pengguna akan lebih mudah dalam melihat sejauh mana cairan sudah masuk ke dalam pipet ukur. Namun jenis atau golongan pipet ukur ini juga menjadi acuan dalam pemanfaatannya.

 

Jenis Pipet Ukur

 

Apabila diteliti lebih jauh, pipet ukur laboratorium ini akan terbagi menjadi dua golongan utama. Sebelum benar-benar memanfaatkannya, perbedaan dari dua golongan ini harus dipahami dengan baik. Jika penasaran apa saja golongan pipet ukur yang bisa dipakai, simak daftar berikut ini:

 

1. Pipet Mohr

 

Pada golongan pertama, ada yang namanya pipet mohr. Jika ingin memanfaatkan golongan ini, maka pengguna harus meluangkan ruang dalam pipet sampai titik terendah. Hal ini sudah menjadi konsep dasar utama yang tidak boleh dilewatkan saat akan memakai pipetnya.

 

Jika nantinya cairan terlihat bertambah, maka pengguna tidak perlu bingung atau cemas volumenya akan berbeda. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa bukan bagian dari susunan volume yang sudah ditentukan sejak awal. Jadi, pengguna bisa melanjutkan proses pemanfaatannya.

 

Baca Juga :  Kalibrasi Alat Lab Yang Sesuai Dengan ISO 17025 versi 2017

 

2. Pipet Serologi

 

Berbeda dengan pipet mohr yang harus dikosongkan sampai titik terendah, untuk pipet serologi maka harus dikosongkan sampai sepenuhnya. Jadi sebelum dimanfaatkan, pastikan tidak ada cairan yang tersisa dalam pipetnya bahkan untuk sepersekian mili saja.

 

Apabila aspek ini diperhatikan dengan baik, maka proses pemanfaatannya akan terarah dengan baik dan tidak akan salah. Jadi sebelum memanfaatkan pipet ukur, pastikan untuk membedakan jenis atau golongannya terlebih dahulu agar tidak ada bagian yang terlewat.

 

Jika pengguna salah atau memanfaatkan pipet serologi dengan konsep kerja pipet mohr, maka prosesnya akan sangat sia-sia. Hal ini dikarenakan ukuran atau volume takaran cairannya akan berbeda dan tidak benar. Alhasil, proses pemanfaatannya akan memberikan hasil yang tidak konkret.

 

Cara Menggunakan Pipet Ukur

 

Setelah mengetahui definisi dan fungsi pipet ukur laboratorium, maka harus paham juga tentang cara menggunakannya. Sebenarnya, proses penggunaan pipet ukur ini bukanlah proses yang rumit atau kompleks. Penggunanya hanya membutuhkan proses tepat, ketelitian, dan kebiasaan saja.


Semakin sering memakai pipet ukur, maka proses pemanfaatannya akan jauh lebih mudah dan tidak akan menyulitkan. Penasaran bagaimana proses penggunaan pipet ukur yang paling tepat sesuai dengan aturannya? Jika ingin mengetahuinya, simak penjabarannya di bawah ini:


Langkah awal yang harus diterapkan adalah dengan memasang rubble buld ke bagian pipet ukur. Rubble buld ini tergolong alat tambahan penting dan krusial yang akan memudahkan proses memasukkan cairan ke dalamnya. Oleh sebab itu, pastikan untuk memasangnya dengan benar.

 

Kemudian, tekan rubble buld dan posisikan ujung pipet ke dalam cairan. Saat pipet sudah di dalam cairan, maka lepaskan ruble buld agar cairannya masuk ke pipet secara otomatis. Jumlah cairan yang akan dimasukkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika sudah cukup, pencet lagi rubble buld-nya.

 

Setelah itu, lepaskan atau pindahkan cairan ke dalam tempat yang sudah disediakan. Dengan demikian, proses penggunaan cairan bisa segera dilakukan atau diterapkan.


Proses pemanfaatan pipet ini memang tidak terlalu sulit. Namun ada beberapa aspek yang juga harus diperhatikan penggunanya, salah satunya adalah unsur kebersihan. Setelah pipet ukur dimanfaatkan, maka harus segera dibersihkan dari segala zat-zat cairan yang sudah menempel.


Untuk membersihkan pipet ukur ini, pengguna hanya perlu mencucinya dengan tambahan bubuk detergen khusus untuk bahan kimia. Setelah itu, pengguna bisa membilasnya dan bisa langsung dikeringkan dengan metode manual. Biarkan saja pipet sampai kering sendiri.


Itulah penjelasan lengkap tentang pipet ukur laboratorium yang harus dipahami. Mulai dari definisi, fungsi, hingga cara penggunaannya sudah di rincikan secara jelas. Jadi, semua informasi tersebut bisa dijadikan referensi acuan utama untuk mulai mempelajari dan memanfaatkannya.

Senin, 26 September 2022

Mengenal Kondensor Laboratorium dalam Penelitian Kimia

Mengenal Kondensor Laboratorium dalam Penelitian Kimia

kondensor laboratorium

Kondensor Laboratorium - Bagi anak IPA tentunya kondensor laboratorium bukan lagi benda asing. Pada dasarnya melalui alat inilah nantinya praktek dalam laboratorium IPA dapat dilakukan. Tentunya adanya kondensor ini menjadi bagian penting untuk melakukan uji coba dalam praktek IPA khususnya dalam pelajaran kimia.


Umumnya kondensator ini mempunyai cara kerja yang hampir mirip dengan kondensor pada mobil. Namun, tentunya ada bagian yang membedakan. Lalu apa yang dimaksud dengan kondensor dalam laboratorium ini? Simak ulasannya berikut:


A. Sekilas Tentang Kondensor dalam Laboratorium


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa kondensor laboratorium ini telah menjadi bagian alat yang penting dalam praktek laboratorium dalam lab kimia. Kondensator ini sebenarnya juga diambil dari kata kondensasi yang berarti adalah adanya perubahan yang terjadi dari gas ke cair.


Nantinya alat ini sendiri akan berfungsi untuk mendinginkan zat gas menjadi cair. Hal inilah kemudian yang membuat alat ini begitu menarik untuk dipelajari. Khususnya oleh anak IPA yang tentu harus familiar dengan alat satu ini.


Umumnya cara kerja alat ini nantinya akan melibatkan zat kimia yang mana za tersebut akan digunakan dalam proses perubahan gas ke cair. Biasanya alat ini pun bisa digunakan bersamaan dengan destilasi.


B. Mengenal Bentuk dari Kondensor dalam Laboratorium


Tentunya dalam mengana konsensesor dalam laboratoratorium ini tidak bisa meninggalkan bentuk dari alat tersebut. Pada dasarnya alat ini sendiri memiliki bentuk seperti layaknya tabung. Alat ini sendiri memiliki satu ruang yang digunakan sebagai pendinginan.


Hal inilah kemudian yang membuat kondensor ini memiliki fungsi yang cukup penting dalam penelitian. Khususnya untuk membuat penelitian dari gas menjadi cair. Tentunya dalam tabung ini sendiri nantinya akan menggunakan bahan kaca supaya bisa menahan elemen panas yang digunakan dalam penelitian.


Apalagi dalam proses ini sendiri nantinya akan melakukan proses pendinginan yang tentunya menyebabkan terjadinya perubahan suhu cukup drastis. Biasanya tabung ini nantinya juga akan memiliki satu kran pada bagian ujung atas. Hal ini dilakukan untuk membuat zat dapat kembali dicairkan dalam suatu wadah.


Baca Juga : Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi


C. Menilik Fungsi Kondensor dalam Laboratorium


Pada dasarnya adanya kondensor laboratorium ini tentunya menjadi bagian alat yang begitu bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Khususnya dalam pelajaran IPA.Kemudian apa saja fungsi dari kondensator ini sendiri:


1. Sebagai Bahan Ajar


Tentunya fungsi pertama dari adanya kondensor laboratorium ini adalah sebagai bahan ajar untuk pelajar. Tentunya dengan adanya alat ini maka, sistem pembelajaran kimia juga bisa dilakukan dengan lebih mudah.


Adanya alat kondensor ini tentunya pembelajaran terkait kondensor laboratorium ini maka, pelajar juga bisa lebih mudah dalam melakukan praktek. Hal inilah kemudian yang membuat alat ini penting dalam materi kimia.


2. Untuk Mengubah Uap Menjadi Air


Fungsi utama dari adanya kondensor laboratorium ini tentunya adalah sebagai alat untuk membantu pihak yang berkepentingan. Pada umumnya melalui alat ini nantinya ada proses yang memungkinkan adanya proses kimia dimana proses ini nantinya.


D. Cara Kerja Kondensor dalam Laboratorium


Seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa kondensor laboratorium menjadi bagian penting untuk penelitian. Khususnya dalam melakukan penelitian kimia. Melalui penelitian ini lah nantinya dapat diketahui bahwa gas pun bisa kembali menjadi zat cair saat didinginkan.


Tentu hal ini menjadi satu penelitian yang membuat satu pemikiran baru bahwasannya tidak semua zat panas akan menjadi uap. Ada pula satu penelitian yang bisa membuktikan bahwa gas bisa diubah menjadi cair. Kemudian bagaimana sih cara kerja alat ini dalam membuktikan perubahan dua zat tersebut? Mari simak ulasan berikut:


1. Pada Destilasi


Pada destilasi sendiri nantinya kondensator ini akan digunakan untuk membuat elemen utama mendidih. Nantinya proses ini akan dilakukan dengan cara membuat elemen utama yang gampang menguap menjadi mendidih.


Hal ini dilakukan sebagai bentuk proses untuk kondensasi yang kemudian hasil dari uap tersebut akan kembali mencair. Tentunya nantinya cairan tersebutlah yang menjadi hasil proses dari alat kondensor tersebut.


2. Ekstraksi Soxhlet


Berbeda dengan bahan pertama yang cenderung menggunakan bahan cair dan mudah dalam melakukan perubahan bentuk zat. Pada proses berikut ini kondensasi akan dilakukan dengan bahan bubuk.


Nantinya penelitian ini memang akan menggunakan elemen yang pada dasarnya tidak mudah terlarut seperti halnya bijian tanah. Proses ini nantinya akan dilakukan dengan cara didihkan atau didistilasi kemudian kembali dipadatkan dengan tahap terakhir dipanaskan kembali.

 

Baca Juga : Lemari Asam atau Fume Hood yang Berkualitas Untuk Mendukung Kinerja Laboratorium


3. Refluks


Cara kerja yang terakhir akan menggunakan proses refluks dimana nantinya elemen volatil yang dilakukan pada titik didihnya. Nantinya uap-uap yang terkondensasi kembali pada bejana reaksi yang terjadi.


Demikianlah tadi sekilas tentang kondensor laboratorium yang menjadi bagian penting sebagai alat penelitian. Khususnya untuk penelitian kimia dalam mengetahui perubahan zat yang gas yang menguap kembali menjadi cair.

Kamis, 22 September 2022

7 Alat Sterilisasi Di Laboratorium yang Wajib Ada di Lab

7 Alat Sterilisasi Di Laboratorium yang Wajib Ada di Lab

alat sterilisasi di laboratorium

Alat Sterilisasi Di Laboratorium - Laboratorium merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk menguji sesuatu maupun penelitian. Di dalam laboratorium sendiri terdapat banyak jenis alat yang digunakan untuk kebutuhan pengujian. Salah satu alat yang wajib ada adalah alat sterilisasi. Apa saja alat alat sterilisasi di laboratorium?


Digunakan untuk menghilangkan bakteri maupun mikroba yang ada pada sebuah alat merupakan fungsi utama dari alat sterilisasi. Diperlukannya alat yang bebas mikroba agar sebuah pengujian menjadi lebih akurat dan tidak terkontaminasi. Simak daftar alat alat sterilisasi di laboratorium dibawah ini:


1. Oven


Oven yang digunakan untuk sterilisasi di laboratorium berbeda dengan oven yang digunakan untuk memanggang roti. Selain itu oven yang digunakan ini merupakan oven khusus untuk sterilisasi. Terdiri dari 2 jenis oven yaitu manual untuk pengujian skala kecil dan listrik untuk pengujian skala besar seperti perusahaan.


Perbedaan utama dari kedua oven tersebut adalah sumber panasnya. Oven manual bersumber dari api sedangkan oven listrik berasal dari aliran listrik. Kedua jenis tersebut juga memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri-sendiri.


Pertama yaitu kelebihan dan kekurangan oven listrik. Oven ini memiliki timer dan suhu yang bisa diatur secara otomatis, sehingga proses sterilisasi lebih cepat dan akurat. Sayangnya, oven listrik memiliki harga yang mahal.


Selanjutnya adalah oven manual dengan harga murah menjadi kelebihannya. Kekurangannya adalah harus diawasi setiap saat agar suhunya tetap optimal dan stabil. Suhu untuk sterilisasi biasanya berada di suhu 180 derajat celcius.

 

Baca Juga : Bingung Mencari Distributor Alat Laboratorium?


2. Autoclave


Autoclave masuk dalam alat alat sterilisasi di laboratorium selanjutnya. Benda yang akan disterilisasi cukup dimasukkan dan diatur suhu serta waktunya, tunggu dan sterilisasi pun selesai. Suhu yang digunakan yaitu 121 derajat celcius dengan waktu sterilisasi 15 menit.


Termasuk alat sterilisasi paling efektif dan disukai karena prosesnya yang cepat dan mudah. Alat ini akan membunuh mikroba dan sporanya. Prinsip kerja dari autoclave adalah tekanan dari uap. Sayangnya harga dari alat ini cukup mahal, sehingga biasanya digunakan di rumah sakit maupun industri.


3. Filter Berkefeld


Alat selanjutnya merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode mekanik. Prinsip dari alat ini adalah mengatur ukuran pori-pori dari filter agar mikroba tidak bisa lolos.


Jika mikroba maupun bakteri lolos, maka proses sterilisasi dianggap tidak sempurna. Sehingga ukuran dari pori-pori dari filter harus benar-benar diperhatikan.


4. Dry Heat Sterilizer


Seperti namanya, alat yang satu ini merupakan sterilisasi kering dan masuk dalam metode sterilisasi mekanik. Prinsip dari Dry Heat Sterilizer adalah pemanasan lewat pancaran radiasi. Jadi, benda yang akan disterilisasi dimasukkan dalam alat dan diberi pancaran radiasi untuk menghilangkan mikroba.


Sterilisasi dengan alat ini banyak diterapkan di industri besar maupun rumah sakit. Pancaran yang digunakan biasanya merupakan pancaran radiasi infra merah dan ozon. Sayangnya, alat ini tidak bisa digunakan untuk mensterilkan alat yang dapat berubah karena oksidasi.

 

Baca Juga : Kalibrasi Alat Lab Yang Sesuai Dengan ISO 17025 versi 2017


5. Lampu UV Sterilisasi


Di urutan kelima merupakan alat sterilisasi dengan prinsip penyinaran. Jika pada alat sebelumnya menggunakan infra merah atau ozon, alat ini menggunakan sinar UV. Sinar UV yang dipancarkan akan mematikan mikroba yang bertebaran.


Biasanya, rumah sakit dan industri air mineral yang menggunakan alat ini untuk mensterilkan ruangan. Ketika menggunakan alat ini, jangan lupa memakai kacamata pelindung dan APD yang sesuai. Hal ini karena cukup berbahaya jika terkena pada tubuh terutama di bagian mata.


6. Lampu Pijar


Lampu pijar atau lampu yang berasal dari bunsen menjadi alat yang paling tradisional diantara alat yang sudah disebutkan sebelumnya. Benda yang disterilisasi menggunakan lampu pijar biasanya berbahan logam seperti pinset, penjepit logam, dan jarum.


Alat ini cukup sederhana dan cocok jika digunakan praktek pengenalan proses sterilisasi. Alat yang dibutuhkan hanya bunsen, spiritus, dan korek. Bakteri akan mati karena terkena panas dari api. Prinsip yang cukup sederhana.


Setelah api dinyalakan, dekatkan benda yang akan disterilisasi pada api selama beberapa detik saja. Prosesnya mudah dan cepat bukan? Walaupun prosesnya cepat, mudah, bahkan murah, alat ini kurang akurat jika digunakan. Maka dari itu, alat ini hanya cocok untuk praktek pengenalan saja.


7. Alkohol


Jangan salah, alkohol juga termasuk dalam salah satu alat sterilisasi yang bisa digunakan. Menggunakan alkohol termasuk dalam alat sterilisasi dengan metode kimia. Cukup celupkan maupun semprot alat yang akan disterilkan menggunakan alkohol.


Agar lebih akurat, biasanya sterilisasi dilakukan dua kali. Pertama adalah sterilisasi secara kimia dengan menggunakan alkohol, dan yang kedua menggunakan alat seperti autoclave. Dilakukan dua kali agar bakteri benar-benar mati sampai akarnya.


7 alat alat sterilisasi di laboratorium yang telah dijelaskan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Proses sterilisasi sendiri merupakan proses yang cukup penting dilakukan terutama di laboratorium. Ketika menggunakan alat sterilisasi juga perlu berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan dalam lab.


Rabu, 21 September 2022

Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi

Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi

alat laboratorium kimia

Alat Laboratorium Kimia sangat beragam yang sering digunakan di laboratorium guna menunjang proses analisis yang akurat dan presisi. Dalam pemakaiannya, kita harus memastikan apakah alat tersebut mampu memberikan data hasil pengujian yang bersifat handal (akurat dan presisi). Oleh sebab itu, untuk memastikan kondisi alat tersebut maka harus dilakukan kalibrasi.

Kalibrasi alat laboratorium sangat penting dilakukan agar setiap pekerjaan memiliki ketertelusuran terhadap satuan internasional (SI). Di dalam ISO 17025 itu sendiri yang tercantum dalam klausul 6.4.6 dan 6.5.1 bahwa laboratorium harus menggunakan peralatan yang dikalibrasi.

Nah, tentunya kamu memiliki pertanyaan yaitu peralatan apa saja yang perlu dilakukan kalibrasi? Yuk kita simak ulasan berikut ini:

Jenis Alat Laboratorium Kimia Yang Harus Dikalibrasi

 

1. Neraca Analitik (Analytical Balance)

Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk menentukan atau mengetahui masa suatu zat. Alat ini memiliki beberapa nama yang sering digunakan oleh para analis di laboratorium yaitu analytical balance, neraca analitik, timbangan analitik, timbangan laboratorium dan timbangan gram halus.

Dari fungsinya tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa alat tersebut harus mampu memberikan masa suatu sampel yang mampu tertelusur hingga ke satuan internasional.

Kalibrasi neraca analitik bisa dilakukan minimal 1 kali per tahun atau maksimal per 2 tahun sekali. Pada saat melakukan kalibrasi timbangan analitik, yang perlu kamu perhatikan adalah status akreditasi laboratorium kalibrasi. Mengapa saya katakan demikian karena ini menyangkut sistem manajemen yang diterapkan oleh laboratorium.

Apabila suatu laboratorium telah terakreditasi, maka sudah jelas ia menerapkan sistem jaminan mutu yang baik sehingga kita bisa lebih yakin terhadap hasil kalibrasi neraca analitik tersebut.

2. Labu Ukur (Volumetric Flask)

Labu ukur adalah suatu alat gelas yang berfungsi untuk menakar suatu larutan pada saat melakukan pengenceran. Mengapa alat ini perlu dimasukkan ke dalam program kalibrasi peralatan?. Jelas karena alat ini masuk ke dalam faktor perhitungan kadar analit di dalam sampel yang kita analisis.

Sama halnya dengan timbangan analitik, volumetric flask ini juga harus dijadwalkan atau di agendakan dalam program kalibrasi peralatan.Mengapa alat ini perlu dikalibrasi secara rutin? Karena alat ini tergolong kedalam alat yang paling penting dalam proses pengujian terutama masuk ke dalam perhitungan karena menyangkut pada proses pengenceran.

Karena alat ini terbuat dari gelas silika, tentunya sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu, ketika suhu larutan yang digunakan meningkat, tentunya akan terjadi pemuaian pada alat gelas tersebut dan sebaliknya ketika terjadi penurunan suhu maka akan terjadi penyusutan.

Sebagai informasi, apabila berdasarkan hasil evaluasi, ternyata alat ini sudah tidak sesuai lagi atau memiliki nilai ketidakpastian yang sangat besar, maka alat ini sebenarnya sudah tidak layak lagi digunakan.

BACA JUGA: PERBEDAAN AAS DAN ICP

3. Pipet Volumetrik (Volimetric Pipette)

Pipet volumetrik adalah peralatan gelas yang berfungsi untuk mengambil sejumlah (volume) larutan dengan volume yang bervariasi seperti 1 mL, 2 mL dan seterusnya. Pipet volumetrik sering digunakan oleh analis atau personel laboratorium untuk melakukan pengenceran sampel atau standar.

Mengingat fungsinya tersebut, tentunya alat ini masuk ke dalam sumber ketidakpastian pengukuran sehingga diperlukan suatu program kalibrasi untuk mengetahui nilai ketidakpastian yang sebenarnya. Sama halnya dengan labu volumetrik, pipet ini perlu dilakukan evaluasi apabila telah selesai di kalibrasi.

Apabila berdasarkan hasil evaluasi ternyata hasilnya telah menyimpang, maka ada dua hal yang perlu dilakukan untuk tetap menjamin bahwa hasil pengukuran yang dilakukan tetap valid yaitu:
  1. Tetap menggunakan pipet tersebut, tetapi sertakan nilai konversi dari volume yang sebenarnya.
  2. Menyingkirkan (tidak menggunakan lagi) pipet tersebut kemudian membeli yang baru dan di kalibrasi kembali.

Namun perlu diingat, dua hal yang saya sebutkan diatas dapat dilakukan setelah kita memastikan bahwa jasa laboratorium kalibrasi yang kita pilih telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017.

4. Buret Kimia

Buret kimia adalah alat yang digunakan untuk menentukan kadar suatu analit di dalam sampel menggunakan menggunakan larutan standar atau pentiter yang telah diketahui secara pasti konsentrasinya. Buret yang biasa digunakan di laboratorium terdiri dari dua jenis yaitu buret digital  (elektrik) dan buret kaca (manual).

Kedua alat tersebut sama fungsinya namun berbeda cara penanganan dan pengoperasiannya. Apabila kita menggunakan buret kaca, hal yang perlu diperhatikan adalah ketelitian skala buret tersebut dan pastikan stop cock nya tidak bocor serta terbebas dari kontaminasi zat lain. Kemudian jika kita menggunakan buret digital, hal yang perlu diperhatikan adalah ketelitian pembacaan misalnya 0,01 mL. Kemudian yang perlu anda pastikan adalah daya baterai, karena jika dayanya  mulai menurun maka ketidakpastian akan semakin besar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa alat ini sangat penting untuk dilakukan proses kalibrasi mengingat fungsinya sebagai penentu kadar dan masuk kedalam perhitungan. Sama halnya dengan peralatan lainnya, kalibrasi perlu dilakukan minimal 1 kali dalam setahun dan maksimal 2 tahun sekali. Namun apabila diperlukan, jadwal kalibrasi dapat dilakukan secara accidental yaitu apabila terdapat perlakuan yang tidak biasa sehingga menyebabkan peralatan tersebut perlu dikoreksi kembali.

5. Pipet Skala

Pipet skala adalah pipet volumetrik yang dapat digunakan untuk mengambil sejumlah larutan dengan volume yang berbeda-beda. Pipet ini biasanya digunakan untuk memipet deret larutan standar dalam menentukan kurva kalibrasi. Mungkin saat saya menulis tentang melakukan pemipetan untuk pembuatan deret larutan standar, pasti ada diantara rekan-rekan sekalian yang tidak setuju karena biasanya melakukan pemipetan untuk membuat larutan standar menggunakan pipet volumetrik atau pipet gondok.

Hal ini sebenarnya kembali kepada masing-masing individu, apabila menggunakan pipet skala tentunya kamu bisa mendapatkan variasi volume yang kamu inginkan misalnya 0,5; 1,0; 1,5; dan seterusnya. Terbayang bukan apabila kita menggunakan pipet volumetrik, pasti akan repot karena harus menyediakan lebih dari 1 ukuran pipet volumetrik.

Ditambah lagi apabila melakukan pemipetan dengan variasi volume yang menggunakan lebih dari 1 pipet maka akan menyumbang nilai ketidakpastian yang lebih banyak sehingga nilai regresi akan lebih rendah bisa saja hanya 0,991. Namun berdasarkan pengalaman yang saya lakukan, apabila melakukan pemipetan menggunakan pipet skala, R square yang bisa saya dapatkan bisa mencapai 0,9995 bahkan pernah sesekali mendapatkan 1,0000. Buat yang ragu silahkan coba sendiri namun pastikan bahwa kamu sudah tepat dan konsisten dalam menentukan posisi garis miniskus cairan pada saat pemipetan.

6. Oven Laboratorium

Oven laboratorium adalah peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemanasan atau pengeringan. Mengapa alat ini perlu dilakukan kalibrasi? tentunya ada hal penting berdasarkan penggunaannya. Bagi suatu laboratorium pengujian, biasanya oven digunakan untuk menentukan kadar air suatu bahan atau produk atau sampel. Nah mengingat fungsinya inilah maka oven perlu dikalibrasi.

Tujuan akhirnya adalah data hasil kalibrasi dibutuhkan untuk estimasi ketidakpastian pengukuran yang masuk ke dalam Tipe B. Untuk itu anda perlu menjadwalkan program kalibrasi untuk peralatan oven ini. Namun saya tidak merekomendasikan untuk semua oven yang tersedia, pilih saja untuk oven yang digunakan untuk proses gravimetri.

Dan tidak perlu dilakukan kalibrasi terhadap oven yang hanya digunakan untuk proses pengeringan.

Baca Juga: Manajemen Peralatan dalam ISO/IEC 17025: 2017

Demikianlah penjelasan mengenai alat laboratorium kimia yang harus dikalibrasi, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Apabila ada peralatan lain di laboratorium yang bisa dijadikan masukan untuk proses kalibrasi, silahkan isi di kolom komentar ya. terimakasih

Bagi anda yang membutuhkan informasi artikel lengkap dari web ini silahkan kembali ke Home atau Beranda.

Ternyata ISO 19011 Adalah Perangkat Lengkap Dalam Manajemen Audit!

Ternyata ISO 19011 Adalah Perangkat Lengkap Dalam Manajemen Audit!

ISO 19011 Adalah

ISO 19011 adalah - ISO termasuk ke dalam bagian organisasi independen internasional yang berusaha mengembangkan berbagai standar. ISO 19011 Adalah sebuah standar yang mempunyai tujuan untuk memastikan kualitas, efisiensi, layanan, serta keamanan produk. Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut, simak berikut ini ulasannya yaitu:


Tentang ISO 19011 Adalah

 

Jika dilihat berdasarkan pengertian umumnya, ISO 19011 Adalah perangkat lengkap sebuah pedoman untuk keperluan audit. Proses dari audit ini sudah masuk ke dalam sistem manajemen sehingga membantu sistem yang ada di sebuah perusahaan.


Hadirnya ISO 19011 telah dirancang khusus untuk dapat memberikan saran kepada lembaga organisasi dan perusahaan. Bukan hanya itu saja, persiapan serta cara audit pun akan diarahkan dalam ISO. Masuk ke dalamnya manajemen lingkungan, mutu serta resiko.

 

Namun perlu diingat, bahwa ISO bukan perangkat syarat yang setiap tahapannya wajib diikuti oleh perusahaan. Mengingat setiap organisasi tidak dapat memiliki status ISO 19011. Lain halnya dengan perusahaan yang sudah memiliki pedoman ISO dalam program audit yang diperlukannya.

 

Konsep Audit Berdasarkan Sistem ISO 19011

 

Dalam memahami konsep audit tentu harus berdasarkan sistem manajemen ISO 19011. Hal ini tentu telah disusun sebelumnya oleh Committee ISO yang telah diterbitkan di tahun 2011 silam. Dalam ISO jenis terbaru inilah dijelaskan beberapa prinsip audit.

 

Audit yang terdapat dalam sistem ini merupakan bagian dari proses independen, sistematis dan terdokumentasi. Kemudian akan dibuktikan dan dievaluasi dengan cara yang objektif berdasarkan kesesuaiannya. Berikut beberapa jenis konsep audit yang dapat diketahui yaitu:

 

Audit eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban sertifikat.
Audit eksternal pihak kedua yang dilakukan oleh seorang editor.
Auditor internal yang dijalankan oleh pihak pertama.

 

Baca Juga : AUDIT INTERNAL LAB untuk ISO 17025:2017 berdasarkan ISO 19011 di Laboratorium


Prinsip Audit ISO 19011 Adalah


Dalam proses audit terdapat beberapa prinsip atau pendekatan yang dapat digunakan. Mengingat banyaknya proses audit yang harus dilalui maka, prinsip yang dapat dipakai pun beragam. Simak berikut ini beberapa prinsip yang dapat dimanfaatkan diantaranya yaitu:


  • Bersifat rahasia.
  • Informasi yang disampaikan objektif.
  • Profesional.
  • Independen.
  • Berbasis bukti.
  • Adanya analisa resiko.


Tahapan Proses Audit


Program audit yang dilakukan berdasarkan ISO 19011 telah melewati 6 tahapan yang diawali oleh persiapan. Tahapan tersebut selanjutnya berakhir dengan diadakannya peninjauan ulang. Berikut tahapan yang terdapat dalam proses audit yaitu:


1. Melakukan Tujuan Program Audit


Tahapan pertama yang dilakukan pada proses audit yaitu dengan menetapkan tujuannya terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk mengarahkan perencanaan serta pelaksanaan lanjutan. Memungkinkan proses terjadinya program tersebut bisa berjalan efektif.

 

Penetapan tujuan dari program audit yang dilakukan pun harus konsisten. Hal ini dapat disesuaikan dengan arahan strategis dari audit yang diinginkan untuk mendukung kebijakan dari sebuah sistem manajemen. Jadi sangat penting untuk melakukan pertimbangan pada tujuan awal.


2. Mengevaluasi Resiko dan Peluang Program Audit


Selanjutnya tentukan peluang serta resiko yang bisa mempengaruhi hasil dari tujuan audit. Lewat pengelolaan program audit, identifikasi serta penyajian resiko pun bisa dianalisa. Bukan hanya itu saja, pengembangan peluang dari program audit pun bisa dilakukan.


3. Menetapkan Program Audit


Adanya penetapan program audit menjadi metode yang paling sering digunakan. Pasalnya audit dilakukan secara langsung di lapangan, tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa dilakukan dengan jarak jauh. Dalam proses audit langsung, umumnya dilakukan di lokasi klien.


Berbeda dengan metode jarak jauh yang dapat dilakukan di mana pun. Dalam proses audit ini biasanya bersifat interaktif dan non interaktif yang akan memberikan pengaruh adanya interaksi dengan fasilitas. Begitu pun dengan dokumentasi maupun peralatan.


4. Melaksanakan Audit


Bagi yang sudah sering melakukan audit tentu sudah sangat paham akan prosesnya yang panjang. Mengingat tahapan dari aktivitas persiapan, pelaksanaan serta distribusi yang membutuhkan waktu. Belum lagi proses pembuatan laporan hingga tindak lanjut yang terjadi di dalamnya.


Membuat pelaksanaan audit diperlukan kesesuaian berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Namun, meski tidak sesuai dengan standar, tentu ada beberapa poin yang perlu diulas. Mengingat setiap proses audit dilaksanakan dengan mencermati setiap tahapan yang ada.

 

Baca Juga : ISO 17025 : 2017 UNTUK PEDOMAN PANDUAN MUTU DAN PROSEDUR LABORATORIUM


5. Memproses Verifikasi


Terakhir, yang harus dilakukan dalam tahapan audit adalah proses verifikasi. Dalam tahap ini setiap proses yang berlangsung akan ditanggung oleh kedua pihak yang bersangkutan. Jika terdapat hal yang dirasa tidak berdasarkan dengan waktu yang ditetapkan maka, klien harus melakukan pemantauan.


Oleh sebab itu, seorang auditor harus mampu mengerjakan tugasnya sebagai verifikator dengan memperhatikan perbaikan yang dilakukan klien. Selain itu, auditor juga bertugas untuk melakukan investigasi pada klien. Hal tersebut dilakukan agar proses investigasi terpantau hingga ke akar permasalahannya.


Itulah penjelasan ISO 19001 yang dapat diketahui dan juga dipahami sebelumnya oleh setiap orang. Namun berdasarkan ulasan yang telah diberikan ISO 19011 adalah organisasi yang memiliki tujuan agar hasil produk yang diberikan berkualitas. Oleh sebab itu audit menjadi hal wajib.

Video Ulasan ISO 17025