Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Juni 2023

Contoh Bahan Kimia Oksidator dan Dampaknya

Contoh Bahan Kimia Oksidator dan Dampaknya

Contoh Bahan Kimia Oksidator

Labmutu.com - Sewaktu masa sekolah pernah belajar mata pelajaran kimia yang menyinggung sejumlah bahan kimia. Salah satunya yaitu bahan kimia oksidator yang meliputi beberapa bahan. Mulai dari bahan bernama fluorin sampai dengan bahan yang mempunyai nama iodin.

 

Singkatnya yang dimaksud dengan bahan kimia yang bersifat oksidator merupakan bahan kimia yang memiliki fungsi sebagai pengoksidasi pada suatu reaksi. Hal tersebut bisa terjadi lantaran adanya perpindahan ataupun hilangnya muatan elektron. Pembahasan selebihnya seperti berikut:

 

Contoh Bahan Kimia Oksidator

 

Secara umum bisa dikatakan bahwa contoh bahan kimia oksidator ini tergolong cukup banyak. Meskipun bahan tersebut tidak terdapat pada alam secara bebas. Untuk itu jika orang yang ingin memperoleh bahan kimia ini dalam bentuk murni maka perlu melakukan beberapa proses.

 

Dimana proses yang dimaksud dimulai dengan proses elektrolisis. Istilah ini bisa dipahami sebagai proses melakukan oksidasi pada senyawa bernama halida. Daftar contoh bahan kimia yang bersifat oksidator adalah sebagai berikut:

 

Fluorin

 

Daftar pertama untuk jenis bahan kimia oksidator yakni ada nama fluorin. Bahan kimia satu ini termasuk dalam kategori senyawa golongan VIIA. Umumnya senyawa yang ada pada golongan ini sering dikenal dengan sebutan golongan halogen.

 

Senyawa halogen ini terdiri dari beberapa bahan kimia seperti fluorin, kemudian, klorin, bromin, lalu iodin, serta astatin. Perlu diketahui bahwa senyawa dengan nama astatin ini tidak termasuk dalam kategori senyawa oksidator. Pasalnya astatin masuk dalam senyawa radioaktif.

 

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa fluorine menjadi bahan kimia yang bersifat oksidator terkuat. Proses elektrolisis yang dilakukan pada senyawa fluorin ini harus ditempatkan pada wadah yang bahannya dibuat dari baja.

 

Klorin

 

Daftar selanjutnya untuk bahan kimia oksidator ada nama dari senyawa klorin. Perlu diketahui bahwa senyawa satu ini masuk dalam golongan VIIA yang mempunyai warna hijau. Pada alam senyawa ini tidak terdapat secara bebas melainkan hadir berbentuk gabungan dari NaCl.

 

Bisa juga hadir berbentuk senyawa mineral contohnya seperti silvit maupun kamalit. Bisa dikatakan bahwa klorin ini adalah suatu senyawa yang hadir dalam bentuk gas dengan warna hijau kekuningan. Bau yang dimiliki cukup menyengat serta bersifat racun jika terkena tubuh secara langsung.

 

Bromin

 

Senyawa ini tergolong dalam unsur halogen yang mempunyai warna merah cenderung gelap. Sifatnya adalah korosif jika hadir dalam bentuk larutan. Senyawa bernama bromin ini diketahui mempunyai tingkat kekentalan uang tergolong tinggi.

 

Terlebih ketika dilakukan perbandingan dengan air. Adapun fungsi yang dimiliki oleh senyawa ini yaitu untuk kebutuhan dalam dunia kedokteran sampai dengan untuk kebutuhan pemurnian air.

 

Iodin

 

Sejumlah orang menyebut senyawa satu ini dengan kata yodium. Busa dikatakan bahwa senyawa ini keberadaannya cukup berlimpah di tanah, udara maupun air. Terlebih yaitu pada air laut. Senyawa yodium ini ternyata perannya cukup penting bagi metabolisme tubuh manusia.

 

Satu diantaranya yaitu untuk kebutuhan kelenjar tiroid. Dimana kelenjar tiroid uni tergolong gampang membesar ataupun bengkak ketika kekurangan zat yodium ini. Hal sebaliknya juga berlaku, yaitu ketika jumlah iodin terlalu banyak maka bisa menyebabkan overdosis.

 

Baca Juga : Begini Cara Penanganan Bahan Kimia Beracun Dan Berbahaya

 

Dampak Bahan Kimia Oksidator

 

Penting untuk diketahui bahwa bahan kimia yang bersifat oksidator ini mempunyai sejumlah dampak bagi kehidupan. Mulai dari dampak lingkungan sampai dengan dampak kesehatan. Lenkh jauhnya bisa disimak dalam uraian berikut:

 

Fluorin

 

Jika dilihat dari dampak lingkungan yang dimiliki. Senyawa fluorin dampaknya cukup bagus untuk kebutuhan tanaman supaya bisa tumbuh subur. Tentunya hal ini harus pas dengan dosis yang diperlukan.

 

Akan tetapi ketika dosis yang digunakan terlalu banyak maka bisa menimbulkan terjadinya pada jumlah panen yang berkurang atau sedikit. Serta jika dosis terlalu sedikit bisa berdampak pada nutrisi yang kurang pada tumbuhan dan perkembangannya juga bisa terhambat.

 

Klorin

 

Jika dilihat dari sisi lingkungan, senyawa ini memiliki kandungan air laut. Hingga daratan yang memiliki wilayah yang ada di pinggir pantai bisa dibilang jumlah kloridanya cukup tinggi. Dari sisi kesehatan senyawa yang memiliki bentuk gas hingga gampang terhirup. Bahaya maupun tidak tergantung dengan durasi.

 

Bromin

 

Untuk kebutuhan lingkungan, senyawa bromin ini secara luas dikenal sebagai senyawa insektisida. Fungsinya yaitu bisa membantu para petani untuk menghilangkan beragam serangga yang menyerang tanaman dalam kadar yang pas.

 

Lantaran dampaknya mampu membunuh serangga. Maka dari sisi kesehatan senyawa ini cukup berbahaya lantaran juga mampu membunuh mamalia. Tidak terkecuali bagi manusia itu sendiri.

 

Baca Juga : Dampak Pestisida Bagi Lingkungan dan Bahayanya

 

Iodin

 

Dari segi lingkungan senyawa ini dikenal memiliki sifat radioaktif. Terlebih jika terjadi reaksi antara plutonium dengan uranium. Untuk segi kesehatan senyawa ini diketahui bahan utama dari hormone yang asalnya dari kelenjar tiroid. Perannya cukup penting bagi metabolisme tubuh.

 

Demikian sekilas pembahasan terkait bahan kimia oksidator yang perlu diketahui. Ternyata beberapa bahan kimia yang disebutkan di atas memiliki dampak bagi kehidupan. Baik dari segi kesehatan maupun lingkungan sehingga perlu dipakai pada dosis yang pas.

Sabtu, 30 Juli 2022

Dampak Pestisida Bagi Lingkungan dan Bahayanya

Dampak Pestisida Bagi Lingkungan dan Bahayanya

dampak pestisida bagi lingkungan

Dampak Pestisida Bagi Lingkungan - Pestisida merupakan salah satu jenis obat-obatan yang sering digunakan, terutama dalam bidang pertanian. Fungsinya adalah untuk membasmi penyakit atau hama yang sering timbul dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

 

Meskipun memiliki peranan yang cukup penting dan membantu, namun penggunaan pestisida ternyata tidak sepenuhnya baik dan aman, Lho. Apa dampak yang ditimbulkan pestisida bagi lingkungan dan bagaimana bahayanya akan dikupas tuntas pada artikel berikut ini.

 

Apa Itu Pestisida?


Seperti yang telah kita bahas di atas, pestisida merupakan gabungan dari beberapa senyawa kimia yang difungsikan sebagai racun. Tujuan dari penggunaannya adalah untuk membunuh gulma, hama dan berbagai hewan penganggu lainnya. Dimana hewan-hewan ini biasanya muncul dan menghambat pertumbuhan bahkan merusak kelangsungan hidup tanaman.

 

Dengan penggunaan pestisida, hewan dan gulma pengganggu ini dapat diminimalisir. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian serta membuat sistem pertanian lebih efisien dan ekonomis.


Meskipun dalam beberapa aspek penggunaan pestisida cukup menguntungkan, namun pemakaian obat-obatan pembasmi hama juga dapat memicu timbulnya berbagai masalah. Beragam masalah ini tidak hanya berakibat buruk bagi lingkungan, tetapi juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. 

 

Oleh karenanya, penggunaan obat-obatan pembasmi hama juga seharusnya ditakar dengan bijak. Jadi, menggunakan harus dengan takaran yang masih tergolong dalam batas aman. Serta tentu saja sebaiknya tidak digunakan secara terus-menerus agar dampak buruknya tidak terlalu besar.


Mengenal Beragam Jenis Pestisida


Di pasaran ada banyak sekali jenis dan macam-macam obat pembasmi hama. Obat pembasmi hama atau pestisida ini dibedakan menjadi beberapa jenis. Klasifikasinya umumnya dibuat sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Simak beberapa contoh tentang jenis-jenis pestisida berikut ini :


1. Herbisida


Jenis pestisida yang pertama adalah herbisida. Dimana herbisida merupakan jenis obat yang digunakan untuk membasmi hama yang terdapat pada tanaman. Contohnya untuk mematikan gulma pengganggu. Contoh tanaman gulma yang paling umum yakni seperti eceng gondok, rumput teki, tumbuhan alang – alang dan sejenisnya.

 

Baca Juga :  ISO 14001 - Sistem Manajemen Lingkungan Yang Harus Di Pahami


2. Insektisida


Insektisida merupakan jenis pestisida yang fungsinya untuk membasmi serangga. Jadi, pestisida ini digunakan untuk memusnahkan berbagai hewan seperti rayap, semut, belalang, wereng, ulat, kecoak, dan lain-lain.


3. Fungisida


Seperti namanya, jenis obat pembasmi hama tersebut digunakan untuk menghilangkan jamur (fungi). Contohnya digunakan untuk membasmi timbel atau fungisida.


4. Nematisida


Jenis pestisida yang satu ini biasanya digunakan untuk memberantas hama yang dapat merusak akar tanaman. Contohnya saja seperti hama cacing dan lain sebagainya.


5. Akarisida


Seperti namanya, akarisida merupakan obat pembasmi hama yang fungsinya untuk memusnahkan hewan pengganggu seperti tungau atau kutu.


6. Algalisida


Jenis pestisida yang satu ini merupakan obat yang digunakan untuk membunuh ganggang atau alga. Fungsinya adalah untuk membunuh tanaman-tanaman sejenis ganggang yang sering mengganggu petani.


7. Alvisida


Ketika musim panen tiba, sawah petani sering terganggu dengan adanya burung-burung pemakan padi. Untuk itulah Anda dapat menggunakan obat jenis alvisida. Dimana alvisida merupakan obat yang fungsinya untuk mencegah atau membunuh burung-burung pemakan padi di sawah.


Meskipun tujuannya untuk membasmi hama, namun sebaiknya pestisida ini tidak digunakan secara terus menerus. Terlebih jika penggunaannya terlalu banyak dengan sektor lahan yang luas. Bisa jadi aktivitas ini akan menggganggu simbiosis sekitar.

 

8. Bakterisida

 

Seperti namanya, bakterisida merupakan jenis obat-obatan yang berguna untuk membunuh bakteri. Tujuannya yakni membasmi bakteri yang merusak maupun mematikan tumbuhan atau tanaman tertentu.

 

9. Molluskisida

 

Populasi siput memang terkadang menjadi pengganggu bagi petani. Untuk mengatasinya, Anda dapat menggunakan pembasmi hama jenis molluskisida. Dimana molluskisida merupakan obat-obatan pembasmi hama yang digunakan untuk meminimalisir populasi siput yang banyak hidup dilahan pertanian.

 

10. Rodentisida


Obat pembasmi hama rodentisida biasanya digunakan untuk memberantas jenis hama yang masuk dalam golongan hewan pengerat. Misalnya saja  seperti hama tikus, rayap dan lain sebagainya.

 

Baca Juga :  Pemanasan Global Adalah Fokus Utama Kita Saat Ini


Mengenal Pestisida dan Dampak Penggunaannya


Meskipun dalam berbagai aspek penggunaan pestisida dianggap menguntungkan serta dapat membantu perkembangan pertanian. Namun, apabila dikaji lebih lanjut, dampak buruk penggunaan pestisida juga tidak kalah besar dan memprihatinkan.

 

Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat-obatan pembasmi hama tersebut? Mari kita simak pembahasan selengkapnya terkait efek penggunaan pestisida di bawah ini.


1. Dampak Positif Penggunaan Pestisida


Pestisida merupakan bahan racun yang digunakan untuk membunuh berbagai organisme yang hidup dan dapat menganggu tumbuhan. Khususnya untuk bidang pertanian, penggunaan pestisida sangat menguntungkan. Diantaranya karena beberap hal berikut:


  • Pestisida mudah didapat dan diperoleh dimana saja, terutama di toko-toko yang menjual produk-produk pertanian.
  • Penggunaan pestisida dapat meningkatkan hasil panen, sehingga dapat meningkatkan keuntungan dari segi ekonomi.
  • Pestisida dapat diaplikasikan pada tanaman dengan mudah dan kapan saja.
  • Penggunaan pestisida akan membantu petani dari resiko gagal panen akibat banyaknya hama dan penyakit.
  • Dapat digunakan untuk lahan area luas dan tidak membutuhkan waktu lama untuk pengaplikasiannya.


2. Dampak Negatif Pestisida


Selain beberapa dampak positif seperti yang telah disebutkan di atas, penggunaan pestisida juga menimbulkan beberapa dampak negatif. Pasalnya, penggunaan racun yang terus-menerus atau berlebihan tentunya tidak baik. Dan juga pastinya dapat mengakibatkan efek samping jangka panjang.


Berikut beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pestisida :


  • Penggunaan pestisida dapat merusak kesuburan tanah.
  • Pestisida merupakan senyawa berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Mulai dari iritasi pada kulit hingga keracunan.
  • Apabila buah-buahan yang disemprot menggunakan pestisida dikonsumsi, dapat mengakibatkan keracunan hingga berbagai masalah kesehatan.
  • Apabila manusia menggunakan pembasmi hama, lalu tanpa diimbangi dengan perlengkapan keselamatan yang memadai dapat mengalami keracunan. Baik pada saat proses penyiapannya, proses penggunaan ataupun sesudah melakukan penyemprotan.
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung pestisida dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit kronis.


Dampak Buruk Pestisida Bagi Lingkungan


Tidak hanya bagi manusia, pestisida juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan alam sekitar kita. Kerusakan lingkungan serta punahnya ekosistem merupakan sebagian kecil dari dampak buruk penggunaan pestisida.

 

Berikut akan kami uraikan beberapa dampak buruk pestisida yang erat kaitannya dengan ekosistem dan lingkungan.


1. Berkurangnya Kesuburan Tanah


Dampak buruk pestisida yang pertama erat kaitannya dengan masalah kesuburan tanah. Penggunaan pestisida disinyalir dapat menyebabkan punahnya berbagai fauna, yang kemudian juga berimbas pada menurunnya kesuburan tanah.


Kemerosotan struktur tanah, keracunan, terjadinya pemasaman tanah, serta polusi merupakan penyebab utama berkurangnya kesuburan. Penggunaan pestisida yang dilakukan secara terus-menerus serta berlebihan merupakan salah satu pemicunya.


2. Punahnya Spesies


Penggunaan pestisida juga dapat mengakibatkan punahnya berbagai spesies, baik biota air maupun darat. Di bumi ini ada berbagai jenis hewan yang hidup, ada yang memiliki kekebalan yang baik. Namun ada juga yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat, ya?

 

Selain membasmi hama, penggunaan pestisida juga dapat mematikan berbagai hewan yang tidak memiliki kekebalan tubuh yang baik. Hal tersebut merupakan kabar buruk, karena apabila batas adaptasi hewan tersebut telah terlampaui. Maka dapat mengakibatkan spesies tersebut menjadi punah dan mati.


3. Terjadi Ledakan Hama


Selain berfungsi untuk membasmi hama, pestisida juga dapat mematikan hewan-hewan yang lainnya. Salah satu spesies yang dapat mati akibat obat tersebut adalah predator. Jika para predator ini punah, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya ledakan hama akan menjadi hal yang tidak dapat terhindarkan.


4. Gangguan Keseimbangan Lingkungan


Kepunahan hewan atau spesies tertentu merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan keseimbangan pada lingkungan. Rusaknya ekosistem juga berimbas pada berubahnya pola interaksi pada rantai makanan.


Imbasnya mata rantai makanan akan berubah, demikian juga dengan aliran energi. Hasil akhirnya, daur materi, keseimbangan lingkungan, hingga daur biogeokimia juga akan terganggu.


Kesimpulan


Pestisida merupakan gabungan dari berbagai senyawa yang berfungsi untuk membasmi hama serta penyakit pada tanaman. Karena harganya yang murah serta mudah digunakan, obat-obatan ini sering dijadikan alternatif oleh para petani untuk mengatasi masalah hama dan juga gulma yang menggangu pertanian.

 

Meskipun memberikan banyak keuntungan serta dapat meningkatkan hasil pertanian, namun penggunaan pestisida ternyata memiliki banyak dampak negatif. Diantaranya dapat menimbulkan masalah kesehatan, menganggu kesuburan tanah, hingga merusak ekosistem. Oleh karenanya, penggunaan pestisida sebaiknya dibatasi serta ditakar dengan bijak. Tentu saja agar kerusakan yang ditimbulkannya dapat diminimalisir sebaik mungkin.

Minggu, 15 Mei 2022

Pemanasan Global Adalah Fokus Utama Kita Saat Ini

Pemanasan Global Adalah Fokus Utama Kita Saat Ini

Pemanasan global adalah suatu kondisi dimana suhu di bumi mengalami kenaikan secara menyeluruh. Beberapa waktu ini, isu tentang pemanasan global atau global warming kian gencar dibicarakan.

 

pemanasan global adalah

Pasalnya, pemanasan global disebut-sebut sebagai salah satu ancaman terbesar bagi manusia. Terutama bagi kelangsungan hidup manusia di planet bumi.


Secara sederhana, pemanasan global dapat diartikan sebagai keadaan dimana ekosistem di bumi yang tidak seimbang. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya atmosfer pada laut ataupun daratan di bumi yang dipicu oleh beberapa faktor.


Ketahui lebih jauh mengenai apa itu pemanasan global secara tuntas. Mulai dari pengertian, penyebab, dampak, hingga bagaimana cara menanggulanginya pada artikel berikut ini.


Apa Itu Pemanasan Global?


Pemanasan global juga dikenal dengan istilah global warming, hal tersebut juga ditandai dengan meningkatnya suhu pada seluruh wilayah, hingga adanya cuaca yang ekstrim dan tidak menentu.


Ini merupakan salah satu efek nyata yang dapat kita rasakan dari adanya pemanasan global. Terjadinya global warming tentu bukan tanpa alasan. Salah satu penyebabnya adalah karena pencemaran lingkungan, serta pola hidup manusia yang semakin berkembang dan berubah.


Meskipun menjadi resiko yang tidak terhindarkan, namun pemanasan global juga dapat diminimalisir dengan berbagai langkah pencegahan. Karena sebenarnya, dengan beberapa langkah-langkah sederhana yang kita ambil. Meningkatnya pemanasan global di bumi dapat dikurangi atau setidaknya diminimalisir.


Tindakan kita saat ini bisa menjadi aksi nyata menjaga bumi agar tetap aman dan nyaman ditinggali di masa mendatang.


Memahami Penyebab Terjadinya Pemanasan Global


Pemanasan global pada umumnya terjadi karena naiknya suhu udara di bumi. Meningkatnya pemanasan global sudah terjadi sejak abad ke-20. Hal ini disebabkan karena efek rumah kaca serta pola hidup manusia yang menjadi pemicunya.


Di bumi, ada lapisan udara yang bernama atmosfer. Dimana atmosfer ini merupakan lapisan yang berfungsi untuk melindungi bumi kita tercinta. Pada lapisan atmosfer sendiri, terdiri dari beberapa komposisi.


Baca Juga: Kimia Lingkungan dan Kehidupan Sehari – hari


Diantaranya adalah 78 % nitrogen, 21% Oksigen, serta 1% gas lainnya. Dimana gas tersebut terdiri dari karbondioksida, uap air, gas metana, dinitrogen oksida dan lain sebagainya. Ketika jumlah gas-gas lain meningkat, inilah yang menjadi pemicu terjadinya pemanasan global.


Terjadinya pemanasan global diawali karena pancaran sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh matahari tidak terserap oleh lapisan ozon. Inilah sebab yang membuat panas memantul kembali ke bumi dan membuat suhu atmosfer menjadi naik.


Naiknya suhu atmosfer akan mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrim. Selain itu dapat memicu timbulnya berbagai bahaya bagi makhluk bumi. Meningkatnya suhu bumi, mencairnya lapisan gletzer di daerah kutub dan berbagai fenomena lainnya. Itulah beragam bahaya yang menjadi contoh nyata dampak buruk global warming.


Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus, maka akan membuat lingkungan yang kita tinggali menjadi semakin tidak nyaman. Sekaligus juga membuat manusia kesulitan mencari tempat yang aman untuk hidup. Oleh sebab itu, mencari cara untuk menanggulangi global warming sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari kita bersama.

 

Penyebab Terjadinya Pemanasan Global?

 

Pemanasan global di bumi kita tercinta bukan terjadi dengan begitu saja. Penyebabnya dapat dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya karena adanya efek samping jangka panjang dari tindakan dan pola hidup yang dilakukan oleh manusia sehari-hari.


Suhu yang meningkat dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Beberapa penyebab yang dapat menjadi pemicunya antara lain adalah sebagai berikut:


1. Efek Rumah Kaca


Penyebab meningkatnya pemanasan global salah satunya disebabkan karena efek rumah kaca. Dimana efek rumah kaca membuat panas bumi terperangkap di atmosfer, serta tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa.


Selain efek rumah kaca, meningkatnya gas rumah kaca juga memicu terjadinya pemanasan global. Gas rumah kaca terjadi karena adanya pembakaran minyak bumi. Misalnya saja seperti karena adanya pembakaran gas alam, pembakaran batu bara dan lain sebagainya. 

 

Semakin banyak gas rumah kaca yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula konsentrasi ozon yang dihasilkan pula. Akibatnya radiasi dari sinar ultraviolet akan semakin besar dan membuat suhu menjadi meningkat.

 

2. Penggunaan Bahan Bakar Minyak

 

Penggunaan bahan bakar minyak untuk berbagai kendaraan, seperti motor, mobil, dan lain-lain juga merupakan pemicu global warming. Penggunaan bahan bakar akan menghasilkan karbondioksida sebagai efek sampingnya.

 

Karbondioksida ini akan menangkap panas, namun tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa sehingga panas yang dihasilkan akan kembali memantul ke bumi. Sekaligus juga membuat suhu udara menjadi meningkat.

 

3. Pemakaian Energi Listrik

 

Listrik yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari ternyata juga dapat memicu meningkatnya pemanasan global. Sama seperti bahan bakar, energi listrik juga menghasilkan gas karbondioksida sebagai efek sampingnya.

 

Apabila pemakaian energi listrik meningkat, maka polusi yang dihasilkan juga akan semakin besar. Selain menjadi penyebab meningkatnya global warming, pemakaian energi listrik yang berlebihan juga dapat merusak lingkungan.

 

4. Karbon Monoksida

 

Karbon monoksida juga dihasilkan sebagai efek samping dari penggunaan kendaraan bermotor. Berbagai kendaraan bermesin seperti mobil, motor, kereta api dan lain sebagainya. Menghasilkan gas karbon monoksida yang juga disinyalir sebagai penyebab meningkatnya pemanasan global.

 

5. Polusi Metana

 

Polusi metana dihasilkan dari pemecahan berbagai bahan organik. Diantaranya seperti gas yang dihasilkan dari pemecahan hasil pertanian, peternakan, hingga perkebunan.

 

Polusi metana tidak hanya menjadi pemicu pemanasan global, tetapi juga dapat merusak lingkungan. Metana juga bersifat memerangkap panas pada lapisan atmosfer, sehingga ketika panas tersebut dipantulkan ke bumi. Maka dampak akhirnya yakni suhu udara pun akan meningkat pesat.

 

6. Perilaku Hidup Konsumtif

 

Penyebab lain terjadinya pemanasan global juga dikarenakan oleh perilaku manusia itu sendiri. Pola hidup konsumtif merupakan salah satu pemicunya. Penggunaan sampah plastik yang berlebihan, boros dalam penggunaan energi adalah contoh pola hidup konsumtif.

 

Ini juga merupakan pemicu utama dari kerusakan yang di alami oleh alam semesta. Polusi yang dihasilkan oleh kegiatan sehari-hari, kemudian tidak diimbangi dengan pola hidup ramah lingkungan. Di masa depan, perilaku ini akan menjadi bom waktu yang membuat pemanasan global menjadi semakin meningkat dari waktu ke waktu.

 

7. Gas Industri

 

Meningkatnya kegiatan industri yang dilakukan oleh manusia menjadi penyumbang terbesar bagi polusi udara. Asap pabrik yang dihasilkan dari proses industri, menghasilkan gas metana, gas karbon monoksida, karbondioksida dan lain-lain. Gas-gas ini juga menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon yang menyelimuti planet bumi.


8. Penggunaan CFC Yang Tidak Terkontrol


CFC merupakan bahan utama yang digunakan untuk membuat berbagai peralatan rumah tangga. CFC biasanya digunakan pada alat-alat elektronik seperti kulkas, AC dan lain sebagainya.


Meskipun memiliki manfaat yang sangat banyak, namun penggunaannya juga perlu dibatasi. Karena efek sampingnya yang buruk bagi lingkungan, salah satunya dapat meningkatkan resiko terjadinya pemanasan global.


9. Menyempitnya Hutan


Menyempitnya hutan yang ada di bumi, baik karena dibuka untuk lahan pertanian ataupun permukiman. Inilah yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Seperti yang kita ketahui, hutan merupakan paru-paru dunia.


Dimana dari tumbuhan yang dihasilkan di dalamnya, kebutuhan manusia akan oksigen serta air akan tercukupi.

 

Namun apabila hutan semakin menyempit, maka kebutuhan manusia akan udara yang bersih termasuk oksigen juga akan berkurang. Jika demikian, terjadinya pencemaran udara tidak dapat terhindarkan.

 

Kemudian, kebutuhan manusia akan udara bersih pun tidak akan tercukupi. Demikian juga dengan meningkatnya polusi udara dan pemanasan global tidak terhindarkan dengan semakin menyempitnya hutan.


Bagaimana Cara Mengatasi Pemanasan Global?


Pencemaran lingkungan maupun pemanasan global memang suatu resiko yang tidak dapat terelakkan. Meskipun tidak dapat dihindari, namun dampak buruknya sebenarnya masih dapat diminimalisir.

 

Salah satunya yaitu dengan mengubah pola hidup dan kebiasaan kita sehari-hari. Bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Berikut ini langkah nyata yang bisa kita lakukan mulai dari sekarang.

 

1. Menerapkan Pola Hidup Ramah Lingkungan 


Pola hidup manusia menjadi salah satu penyebab utama terjadinya pemanasan global. Karena itulah, langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah semakin memburuknya dampak global warming. Anda dapat menerapkan pola hidup ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R, atau reuse, reduce dan recycle.


  • Reuse adalah upaya untuk menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
  • Reduce adalah usaha untuk menghasilkan sampah seminimal mungkin.
  • Kemudian recycle merupakan upaya daur ulang.

 

2. Menghemat Pemakaian Listrik


Menghemat pemakaian listrik juga dapat dijadikan upaya untuk menanggulangi meningkatnya pemanasan global. Dengan menghemat listrik, maka karbondioksida yang dihasilkan sebagai efek sampingnya juga dapat diminimalisir.


Hal ini secara tidak langsung akan membuat pemicu global warming menjadi berkurang. Lantas bagaimana cara yang harus dilakukan untuk menghemat listrik?


  • Menggunakan listrik secukupnya.
  • Mengurangi penggunaan AC dengan menambah fentilasi rumah.
  • Mengganti bola lampu di rumah dengan lampu hemat energi.
  • Mengganti berbagai peralatan listrik mulai dari blender, kulkas, mesin cuci dan lain sebagainya.
  • Dengan peralatan yang memiliki daya kecil sehingga lebih hemat energi.


3. Menghindari Pola Hidup Konsumtif


Pola hidup konsumtif yang dilakukan oleh manusia sekarang ini, juga menjadi pemicu utama timbulnya pencemaran lingkungan. Penggunaan barang sekali pakai, sampah plastik, dan benda-benda yang sulit didaur ulang juga menambah daftar panjang dari jumlah sampah yang dihasilkan.

 

Oleh karenanya, untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya kita mulai membiasakan diri untuk menghindari pola hidup konsumtif. Yaitu dengan meminimalisir sampah yang dihasilkan, bijak mengelola sampah, menerapkan pola hidup sehat dan lain sebagainya.


4. Menggunakan Produk Ramah Lingkungan


Sekarang ini banyak sekali produsen yang membuat produk-produk ramah lingkungan. Misalnya seperti detergen ramah lingkungan, sabun ramah lingkungan dan lain-lain. Oleh karenanya, Anda dapat memulainya dengan beralih menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan tersebut.


Baca Juga: ISO 14001 - Sistem Manajemen Lingkungan Yang Harus Di Pahami


Meskipun sepele, langkah sederhana ini merupakan tips jitu untuk menghindari pencemaran lingkungan, sekaligus mencegah meningkatnya pemanasan global.


5. Melakukan Penghijauan


Tumbuhan dan pepohonan merupakan media yang baik untuk menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Semakin banyak jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau, semakin bagus juga kualitas udara bagi lingkungan sekitarnya.

 

Selain menghasilkan udara segar yang dibutuhkan manusia, pepohonan juga dapat menyerap beberapa gas berbahaya seperti karbondioksida ataupun karbon monoksida yang dihasilkan akibat polusi.

 

Jadi dengan menambah jumlah pepohonan, secara tidak langsung Anda akan memperbaiki kualitas lingkungan sehingga dampak buruk pemanasan global pun dapat diminimalisir.

 

Lakukan penanaman tumbuhan dan pepohonan hijau di lingkungan sekitar kita, atau melakukan reboisasi pada hutan yang gundul. Inilah akan menjadi langkah terbesar yang dapat di lakukan untuk memperbaiki kualitas dan kelestarian bumi tercinta.


Kesimpulan


Pemanasan global merupakan fenomena dimana suhu bumi menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena panas yang dihasilkan oleh bumi tidak dapat terserap oleh lapisan ozon, melainkan dipantulkan kembali ke atmosfer. Dampaknya yakni suhu di bumi akan semakin meningkat. 

 

Pemanasan global merupakan fenomena berbahaya yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Ketahui apa pemicu terjadinya global warming, serta bagaimana cara menanggulanginya.

 

Dengan begitu mudah bagi Anda melakukan pencegahan serta meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan nantinya.

Video Ulasan ISO 17025