Senin, 24 Oktober 2022

Fungsi Shaker Laboratorium dan Jenis-jenisnya

shaker laboratorium

Fungsi Shaker Laboratorium - Shaker laboratorium adalah golongan peralatan yang sering dimanfaatkan untuk sebuah penelitian. Jika laboratorium sedang menguji atau meneliti sesuatu, maka shaker ini akan sangat berguna. Oleh sebab itu, bukan hal aneh jika ada shaker di dalam wilayah laboratorium jenis apapun.

 

Bagi yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka harus tahu dulu informasi mendetail tentang shaker ini. Mulai dari pengertian, jenis, hingga aspek lain yang penting untuk dipahami. Agar pembahasannya lebih jelas dan menyeluruh, simak daftar uraian menyeluruh di bagian bawah ini:

 

Pengertian dan Fungsi Shaker di Laboratorium

 

Alat yang diberi nama shaker laboratorium adalah suatu golongan alat yang fungsinya sebagai media mencampurkan larutan atau zat. Saat penelitian dilakukan di laboratorium, terkadang penguji perlu mencampur beberapa zat secara menyeluruh dan mendetail.

 

Kenapa proses mencampur tidak dilakukan secara manual agar tidak membutuhkan banyak alat? Mungkin pertanyaan semacam ini akan terlontar jika belum memahami fungsi kompleks dari shaker ini. Jika dilihat dari hasil pencampurannya, maka penggunaan shaker tidak bisa dibandingkan dengan cara manual.

 

Zat atau larutan yang sudah dicampur dalam shaker akan berubah menjadi satu kesatuan yang kemudian diberi nama homogen. Golongan homogen ini bisa terdiri dari virus, bakteri, jamur, atau bahkan spora. Jika memanfaatkan cara manual, maka proses homogenisasi tidak akan terjadi.

 

Oleh karenanya, shaker ini akan sangat dibutuhkan dalam proses tersebut. Prinsip kerja alat ini sendiri akan mengedepankan unsur getarnya. Jika tabung kaca yang diletakkan di atas shaker mengalami getaran atau gerakan, maka prosesnya bisa dikatakan sedang dimulai.

 

Terkadang getaran ini tidak akan terlihat secara jelas. Hal ini dikarenakan getaran yang ditimbulkan tergolong kencang sehingga tidak akan terlihat dengan jelas oleh pihak yang melihatnya. Proses ini tentunya penting dan akan sangat berdampak pada hasilnya.

 

Baca Juga : Alat Laboratorium Kimia Yang Perlu Di Kalibrasi

 

Jenis Shaker di Laboratorium

 

Setelah memahami pengertian dan fungsi dari shaker laboratorium, maka pengguna harus tahu juga tentang jenis-jenisnya. Aspek ini memang sangat penting untuk dipahami siapa saja agar proses pemanfaatannya bisa sesuai dengan aturan yang tepat.

 

Setidaknya ada empat golongan utama dari shaker ini. Setiap golongan pastinya memiliki ciri khas pembeda meski fungsinya sama-sama untuk mencampurkan zat. Penasaran apa saja golongan shaker ini? Untuk lebih jelasnya, simak daftar dan rincian berikut ini:

 

Orbital Shaker

 

Golongan pertama yang harus dipahami adalah orbital shaker. Gerak putaran atau getaran pada golongan yang satu ini tergolong rendah. Bahkan suhunya juga tidak terlalu tinggi. Karena hal ini, maka inkubasi shaker ini tergolong sangat lama dan bisa mencapai waktu 24 jam.

 

Selain itu, fakta bahwa suhunya rendah juga membuat orbital shaker akan pas difungsikan untuk sampel bakteri, jamur, dan spora. Dengan demikian, aspek penggunaannya juga tidak akan berpatokan pada cairan khusus yang membutuhkan media gelas khusus.

 

Bentuk shaker ini sendiri tergolong sangat terbuka dan tidak akan ada perekat gelas. Dengan demikian, pengguna bisa memanfaatkan bentuk gelas apapun untuk diletakkan di ata shaker ini. Jika dibandingkan dengan shaker lainnya, maka bentuk ini adalah yang paling simpel.

 

Platform Shaker

 

Pilihan shaker kedua yang harus diketahui adalah platform shaker. Untuk golongan ini, alas shakernya akan berbentuk datar dan tidak cekung. Oleh karenanya, pengguna harus memakai gelas yang memiliki alas mendatar. Dengan demikian, gelas bisa dimasukkan untuk mulai dicampur zat di dalamnya.

 

Gelas yang sering dimanfaatkan pada shaker ini adalah beaker, erlenmeyer, dan yang lainnya. Semua golongan ini tentunya memiliki alas yang mendatar. Jika pengguna tetap ingin memanfaatkan gelas dengan alas cembung, maka proses pencampurannya tidak akan bisa selesai.

 

Saat memanfaatkan platform shaker, maka pengguna bisa menyesuaikan kecepatan getaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Jenis putarannya juga bisa diatur dan tidak akan berpatokan pada satu proses saja. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan pengguna.

 

Incubator Shaker

 

Golongan ketiga yang harus dipahami adalah incubator shaker. Pada penerapannya, golongan ini bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan getaran dan putaran seperti shaker lainnya. Namun tidak hanya itu, shaker ini juga bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi awal dari larutannya.

 

Hal ini tidak akan ditemui di shaker lain yang bisa dipilih. Karena shaker ini adalah satu-satunya yang bisa memunculkan fungsi tersebut, maka banyak peneliti yang memanfaatkan shaker ini. Biasanya, incubator shaker akan dipakai untuk DNA dan inkubasi pada mikroba khusus.

 

Vortex Shaker

 

Pilihan terakhir yang bisa dipahami adalah vortex shaker. Jika dibandingkan dengan shaker lain, maka vortex ini memiliki rincian ukuran yang paling kecil. Kelebihan dari shaker ini adalah bisa memisahkan larutan utama yang akan diuji dengan sel dari zat yang mengganggu larutan.

 

Demikianlah penjelasan menyeluruh tentang shaker laboratorium yang harus dipahami. Melalui segala informasi di atas, maka pengguna bisa langsung mempelajarinya sebagai referensi acuan utama. Karena setiap detailnya penting, maka jangan sepelekan bahkan satu bagian pun.

Kontributor adalah seorang praktisi dan konsultan yang ahli dibidang penerapan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017. Semoga blog ini menjadi sarana berbagi dan silaturahmi kita sesama personel laboratorium.

Silahkan berkomentar yang positif ya sobat
EmoticonEmoticon

Video Ulasan ISO 17025