Senin, 03 Oktober 2022

Pipet Ukur Laboratorium

pipet ukur laboratorium

Pipet Ukur Laboratorium -  Bagi yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka akan sering bersinggungan dengan laboratorium dan segala peralatannya. Salah satu golongan peralatan yang akan dimanfaatkan adalah pipet ukur. Sebelum memanfaatkannya, segala aspek tentang pipet ukur laboratorium ini harus dipahami dulu.


Apabila segala aspeknya sudah dipahami dengan baik, maka proses penggunaannya juga akan lebih terarah dan tidak akan salah. Penasaran tentang penjabaran menyeluruh dari alat ini? Untuk mengetahuinya, simak detail penjabaran berikut ini secara mendalam:

 

Definisi dan Fungsi Pipet Ukur

 

Jika dijelaskan secara definisi, pipet ukur laboratorium adalah peralatan yang tergolong dalam alat kaca. Pemanfaatannya sendiri akan ditemui di lingkungan laboratorium atau wilayah lain yang erat kaitannya dengan unsur kimia. Jadi alat ini tidak akan ditemui dalam keseharian biasa.

 

Bentuk dari pipet ukur ini sebenarnya kecil dan memanjang. Ukuran yang tidak besar ini tidak terlepas dari fungsi dan penggunaannya. Dengan ukuran ini, maka pipet ukur akan lebih mudah dimanfaatkan untuk menarik cairan masuk de dalamnya sebelum dimanfaatkan.

 

Fungsi dari pipet ukur sendiri yaitu sebagai wadah untuk mengukur dan menampung suatu golongan cairan sebelum dipindahkan ke wadah lainnya. Karena fungsinya adalah untuk mengukur, maka ukuran pipet ini beragam, mulai dari 1 ml sampai dengan 50 ml.

 

Skala ukuran ini akan terlihat dengan jelas di bagian badan pipet ukurnya. Jadi, pengguna akan lebih mudah dalam melihat sejauh mana cairan sudah masuk ke dalam pipet ukur. Namun jenis atau golongan pipet ukur ini juga menjadi acuan dalam pemanfaatannya.

 

Jenis Pipet Ukur

 

Apabila diteliti lebih jauh, pipet ukur laboratorium ini akan terbagi menjadi dua golongan utama. Sebelum benar-benar memanfaatkannya, perbedaan dari dua golongan ini harus dipahami dengan baik. Jika penasaran apa saja golongan pipet ukur yang bisa dipakai, simak daftar berikut ini:

 

1. Pipet Mohr

 

Pada golongan pertama, ada yang namanya pipet mohr. Jika ingin memanfaatkan golongan ini, maka pengguna harus meluangkan ruang dalam pipet sampai titik terendah. Hal ini sudah menjadi konsep dasar utama yang tidak boleh dilewatkan saat akan memakai pipetnya.

 

Jika nantinya cairan terlihat bertambah, maka pengguna tidak perlu bingung atau cemas volumenya akan berbeda. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa bukan bagian dari susunan volume yang sudah ditentukan sejak awal. Jadi, pengguna bisa melanjutkan proses pemanfaatannya.

 

Baca Juga :  Kalibrasi Alat Lab Yang Sesuai Dengan ISO 17025 versi 2017

 

2. Pipet Serologi

 

Berbeda dengan pipet mohr yang harus dikosongkan sampai titik terendah, untuk pipet serologi maka harus dikosongkan sampai sepenuhnya. Jadi sebelum dimanfaatkan, pastikan tidak ada cairan yang tersisa dalam pipetnya bahkan untuk sepersekian mili saja.

 

Apabila aspek ini diperhatikan dengan baik, maka proses pemanfaatannya akan terarah dengan baik dan tidak akan salah. Jadi sebelum memanfaatkan pipet ukur, pastikan untuk membedakan jenis atau golongannya terlebih dahulu agar tidak ada bagian yang terlewat.

 

Jika pengguna salah atau memanfaatkan pipet serologi dengan konsep kerja pipet mohr, maka prosesnya akan sangat sia-sia. Hal ini dikarenakan ukuran atau volume takaran cairannya akan berbeda dan tidak benar. Alhasil, proses pemanfaatannya akan memberikan hasil yang tidak konkret.

 

Cara Menggunakan Pipet Ukur

 

Setelah mengetahui definisi dan fungsi pipet ukur laboratorium, maka harus paham juga tentang cara menggunakannya. Sebenarnya, proses penggunaan pipet ukur ini bukanlah proses yang rumit atau kompleks. Penggunanya hanya membutuhkan proses tepat, ketelitian, dan kebiasaan saja.


Semakin sering memakai pipet ukur, maka proses pemanfaatannya akan jauh lebih mudah dan tidak akan menyulitkan. Penasaran bagaimana proses penggunaan pipet ukur yang paling tepat sesuai dengan aturannya? Jika ingin mengetahuinya, simak penjabarannya di bawah ini:


Langkah awal yang harus diterapkan adalah dengan memasang rubble buld ke bagian pipet ukur. Rubble buld ini tergolong alat tambahan penting dan krusial yang akan memudahkan proses memasukkan cairan ke dalamnya. Oleh sebab itu, pastikan untuk memasangnya dengan benar.

 

Kemudian, tekan rubble buld dan posisikan ujung pipet ke dalam cairan. Saat pipet sudah di dalam cairan, maka lepaskan ruble buld agar cairannya masuk ke pipet secara otomatis. Jumlah cairan yang akan dimasukkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika sudah cukup, pencet lagi rubble buld-nya.

 

Setelah itu, lepaskan atau pindahkan cairan ke dalam tempat yang sudah disediakan. Dengan demikian, proses penggunaan cairan bisa segera dilakukan atau diterapkan.


Proses pemanfaatan pipet ini memang tidak terlalu sulit. Namun ada beberapa aspek yang juga harus diperhatikan penggunanya, salah satunya adalah unsur kebersihan. Setelah pipet ukur dimanfaatkan, maka harus segera dibersihkan dari segala zat-zat cairan yang sudah menempel.


Untuk membersihkan pipet ukur ini, pengguna hanya perlu mencucinya dengan tambahan bubuk detergen khusus untuk bahan kimia. Setelah itu, pengguna bisa membilasnya dan bisa langsung dikeringkan dengan metode manual. Biarkan saja pipet sampai kering sendiri.


Itulah penjelasan lengkap tentang pipet ukur laboratorium yang harus dipahami. Mulai dari definisi, fungsi, hingga cara penggunaannya sudah di rincikan secara jelas. Jadi, semua informasi tersebut bisa dijadikan referensi acuan utama untuk mulai mempelajari dan memanfaatkannya.

Kontributor adalah seorang praktisi dan konsultan yang ahli dibidang penerapan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017. Semoga blog ini menjadi sarana berbagi dan silaturahmi kita sesama personel laboratorium.

Silahkan berkomentar yang positif ya sobat
EmoticonEmoticon

Video Ulasan ISO 17025