Rabu, 02 Juni 2021

Air Suling : Persyaratan dan Definisi Untuk Digunakan Di Laboratorium

air suling



Air Suling atau sering kita kenal dengan sebutan air destilasi dan aquades adalah zat yang terdiri dari 2 molekul yaitu H (Hidrogen) dan O (Oksigen) yakni H2O. Kita ketahui bersama bahwa, air aquadest menjadi bahan pokok yang paling banyak digunakan di laboratorium terutama untuk laboratorium kimia.


Masih banyak diantara kita yang belum mengetahui persyaratan akuades yang sesuai untuk digunakan di laboratorium. Apalagi laboratoriumnya ingin menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium sesuai dengan ISO 17025 : 2017.


Air suling termasuk kedalam bahan kimia yang digunakan di laboratorium, adapun bahan kimia yang terdapat di lab yaitu pelarut, gas, reagen serta termasuk bahan kimia yang digunakan sebagai penerapan jaminan mutu hasil pengujian.


Dalam penggunaannya, air destilasi  memiliki tingkat kualitas yang di dasari nilai kanduktivitasnya. Karena konduktivitas dapat menginterpretasikan kandungan logam atau analit lain baik itu anion maupun kation yang terkandung di dalamnya. Semakin tinggi nilai konduktivitasnya, maka semakin rendah pula kualitas dan kemurnian air suling tersebut.


Berikut ini terdapat tabel yang bisa anda jadikan sebagai referensi untuk menentukan kualitas akuades di laboratorium:


baku mutu air destilasi suling

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa, semakin tinggi nilai Conductivity atau Daya Hantar Listrik maka kualitasnya semakin rendah dan hanya diperuntukkan untuk mencuci alat gelas di laboratorium.


Penting untuk kita pahami bahwa, apabila kita melakukan pengujian sampel yang mengandung analit hingga ke satuan ppb, maka diperlukan pelarut yang lebih murni agar kita terhindar dari kontaminan pada saat proses pengujian.


Dapat kita bayangkan, apabila pada saat melakukan pengujian menggunakan icp-ms untuk mengukur logam yang sangat rendah kandungannya maka pekerjaan yang kita lakukan akan sia-sia apabila menggunakan air destilasi yang memiliki kualitas rendah. Di tambah lagi, biasanya juga reagen yang digunakan biasanya lebih mahal jika kita mengukur pada ketelitian hingga ppb.


Memang terkesan sepele penggunaan akuades ini, apalagi jika kita tidak pernah melakukan monitoring kualitasnya. Hal inilah terkadang yang menjadi sumber kesalahan pengujian terbesar yang kurang bisa diidentifikasi.


Di dalam persyaratan sistem manajemen mutu laboratorium, terdapat klausul yang mempersyaratkan kualitas akuades ini yakni pada klausul 6.3 tentang kondisi akomodasi dan lingkungan. Dalam  klausul ini dinyatakan bahwa lab harus memantau semua kondisi yang berkaitan dengan keabsahan hasil pengujian. 


Memang tidak disebutkan secara gamblang, bahwa yang harus diperhatikan adalah air destilasi, namun disini saya ingin menginformasikan bahwa selama ini, saya selalu memantau kualitas air destilasi untuk menerapkan klausul 6.3 ini. Adapun yang harus dipantau dari kualitas air destilasi adalah pH dan nilai konduktivitasnya.


Melalui artikel ini juga saya menginformasikan, bahwa kedua parameter tersebut tidak mutlak menjadi acuan dalam menentukan persyaratan air destilasi. Karena persyaratan air suling yang digunakan harus diacu lagi dari metode yang akan digunakan.


Misalkan ada persyaratan metode yang mengharuskan untuk menggunakan air destilasi bebas CO2 maka teman-teman juga harus memantau dan mentreatmen agar air destilasinya bebas dari CO2. Pembebasan air destilasi dari CO2 bisa dengan cara mendidihkan air destilasi di dalam gelas beaker selama 30 menit lalu didinginkan kembali sebelum digunakan.


Bukan hanya itu, terdapat juga suatu metode pengujian yang mempersyaratkan agar aquadest yang digunakan harus terbebas dari kandungan nitrit. Dilansir dari infolabling.com bahwa untuk menurunkan kadar nitrit dari air suling bisa melakukannya dengan cara mendestilasi kembali akuades yang ditambahkan 1 butir kristal kalium permanganan dan barium hidroksida atau kalsium hidroksida.


Baca Juga: Fasilitas dan Kondisi Lingkungan dalam ISO IEC 17025 versi 2017


Adapun perbandingannya adalah 500 mL akuades + 1 butir kristal. Destilat yang tertampung sebanyak 50 mL pertama dibuang lalu tampunglah air destilasi yang keluar selanjutnya.

 

Akhirnya, sekian dulu informasi yang bisa kami berikan, semoga apa yang kami sampaikan bisa memberikan manfaat serta menambah wawasan rekan-rekan sekalian. Jika ada yang ingin ditanyakan, silahkan isi pertanyaan anda melalui kolom komentar. Kami mohon maaf apabila terdapat kalimat yang kurang paham dipahami. Terimakasih wassalamualaikum... Salam sehat dan sukses selalu.


Kontributor adalah seorang praktisi dan konsultan yang ahli dibidang penerapan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017. Semoga blog ini menjadi sarana berbagi dan silaturahmi kita sesama personel laboratorium.

Silahkan berkomentar yang positif ya sobat
EmoticonEmoticon

Video Ulasan ISO 17025